"Wahh, ini beneran?" Jungkook menatap gedung didepannya dengan mata berbinar. Ia tadi diberitahu Taehyung jika ada kesempatan bekerja untuknya, tapi digedung sebesar ini? Benarkah? Haruskah ia percaya pada hyung macannya itu?
"Iyaaaa, nanti kau tinggal masuk saja kedalam, lalu jika melihat antrean panjang, kau ikutlah mengantri. Dan jika melihat tunanganku, bilang saja namamu dan kau kesini karena aku yang menyuruhmu" Ucap Taehyung lalu menepuk bahu Jungkook.
"Bentar, antrean? Kalau gitu ya pasti aku tak diterima hyung. Hyung tau kan? Pengalamanku didunia distribusi masih 30 persen saja" Jungkook tak yakin dia akan diterima diperusahaan ini. Dia bahkan sudah putus kuliah. Sedangkan perusahaan sebesar ini pasti membutuhkan pegawai yang bekerja ekstra keras juga memiliki bakat.
"Yakin sama hyung, kamu pasti bakal diterima" Lalu Taehyung mendorong Jungkook untuk memasuki gedung temannya sekaligus sepupu tunangannya.
----
Jungkook sedang mengantre. Tapi dia bingung. Sebenarnya ini antrean buat mencari karyawan kan? Lalu kenapa semua yang mengantre pada memperlihatkan otot- otot tubuhnya? Bahkan ada yang push up sambil mengantre. Uh, keringat mereka sungguh bau, Jungkook menutup hidungnya sepanjang dia berdiri.
30 menit Jungkook mengantre. Dan dia sekarang tinggal menunggu untuk disuruh masuk.
"Selanjutnya"
"Saya Jeon Jungkook, kata Tae hyung saya bisa melamar pekerjaan disini" Ucap Jungkook kepada Yoongi yang berdiri malas- malasan didepan pintu sang direktur utama.
Mata Yoongi melebar. Lalu dengan semangat dia mendorong Jungkook kedalam ruangan Jimin. "Aku yakin kau bisa!!" Ucapnya sambil memberikan jari jempolnya.
Cklek
Jungkook bingung lagi. Dia harus duduk dimana? Bukankah dia akan ditanyai?
"Cepat" Jungkook menatap pria yang duduk didepannya dengan kikuk. Cepat apa?
"Ish! Niat ngelamar kerja nggak!?" Jimin kesal. Kenapa pria bongsor didepannya tidak melakukan apa- apa?
Jungkook membungkukkan badannya untuk meminta maaf. "Saya ingin bekerja disini, pekerjaan apapun tidak masalah. Yang ter--"
Jimin menarik dasi merah yang Jungkook pakai. Membuat badan Jungkook condong ke arah Jimin.
"Goda saya"
Apa?
Goda?
Jungkook salah dengar kan?
Jimin mendekati lelaki didepannya. Lalu menatapnya dari bawah ke atas.
"Umur?"
"H-ha? A-anu, 19 tahun"
"What? Diumur segitu kamu udah berani kesini?" Jungkook bingung. Ini apalagi? Maksud si direktur utama Jungkook terlalu muda buat kerjaan ini gitu?
Tangan Jimin menyentuh kejantanan Jungkook. Membuat pemiliknya tanpa sadar mendorong Jimin menjauh.
Jimin terkekeh, lalu mendekati lelaki itu lagi "Aku yakin kau spesial. Karena Yoongi hyung sampai menyemangatimu. Namamu Jeon Jungkook, right?" Tangan Jimin mulai menjelajah dada bidang lelaki didepannya.
"I-iya" Jungkook gugup. Dia tak tau harus bagaimana. Rasanya lancang jika dia menepuk tangan sang direktur utama yang mulai turun kearah kejantanannya.
"Santai Kook-ah, namaku Jimin. Kau bisa memanggilku Jimin hyung--
Jimin meremat kejantanan itu pelan
--atau baby boy"
By:CacaYun
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅏTHE WAY TO YOUR HEART | kmㅓ
Short StoryJungkook dan pekerjaan barunya ((300-500 word per chapter)) ㅡKOOKMIN STORYㅡ By-CacaYun