3✨

191 32 6
                                    

Parkiran Yongsan International School

Seokjin membuka pintu mobil untuk Jiwon, besikap gentle sebagai lelaki. "Masuklah" ucapnya dengan dingin.

"Ahjussi! Apa kau saat ini sedang menculikku?" tanya Jiwon seakan menuduh.

Seokjin diam tak merespon. Ia begitu lelah dengan pekerjaannya di kantor dan tak ingin menambah beban fikirannya dengan pertanyaan-pertanyaan Jiwon yang sama sekali tidak dapat dicerna oleh akal sehatnya.

"Apa kau pedofil?" tanya Jiwon.

"Pakai sabuk pengamanmu" ucap Seokjin tanpa menghiraukan pertanyaan Jiwon.

"Kenapa kau tiba-tiba ada di sekolahku?" tanya Jiwon lagi.

"Kau mencari gadis-gadis muda sepertiku?"

"Kau benar-benar mengincar siswi?

"Apa aku sedang berbicara dengan batu? Ahjussiii!" bentak Jiwon.

"Kim Jiwon" panggil Seokjin dengan nada lembut tanpa menoleh kearah Jiwon dan hanya fokus dengan kemudinya.

"Waee?!" jawab Jiwon dengan suara tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Waee?!" jawab Jiwon dengan suara tinggi.

"Kau berfikir terlalu jauh tentangku. Hentikan omong kosong ini. Dan satu lagi, berhenti memanggilku ahjussi."

"Jadi aku harus memanggilmu apa? Kau berharap aku memanggilmu oppa?" tanya Jiwon masih dengan suara tingginya.

Seokjin menghembuskan nafas beratnya, berusaha meredam amarah yang sudah menggerogoti dirinya. Ia berfikir sepertinya gendang telinganya akan pecah jika terus mendengar pekikan suara Jiwon. "Ahh aku baru sadar ternyata berbicara juga melelahkan".

"Apa yang kau maksud berbicara denganku sangat melelahkan? Woah kau persis seperti kakekku. Dia selalu berkata seperti itu padaku. Haruskah aku memanggilmu kakek saja?" ucap Jiwon.

"Kurasa aku harus lebih sabar" ucap Seokjin tanpa menoleh ke arah Jiwon.

"Eoh ide bagus! Aku tidak suka mengalah." ucap Jiwon.


***


Lama saat mereka kembali hening. Hanya alunan lagu dari radio yang menguasai seluruh bagian dalam mobil. Seokjin ingin membuka suara kembali tetapi takut akan mendapatkan respon yang buruk dari Jiwon.

Sedikit demi sedikit, Seokjin mulai dapat membaca karakter Jiwon. Dia gadis yang berbeda. Dia terlihat sangat dingin diluar tetapi juga terlihat hangat di dalam. Entah apa yang Seokjin fikirkan, yang jelas dia hanya berusaha untuk tetap menjaga suasana hati gadis ini.

"Apa kau sudah makan?" tanya Seokjin dengan hati-hati.

"Apa pedulimu?" ucap Jiwon acuh.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang