Persiapan Untuk Besok

32 5 5
                                    

Dengan langkah pasti, seorang lelaki menaiki anak tangga satu persatu. Ia menuju ke sebuah cafe dengan nomor meja 14. Tepat sesuai dugaan, ia datang terlambat. Terlihat dua orang sahabatnya sudah duduk menunggu kedatangannya.

"Hai gays, sorry gue telat yah," ucap Dave kemudian bersalaman kepada kedua sahabatnya itu.

"Eleh, emang dasarnya lo yang paling sering telat dari kita berempat kan," ejek Gea dengan tatapan tajam pada Dave.

"Iya maaf dah. Nggak tahu kenapa neh bisa gitu," jelas Dave seraya duduk.

"Nah, kan si Dave dah dateng nih, kita langsung bahas yuk, buat acara besok." Alfred memulai pembicaraan. Suasana pun berubah menjadi lebih serius dari sebelumnya.

"Tugas lo gimana, Ge?" tanya Dave pada Gea.

"Aman, kok. Sesuai rencana, aku dah pesan dari kemarin lusa," jelasnya.

"Kalau lo sendiri gimana, Al?" tanya Dave diikuti tatapan tajam Gea.

"Oke deh. Gue siap demi kalian," jawab Alfred santai.

"Jangan sampai gagal ya gays buat besok." Gea begitu antusia untuk acara esok.

Mereka bertiga adalah sahabat Alisya sejak kelas X. Kebetulan mereka juga selalu satu kelas tak pernah terpisahkan. Baik Dave, Alfred, Gea dan juga Alisya selalu kompak mendukung satu sama lain. Meskipun banyak perbedaan yang kerap menimbulkan perdebatan satu sama lain.

"Oke deh kalau semua udah aman. Aku harus cabut nih, mau nganterin mama ke rumah tante," jelas Alfred kemudian berpamitan pada Dave dan juga Gea.

"Oke. Aku juga belum cari kado nih buat Alisya besok," ujar Dave seraya menatap ponselnya.

"Sampai ketemu esok, all." Gea melangkah pergi diikuti Dave dan Alfred. Namun, langkah mereka berbeda saat tiba di parkiran.

Dave memasuki mobil hitamnya, kemudian langsung bergegas meninggalkan cafe permadani itu. Ia menyusuri jalan yang pada malam hari ini bisa dibilang cukup lengah tak seperti biasanya.

Pikirannya mulai bereaksi ketika mengingat harus memberi kado apa untuk Alisya. Dave sendiri termasuk salah satu cowok yang masuk dalam kategori bingung dalam urusan mencari kado untuk teman ceweknya.

Ia mulai menyusuri setiap jalan, mencari sesuatu yang cocok untuk hadiah ulang tahun Alisya. Namun, kali ini ia tertarik pada sebuah toko pernak pernik di dekat lampu merah sebelah kiri jalan.

Terpajang berbagai macam pernak pernik yang begitu indah hingga membuat Dave semakin pusing. Namun, ada satu yang menyita perhatian lelaki itu. Sebuah benda yang sangat sederhana, tapi tetap terlihat elegan ketika digunakan.

"Mba, aku ambil yang ini satu, yah!" pintanya seraya menunjuk benda itu. Entah kenapa lelaki itu bisa langsung terpikat dan jatuh cinta.

"Baik, Mas. Tunggu sebentar ya," ujar pelayan toko itu ramah.

Seraya menunggu pengemasan, Dave menyempatkan diri berkeliling toko. Barangkali ada benda yang mampu memikatnya lagi.

Di sisi lain, Gea langsung memilih untuk pulang ke rumah. Sudah dari beberapa hari yang lalu ia menyiapkan kado untuk sahabatnya itu.

  Jangan lupa besok ya, gays. √√

Gea mengirimkan pesan kepada teman satu kelasnya kecuali Alisya. Banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk acara besok.

'Tunggu besok ya, Sya. Maaf nggak ngucapin sekarang,' batin Gea, kemudian tertawa kecil.

Mereka bertiga sengaja tidak memberikan ucapan selamat kepada Alisya. Tak hanya itu saja, untuk sekadar membalas pesan dari Alisya pun tidak. Ini adalah salah satu bagian dari rencana mereka.

Besok jangan sampai telat yah. Awas aja kalau kalian berdua telat. Gue timpuk kalian pake buku. √√

Alfred

Siap boss √√

Dave

Nggak janji yah √√

***

Maaf terlalu pendek yah. Kritik sarannya aku tunggu. Makasih 😊🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAY WITH ME (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang