Nostalgia 😌

2K 192 16
                                    

Malam ini Karamel lagi duduk di balkon kamarnya entah knp dia jadi inget masa dimana dia masih SMP dan pertama kali dia mengenal teman²nya terutama Felix.

Flashback on

Gadis berumur 11 tahun baru memasuki sekolah meningkat pertama dan di hari pertama itu ia terlambat untuk mengikuti masa _PRAMOS_ sekolah dan dengan susah payah dia merayu pak satpam yg menjaga gerbang sekolah akhirnya dia diperbolehkan masuk olehnya dan disaat ia akan memasuki barisan tak sengaja ia menabrak seseorang karna jalan yg sedikit berlari secara refleks dia meminta maaf kepada orang yg tak sengaja ia tabrak "e-eh maaf² gue bener² gk sengaja tadi gue buru² karna takut ketauan sama kakak OSIS kalo gue telat" ucap Karamel tanpa melihat siapa yg ia tabrak melainkan ia membersihkan rok nya sambil berkata tadi dan lututnya sedikit berdarah ia juga lupa mengikat tali sepatunya. Tiba-tiba ada tangan terulur kedepan wajah Karamel sontak yg membuat Karamel mendongak "bangun" ucap seseorang dengan suara beratnya, dengan ragu Karamel menerima uluran tangannya "m-makasih" ucap Karamel lalu melepas genggaman tangannya bukannya dilepas lelaki itu malah menarik Karamel dengan jarinya yg ia pautkan dijari² Karamel. Lelaki? Iya yg ketabrak seorang lelaki. Karamel bingung sama cowo didepannya ini mau bawa dia kemana dan setelah berenti di depan pintu yg bertuliskan 'UKS' dia ngerti mungkin cowo ini mau bantu dia buat bersiin lukanya. Lalu cowo itu mendudukkan Karamel di sofa yg sudah tersedia dan dia ngambil kotak P3K dilemari kaca UKS dan dengan telaten cowo itu membersihkan luka Karamel.

Setelah selesai dia mengenalkan dirinya "Lee Felix Lo boleh panggil gue Felix" Karamel pun menjawabnya "Karamel Lee Lo boleh panggil gue apa aja asalkan tidak dengan sebutan Amel" lalu Karamel menjulurkan tangannya dan dijabat baik oleh Felix. Dan setelah perkenalan singkat itu mereka pun keluar karna harus mengikuti MOS pertamanya.

Karamel mengingat itu semua dengan senyum yg bertengger manis di bibir mungilnya. Namun senyuman itu seketika luntur karna mengingat dimana Felix mengambil kesuciannya dan meninggalkannya.

Dia hanya bisa tersenyum miris melihat betapa malangnya dia. Bagaimana dengan kuliahnya? Lalu bagaimana dia akan menghidupi dirinya yg sedang berbadan dua ini jika kedua orang tuanya mengusirnya, dan belum lagi jika anak ini lahir apa dia sanggup menghidupinya?

Seandainya orang tua Karamel memang tidak mengusirnya, tetap pada pendiriannya Karamel akan tetap pergi dari rumahnya ini. Disisi lain dia juga bimbang bagaimana dengan kehidupannya nanti sedangkan ia hanya mempunyai tabungan yg sedikit.

Karamel yg sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba saja dia merasa mual dan buru-buru dia lari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya namun nihil yg keluar hanya cairan putih saja.

Selang beberapa jam tiba-tiba dia ingin sekali memakan salad dia melihat jam di dinding. 01.27 itu yg Karamel lihat dan dia menelpon kontak Jisung guna meminta tolong padanya.

"Halo ada apa kar?" Ucap Jisung di sebrang sana dengan lembut.

"Eem sung... gue mao salad" gumam Karamel namun masih bisa didengar oleh Jisung di sebrang sana.

"Ha? Mana ada yg jual salad jam segini siii kar, besok aja ya janji gue beliin" ucap Jisung.

"T-tapi gue maunya sekarang" jawab Karamel dengan nada yg bergetar seperti nahan tangis.

"Ada-ada aja si Lo maunya, besok aja ya plis jam segini nyari salad g bakal ketemu kar" Jisung dengan pendiriannya tetep menolak.

"Yaudah deh hiks kalo Lo gk mau hiks bantu" Isak Karamel.

Mendengar isakan disebrang sana membuat Jisung frustasi. Pasalnya jam segini mana ada penjual salad?!

"Oke oke stop jangan nangis gue bakal cariin saladnya" dengan dongkol Jisung mematikan teleponnya sebelah pihak.































Haiiii gue kambek membawa sejuta kenangan dan kerinduan.g udh up nih vote nya lah anjing eh astaga berdosa dah capek2 gini ngetik gda yg vote sakit anjeng:)

Bad Memories - Lee Felix (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang