To The City Of Love [사랑의 도시로]

23 3 3
                                        

"JINA!" Teriak temannya.

"Aishhhh...ada apa sih?! Bisa tidak usah teriak-teriak begitu tidak? Kupingku kan masih berfungsi dengan baik Han." Ucap Jina sedikit kesal. Ia tahu pasti mengapa temannya ini meneriaki nya pagi ini.

"Kau benar-benar akan pergi ke Paris?! Tanpaku?! Hebat! Kau tega sekali meninggalkan ku disini sendirian,nanti yang memelukku saat tidur siapa dong?" Tanyanya dengan wajah memelas.

"Kau ajak saja sepupumu kesini,aku tidak keberatan kok asalkan saat pulang nanti apartement ini bersih tak ada sampah berserakan. Kau tau kan aku paling benci kotor?" Ucap Jina sambil memicingkan matanya.

"Ck! Iya-iya aku tau,serius sepupuku boleh menginap?? Kau benar-benar sudah memikirkannya atau belum? Nanti kalo ada yang salah jangan salahkan aku lho! Kau yang membolehkannya menginap" Ucap Hanna panjang lebar.

"Ya begini saja,jika ada sesuatu yang mulai tidak benar kau tinggal ingatkan saja kan? Susah sekali,itukan juga sepupumu kau harus menjaganya dengan baik di apartemenku nanti jadi tidak ada masalah yang akan datang,paham nona manis?" Ucap Jina sedikit menggodan Hanna.

"Ck! Iyaaa..tak usah mencolek daguku seperti itu juga memangnya aku ini anak kecil apa?" Ucap Hanna naik pitam.

"Unch-unchh nona manis ini sedang marah yaa? Sini kupeluk biar marahnya tidak jadi" Ucap Jina yang langsung dibalas senyuman merekah khas dari Hanna lalu mereka pun berpelukan cukup lama.

"Ji..."

"Hmm? Ada apa?" Ucap Jina.

"Berapa hari kau akan pergi? Apa kau akan menetap disana selama berbulan-bulan?" Tanya Hanna khawatir. Sesungguhnya mungkin kalian pikir Hanna terlalu berlebihan,tetapi karena Ia dan Jina sudah menjadi teman melarikan diri dari keluarga yang menyesakkan saat dulu SMA kelas 1,mereka bagaikan saudara yang tak terpisahkan. Jadi wajar saja Hanna akan merindukan Jina walaupun Ia hanya pergi sebentar.

"Hei..memangnya aku kau yang pergi meninggalkanku selama hampir sebulan tanpa kabar sama sekali? Uh-uh that's not my style. Tenang saja aku pergi tidak lama kok hanya seminggu." Ucap Jina sambil memandang Hanna lekat.

"Ya! Seminggu itu juga lama tau!" Ucapnya tidak mau kalah.

"Lamaan siapa coba jika dibandingkan? Masih mending aku bukan? Pergi memberi kabar,saat sampai memberi kabar,jika ada waktu memberi kabar,dan seterusnya nahh coba bayangkan betapa sedihnya aku ditinggal kau yang ternyata pergi untuk melamar pekerjaan di USA?" Ucap Jina tambah menantang. Hanna pun meciut seperti anak anjing yang patuh. Iya juga,jika dibandingkan pun lebih menyedihkan situasi Jina saat itu.

"Hahhhh...baiklah-baiklah kau menang. Sudah siap semua memangnya? Tidak ada yang terlupa kan? Besok pesawatmu jam 8 lho! Awas saja jika bangun kesiangan,aku tidak mau tanggung!" Ucap Hanna ketus.

"Kau ini jahat sekali sih jadi teman,bangunkan aku dong! Atau paling tidak tepuk punggungku seperti saat kau membagunkan ku untuk interview sialan itu" Ujar Jina yang mengundang gelak tawa mereka.
.
.
.
.
.

Jika dilihat-lihat kehidupan Jina dan Hanna memang manis dan tentram tetapi sebelum itu mereka mengalami kejadian yang sangat dibenci oleh para anak-anak dari orang tuanya,ya mereka bertengkar karena apa? Tentu saja karena Jina dan Hanna. Karena sudah bosan dan malas menghadapi pertengkaran Jina dan Hanna melarikan diri dari rumah,lalu bagaimana mereka bisa tinggal di apartement? Tenang mereka tidak sepenuhnya melarikan diri tanpa diketahui kok,Jina dan Hanna tentunya sudah mendapatkan izin dari pihak sang Ibu mereka pun diberikan uang untuk kelangsungan hidup mereka selama terpisah. Dan akhirnya Jina dan Hanna pun tinggal bersama selama beberapa tahun.

Back to the story

Pagi hari yang diawali dengan suara teriakan Hanna temannya pun dilajutkan  dengan aktivitas rutin mereka di pagi hari. Setelah selesai semuanya Jina dan Hanna melesat ke salah satu mall untuk membeli perlengkapan Jina nanti saat di Paris. Sebenarnya mereka tidak perlu ke mall juga sih,tetapi karena Hanna yang memaksa Jina agar Ia tidak memakai baju itu-itu saja.

Flashback sebelum pergi.

"Ji...ayo ke mall,kita harus membeli baju baru untukmu" Ucap Hanna.

"Oh seriously? Baju baru? Kau tidak bercanda lagi kan,Han? Lihat! Koperku saja sudah penuh begini mau kau tambahkan lagi ya mana cukup!" Ucap Jina setengah berteriak.

"Hei,jangan dibuat susah..nanti kalau sudah selesai belanja kan kau bisa mengeluarkan beberapa baju yang kaupikir tidak cukup menarik untuk dipakai,lalu masukkan baju yang sudah kaubeli tadi,begitu saja susah!" Ucap Hanna sambil bercakak pinggang.

"Oh ayolah Jiiii..apa kau tidak bosan memakai baju itu-itu terus?" Ucap Hanna putus asa.

"Tidak kok,baju yang kupilih ini banyak yang belum kupakai ja-!" Ucap Jina terhenti.

"YA! Kau pikir aku tidak tau apa saja baju yang telah kau pakai selama ini? Kau melupakanku sebagai roomate ya? Aku sudah pernah melihatmu memakai baju itu semua,sudahlah tak usah mengelak ayo pergi" Ucap Hanna sembari menarik tangan Jina pergi.

Flashback End.

Tidak disangka jam sudah menunjukkan angka 5. Jina dan Hanna tidak sadar bahwa waktu benar-benar telah berlalu sangat cepat mereka sampai-sampai tidak sadar kalau sudah jam segini. Akhirnya Jina pun memutuskan untuk pulang,lagipula besok adalah keberangkatannya tidak salah kan jika Jina ingin menanamkan energi lebih banyak dari biasanya? Jadi mereka pun pulang dengan alasan yang sangat sepele dari Jina yaitu 'aku butuh tidur,besok sudah pergi,kau tidak mau aku pingsan ditengah perjalanku ke Paris kan?' Ughhh memikirkannya saja tidak mau apalagi mengalaminya,itulah yang dipikirkan Hanna dan akhirnya mereka pun sampai dirumah dengan selamat.

Keesokan hari

"Jinaaa! Barangmu sudah semua belum sih?!" Ucap Hanna khawatir.

"Ini sudah semua kok,barusan ku check list,aku menuliskan semua kebutuhanku disini lalu nanti kucentang jika sudah ada. Begitu" Jelas Jina pada Hanna.

"Hahh..iya-iya sudah ayo cepat nanti kau bisa ketinggalan pesawat lho! Ayoooo!!" Ucap Hanna sambil menggeret Jina keluar.

Beberapa menit kemudian.

*****

Mereka pun sudah sampai di Bandara International Incheon. Sampailah pada waktunya perpisahan yang sedikit alay.

"Kau benar-benar harus mengabariku ya! Jangan sampai tidak! Awas saja jika kau melewati satu hari saja tanpa kabar,pulang-pulang akan kubunuh kau mengerti?" Ucap Hanna yang membuat Jina terkikik pelan.

"Hehe,iya-iya aku kan tidak seperti kau sudah ya,aku pergi dulu! Ingat pesanku saat bersama sepupumu dan jaga kesehatanmu selama aku tidak ada yaa,bye! Jangan merindukanku!" Ucap Jina sambil melambaikan tangannya dengan senyum merekah.

Hanna yang melihatnya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Memang deh temannya yang satu ini spesial sekali sampai tidak tega untuk melepasnya,hahhh..

Jina POV

Paris,I'm coming! Wait for me!
.
.
.
.
.
.

Halo readerss..gimana ceritanya? Bagus gak? Yaa bagus atau gak nya itu pilihan kalian sihh author gak maksa buat suka juga kok jadi yaa udah gitu deh..pokoknya jangan lupa tinggalin jejak yaa seperti vote and comment! Happy reading,byeee.

Je t'aime [ ILY ] Park Jimin (Work In Progress)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang