"Pa, pulang yuk!" pinta Alisya pada sang papa saat mereka berbelanja di supermarket.
"Papa ke toilet bentar." Affandi langsung bergegas menuju ke toilet di pojok ujung selatan sana.
Alisya melihat-lihat cokelat kesukaannya yang berjejer rapi di sebuah rak seraya menunggu Affandi. Rasanya ia ingin membeli semua cokelat yang ada serta melahapnya habis.
Tak lama kemudian Affandi datang menghampiri Alisya dengan wajah yang sumringah.
"Masih ada yang mau dibeli lagi, Sya?" tanya Affandi memastikan kepada putri sulungnya itu.
"Nggak ada kok, Pa. Kita langsung pulang aja yuk," pinta Alisya kemudian berjalan menuju mobil.
Ditengah perjalanan menuju rumah, Affandi lebih memilih untuk diam dan fokus mengendarai mobil. Alisya pun hanya diam. Mungkin karena ia merasa lelah karena sejak pukul tujuh tadi ia pergi bersama Affandi.
"Alisya ngantuk yah?" tanya Affandi pada Alisya yang sejak tadi terdiam dan terlihat seperti orang mengantuk.
"Lumayan, Pa," jawabnya singkat.
Affandi kemudian mempercepat laju kendaraan. Ia tak mau kalau sampai Alisya tertidur sebelum sampai di rumah. Namun, realita tak sesuai ekspektasi, Alisya tertidur.
"Sya, bangun. Udah nyampe nih." Affandi mencoba membangunkan Alisya, meski sebenarnya ia tak tega.
"Udah nyampe, Pa? Lah, kok, rumah kita lampunya padam? Mama sama Aliya ke mana, Pa? tanya Alisya bingung saat rumah di hadapannya gelap gulita bak tak berpenghuni. Namun, itu memang benar rumah keluarganya.
"Papa nggak tahu, Sya. Masuk aja yuk!" ajak Affandi.
Alisya kemudian turun dari mobil dan segera menuju ke rumah. Matanya terasa berat, mungkin karena saking ngantuknya sampai enggan untuk melihat.
Alisya merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah kunci serep yang biasa ia bawa ke mana-mana. Namun, saat ia hendak membuka pintu ternyata pintunya tidak dikunci.
"Kok pintunya nggak duknci sih, Pa. Mama sama Alisya mana? Nanti maling masuk kalau ditinggal tanpa dikunci," papar Alisya.
"Udah jangan ngomong terus deh, Sya. Lebih baik sekarang kita masuk," ajak Affandi pada Alisya.
Alisya mengangguk kemudian memasuki ruang tamu. Meskipun sebenarnya ia masih penasaran ke mana mama dan Aliya pergi.
Alisya terkejut bukan main saat ia membuka pintu, seketika lampu menyala dengan penuh warna-warni.
"Selamat ulang tahun, Alisya." ucap Almira-ibu kandung Alisya seraya membawa cake ulang tahun untuknya.
"Selamat ulang kak Alisya.' ucap Aliya dengan membawa sebungkus kado untuknya.
"Jadi, mama, papa sama Aliya nggak lupa sama hari ulang tahun aku?" tanya Alisya memastikan
"Iya dong, Sayang. Papa, mama sama Aliya nggak pernah lupa sama hari lahir kamu." jelas Affandi
Alisya memeluk kedua orang tuanya lembut. Begitu juga dengan Aliya.
"Ayo kak, Sya. potong cakenya dong. Aliya dah laper nih," ujar Aliya kemudian memberikan sebuah pisau khusus untuk roti.
"Sebelum tiup lilin jangan lupa Alisya berdoa dulu yah, Sayang," ucap Affandi mengingatkan.
Selang beberapa menit, Alisya meniup lilin itu yang bertuliskan 17. Tanpa terasa Alisya kini semakin tumbuh menjadi remaja yang begitu cantik dan menggemaskan. Padahal usianya kini bisa dibilang bukan anak-anak lagi.
"Nah, sekarang waktunya potong cake buatan mama sama Aliya," ujar Almira tersenyum.
"Ah, iya betul itu, Ma. Aliya ingin cobain tau." Aliya terkekeh sendiri.
Alisya tersenyum melihat Aliya-adik satu-satunya terlihat begitu antusias pada kesempatan kali ini. Sungguh, bagi Alisya ini adalah momen yang sangat berharga dan sulit untuk dilupakan.
"Potongan pertama kali ini Alisya berikan untuk papa." Alisya memberikan sepotong cake untuk Affandi. kemudian potongan berikutnya untuk Almira-ibu kandungnya dan juga Aliya.
"Makasih ya, kalian mau sempetin buat kejutan seperti ini untuk Alisya. Maaf kalau selama ini Alisya belum bisa mewujudkan keinginan papa sama mama," ucap Alisya sendu. Ia begitu terharu dengan kejutan yang diberikan oleh keluarganya.
"Nggak papa kok, Sya. Jangan bikin mama sama papa kecewa ya, Nak." Almira mencium kening Alisya lembut.
"Pasti, Ma. Alisya akan selalu berusaha untuk jadi kebanggaan papa sama mama," sahut Alisya.
Aliya ikut merasakan bahagia saat keluarganya bisa bercengkerama seperti ini.
'Selamat ulang tahun Kak Alisya cantik. Panjang umur, sehat selalu, jadi kebanggaan keluarga yah, Kak,' ujar Aliya di dalam hati.
Alisya sayang kalian semua. Kalian adalah penyemangat dalam hidup Alisya. I miss you
***
Maaf kalau kurang menarik, masih belajar soalnya 😅
Jangan lupa vote sama krisannya yah 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME (On going)
Romance"Apakah Tuhanmu akan marah, jika aku mencintai dan menyayangimu?" "Tolong tanyakan pada Tuhanmu, apakah aku yang bukan umat-Nya boleh mencintai hamba-Nya?!" Sebuah pertanyaan sederhana yang mampu mengusik ketenangan jiwa. Pertanyaan yang mampu memb...