Selamat Membaca❤️
Siswa - siswi SMA Cipta Jayakusuma mulai berhamburan keluar dari gerbang sekolah, beberapa dari mereka menunggu jemputan di halte depan sekolah. Ya, ini waktunya mereka pulang sekolah.
Seorang siswi cantik cerdas nan berprestasi itu juga sedang berdiri di halte itu. menunggu jemputan seseorang. Dia adalah Arasya Mayzarrel, biasa di panggil Ara oleh teman-temannya, ia sekarang kelas 12.
Ara sedang celingak celinguk kanan kiri mencari orang yang akan menjemputnya. Namun, orang yang di tunggu tak kunjung datang.
Ia menduduki kursi halte sambil memainkan ponselnya bersama beberapa anak lain yang juga dan satu persatu dari mereka sudah dijemput sekarang hanya tinggal dirinya seorang.
Kalau kalian bertanya kenapa tidak memakai supir? sebenarnya Ara mempunyai supir, namun tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah Papa Ara—Zarren berjanji untuk menjemputnya.
"Papa udah tau sibuk, kalau misalnya gak bisa jemput ngapain janji tadi pagi." kesalnya.
Ia melihat jalanan di depannya, hari semakin sore dan semakin ramai kendaraan berlalu-lalang. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepannya, menurunkan kaca mobil, dan ya itu adalah Zarren.
Ara yang melihat itu bergegas masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang cemberut. "Papa lama banget sih." ucap Ara kesal.
"Maafin papa, tadi ada rapat yang penting dan memakan waktu yang lama. Papa juga tidak bisa mengabarimu." sesal Zarren.
Ara hanya menghela nafasnya pelan, "Ya, baiklah. Lain kali jika tidak bisa jangan menjanjikan apapun padaku, Pa." ucap Ara.
"Baiklah, nak. Sekali lagi maafkan papa, sekarang kamu mau beli sesuatu? papa akan membelikan apapun yang kamu mau." ucap Zarren menatap anaknya dengan senyuman khasnya.
Mata Ara berbinar mendengarkannya, "kalau begitu papa temani saja aku ke perpustakaan." ucap Ara.
Zarren terkekeh, "Papa sudah menduga, pasti kamu ingin kesana." ujar Zarren.
"Tapi, Ara maunya papa nemenin masuk kedalam perpustakaan." ucap Ara menatap papanya.
"Baiklah, ayo kita perpustakaan." ujar Zarren.
"Yeyyy." senang Ara.
Mobil melaju ke arah perpustakaan terbesar dikota, setelah sampai Ara segera turun dengan senyum yang manis. "Papa, ayoo cepetan nanti keburu tutup." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Admirer
Teen FictionKehidupan seorang gadis remaja yang semula baik baik saja dan berjalan sewajarnya, kini berubah menjadi sebuah rasa penasaran yang besar dan ketakutan untuknya sendiri. Semua berawal sejak pertama kali ia menemukan sebuah kotak kecil di depan gerba...