1

33.5K 1.7K 234
                                    

"aku mau kita Rujuk"
...
...
...

Lagi lagi Nadi tersenyum, aku tidak tau apa isi kepala wanita ini, apapun yang aku lakukan selalu di balas dengan senyuman, tapi tidak apa, aku senang dan bahagia, daripada dia menamparku, tersenyum lebih baik.

"Duduk Mas"

Nadi menarik tangan ku masuk ke dalam Toko bunga nya, ada beberapa sofa didalam sana, karyawan wanita yang berisik tadi hanya terkejut melihat kami, seperti nya dia penasaran, aku masa bodo, tujuan ku adalah Nadi.
Aku pun duduk di sofa itu, Nadi mengambil minuman untuk ku.
Toko ini unik juga, Di luar memang seperti Toko bunga tapi di dalam nya seperti sebuah cafe.
Nadi membawa Satu gelas Teh dan sepotong cake meletakkan di atas meja, Nadi pun duduk menghadap ku.

"Mama sama Papa apa kabar Mas?"

"sebelum menanyakan kabar mama dan Papa seharusnya kamu bertanya dulu bagaimana kabar ku, aku tidak baik baik saja"

Astaga Aku, kenapa mulut ku masih saja tidak tau diri. Raut wajah Nadi berubah tidak suka mendengar nya.

"minum dulu Mas"

Aku mengambil potongan cake di piring dan memakan nya.

"enak, rasa nya masih sama" ucap ku sambil makan dengan lahap.

Iya, daritadi aku tidak tahan ingin mencicipi kue ini, Dulu Nadi sangat suka membuat kue ini di rumah, hampir setiap aku pulang kerja, atau pulang ke rumah, kue ini selalu ada di atas meja, aku hanya mencicipi nya beberapa kali, karena waktu itu aku sangat lapar.
Setelah aku menghabiskan kue dan teh nya, Nadi memberikan tisu, aku terlihat seperti orang yang kelaparan berhari hari, Nadi saja sampai melongo melihat aku makan.

"Mama sama papa kabar nya baik, kalau ada waktu datang saja ke rumah, Mama juga rindu dengan mu, begitupun aku"

"Mas sadar atau gak sih, Dari tadi Mas ngomong ngelantur terus, Mas kenapa??"

"siapa yang ngelantur, Mas serius"

Entah kenapa memanggil diri ku sendiri didepan Nadi dengan panggilan Mas aku merasa menjadi milik wanita ini, andai saja dari dulu aku begini, tentu nya kami sudah memiliki anak, aku sangat percaya diri sekali, belum tentu Nadi mau menerima ku kembali, yang penting aku akan membawa nya kembali menjadi istri ku titik.

"Mas kesini mau beli bunga? Sebentar lagi toko Nadi bakalan tutup, ini udah sore"

"kamu ngusir mas? "

"bukan ngusir, tujuan mas kesini mau beli bunga kan? Ya udah buruan cepat pilih, ini beneran loh toko nya mau tutup"

"bunga mawar"

"hah? "

"mas pesan satu buket bunga mawar"

"yang sedang, yang besar atau satu tangkai?"

"yang paling mahal"

"warna apa?"

"kamu suka Warna apa? "

"Kok tanya Nadi?"

"ya bunga nya memang buat kamu"

"Nadi gak suka bunga Mawar, Nadi suka nya bunga bangkai"

Nadi memalingkan wajahnya melipat kedua tangan didepan dada, aku tau dia mulai jengah dengan tingkah ku.

"satu buket bunga mawar merah"
Ucap ku lembut, Nadi kembali menatap ku.

"ya udah tunggu bentar"

Nadi berdiri meninggalkanku, aku terus memperhatikan nya, bagaimana telaten nya ia merangkai bunga bunga itu, sesekali ia menyelipkan anak rambut nya ketelinga, rambut panjang yang di cepol asal asalan itu pasti wangi sekali, walaupun aku belum pernah mencium aroma nya, seketika pikiranku mulai liar. Sewaktu dia menjadi istri ku bagaimana bisa aku mengabaikan makhluk Tuhan secantik ini, mata ku sudah di butakan Oleh Megan, Kalau di bandingkan, Nadi lebih cantik daripada Megan, hanya saja dulu Nadi tidak pernah bermake up seperti sekarang, pakaian nya juga sederhana, berbeda dengan Megan yang keseharian nya sangat modis selalu memakai full make up, tidak Aku tidak mau membandingkan mereka, bagiku sekarang Nadilah yang paling cantik tidak ada wanita mana pun menggantikan dia di hati ku.

ONCE AGAIN (ON GOING/Versi Baru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang