O4

1K 171 42
                                    

_____

Minju mengacak rambutnya frustasi sambil menatap pantulan wajah nya yang sudah memerah di cermin toilet.

dia menghembuskan nafas kesal, kemudian bergumam dengan pelan. "gua gak akan pernah biarin delapan sampah kayak kalian hidup."

"Minju..."

sialan, ternyata ada yang mendengar omongan Minju.

Minju langsung menoleh kebelakang, dan mendapati ada Yuri disana.

"Yuri? sejak kapan disini?"

Yuri mendekatkan dirinya pada Minju, kemudian memegang kedua bahu gadis berparas cantik itu. "lo.... tolong jangan mau dikuasai emosi, please..."

"siapa yang emosi?"

"Minju, gua mohon..."

Minju menghela nafas. "lo gak pernah tau rasanya jadi korban keegoisan sampah. dan gua harap, lo gak akan ngerasain ini. jadi tolong, jangan mau masuk geng izone, apapun yang terjadi."

"iya, gue gak akan pernah mau masuk geng itu. tapi.... lo gaboleh keluar, Nju."

"capek. bahkan mungkin mati bakal lebih nyaman daripada hidup diantara mereka."

"Kim Minju! jangan ngomong gitu. lo harus hidup, lo harus selamat!" pekik Yuri sambil mengguncang cepat bahu Minju.

"mau gua keluar dari geng itu atau enggak, gua pasti bakal mati. kalau gua pilih stay di situ, semua sifat baik gua bakal mati. dan kalau gua keluar, jiwa gua yang mati. sekali lo masuk geng izone, lo gak akan pernah bisa keluar."

Yuri menatap nanar kearahnya. "jangan keluar, bakal gua bantu lo nanti."

"bantu? lo bisa apa, Yur? lo mau bocorin semua rahasia kita, hm? kalau gitu, lo juga sama aja ngasih bom bunuh diri."

"gua tau, apa yang bakal terjadi di masa depan."

"hah?"

Yuri hanya tersenyum tipis.

____

Yena menatap gelisah ke sekitarnya, semua orang yang berada di kodidor menatap terkejut kearah tangan miliknya yang masih terlihat berwarna merah pekat.

Tangannya tidak bisa ia gerakan, rasanya mati rasa.

Sedangkan Hyewon dan Nako menatap takut kearah Yena, apa yang terjadi pada Yena sebenernya?

Hingga, mereka berpapasan dengan Eunbi di kodidor.

"Yena? Tangan lo kenapa?" Tanya Eunbi sambil menatap kaget kearah tangan Yena.

"G-gua gatau, Bi... tangan gua matu rasa, nggak bisa digerakin, gue harus apa?" Tanya Yena panik dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan bohong, Yen. Gue tau maksud sebenernya lo mau nyakitin Nako!" Pekik Hyewon dari belakang.

Sedangkan Nako hanya bisa bergidik ngeri di sebelah Hyewon.

Eunbi menyernyit, "Yen? Lo ada masalah sama Nako?"

Yena menggeleng cepat, "Enggak! Demi apapun tangan gua gak bisa ke kontrol!"

"Lo pasti punya masalah sama kita, jujur dari sekarang aja kenapa sih, Yen?!" Lagi, Hyewon berucap.

Tatapan Yena berubah, menjadi terlihat santai dan tidak panik lagi, "Gua cuman mau lo semua musnah."

Eunbi, Nako, dan Hyewon menatap terkejut kearah Yena.

"Gua benci sama kemunafikan dan keegoisan lo semua." Ucap Yena, sebelum akhirnya ia beranjak pergi dari sana.

_____

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rewrite.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang