Hari ini bulan melangkah kan kakinya menuju kelas tercintanya.bulan hari ini berniat menjadi pengemar rahasia ia ingin diam-diam meletakkan coklat dan surat di meja kak dafa.
Setela“Baik, sebelum pulang ada yang mau bertanya?”tanya buk Sarah selaku guru matematika yang sedang mengajar dikelas IPS 4.
“Saya Bu!”ucap Bimo sambil mengancungkan tangannya.
“Iya, apa pertanyaannya?”tanya buk Sarah pada Bimo.
“Maukah Ibu jadi pacarku?”tanya Bimo.
“Orang kayak kamu mau jadi pacar Ibu? Huek! Ga pentes!”jawab buk Sarah.
“Trus orang ganteng kayak saya ini pantesnya jadi pacar siapa dong Bu?”tanya Bimo.
“Kamu ini bandel sekali! Sekolah itu yang bener. Belajar dengan serius. Punya cita-cita ga sih kamu?”ucap buk Sarah marah karna perilaku Bimo semakin menjadi-jadi.
“Punya dong Bu..”ucap Bimo.
“Apa cita-citamu?”tanya buk Sarah.
“Dulu cita-cita saya ingin jadi pilot, tapi semenjak masuk sekolah dan ketemu Ibu, cita-cita saya berubah ingin membahagiakan Ibu.."ucap Bimo gombal membuat semuanya ketawa.
“bimo..!! Kamu kalo masih suka godain Ibu, Ibu akan panggil kepala sekolah!”ancam buk Sarah.
“Dih jangan dong Bu, panggil Mas aja biar lebih mesra..”ucap Bimo.
Buk Sarah pergi meninggalkan kelas karna sudah muak dengan perilaku Bimo yang kurang ajar.
Semua murid bergegas keluar dari kelas bergegas segera pulang karna pelajaran hari ini sudah usai.
Bulan beranjak dari bangkunya.tiba-tiba tangan Bimo mencekalnya.
"Eitssss"Bimo menghalang bulan.
Bulan menatap Bimo sinis tidak berniat untuk berbicara dengan Bimo karna kejadian tadi.
"Gue mau bantu Lo"tawar Bimo.
"Bantu apaan sih?"tanya bulan.
"Bantu Lo pacaran Samo cowok tadi"ucap Bimo.
Bulan kurang yakin dengan tawaran yang diberi bimo.karna bulan tau pria seperti Bimo tidak akan bisa dipegang kata-katanya.
"Lo mau ngak"tanya Bimo lagi.
"Klau Lo bantuin utung buat Lo apa?"tanya bulan balik.
Bimo memegang dagunya seperti memukir"klau lo sampai jadian Samo cowok tadi Lo harus kerjain semua tugas gue selama gue sekolah".
Bulan berpikir sejenak tidak ada salah juga bulan mintak tolong kepada Bimo"ok"
"Deal ya"ucap Bimo mengulurkan tangannya dan di sambut oleh bulan.
"Besok kita mulai."ucap Bimo lalu pergi keluar kelas.
Bulan melihat kepergian Bimo hanya pasrah.apakah keputusan untuk mintak tolong kepada Bimo adalah keputusan yang baik.tapi sudahlah pikirkan aja besok.
*********************
Diparkiran Bimo menghampiri Gusti dan Robi yang telah menunggunya untuk pulang bersama."Lama amat sih Lo"gerutu Gusti.
"Kita nunggu Lo dari tadi ,tau ngak?"ucap Robi kesal.
Bimo hanya cengir kuda dan tidak merasa bersalah sedikit pun.bimo mengendarai motor,Gusti bagian tengah,dan Robi paling belakang.
Mereka pergi meninggalkan perkara gan sekolah dengan motor Bimo.
Bimo berhenti karna kengkongannya haus dan membeli es rumput laut bersama Gusti dan Robi.
"Bim, itu es rumput laut ya?”tanya Gusti.
“Iya.”jawab Bimo.
“Humm… Gue punya inovasi baru soal es nih.”ucap Gusti semangat.
“Apaan?”tanya Bimo.
“Es rumput jepang.”ucap Gusti sambil menaik turunkan alisnya.
"Bagus ide lu"ucap Bimo sedangkan Robi tepuk tangan dengan ide Gusti.
Sedang minum es Robi ngeliat ada orang jualan es kacang ijo lewat
“bim! Gue juga ada ide! Gimana kalau kita buka cafe es cincau ijo?”tanya Robi.
“Udah ada rob!”jawab bimo
“Yaudah, es pisang ijo?"tanya Robi lagi
“Udah ada juga!”balas Gusti.
“Ah elo, dari tadi udah adaa mulu. Terus yang belom ada apaan?”ucap Robi kesal.
“Es kadal ijo, es kolor ijo.”jawab Bimo sambil ketawa memukul Robi.
"Bim!!”tanya Robi.
“Apa?? Apa?? Jangan bilang lo nemuin inovasi permen rasa kecoa!”ucap Bimo malas.
“Kagak… Bukan permen, Ken. Bukan. Ehm, gini. Gimana kalau kita membuka bisnis jasa…”usul robi
“Jasa apaan?”jawab Bimo malas.
“Jasa pembuatan anak.”ucap Robi ketawa terbahak sedangkan Bimo dan gusti bergidik ngeri membayangkan yah.
"Amit-amitttt"
Udah chapter enam aja.
Tetap vote yah teman-teman walaupun tambah absurd.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello,Dafa!
Teen FictionAku adalah aku, dia adalah dia Jadi tidak ada hubungannya dengan dia Walaupun judulnya adalah dia Jangan kira puisi ini membahas tentang dia Aku adalah anak SMA Tepatnya kelas sebelas SMA Dia? Aku kan sudah bilang Jangan kira puisi ini membahas tent...