50 tahun yang lalu....
Tumpukan salju di sekitar mansion yang telah bertumpuk bak gulungan kapas yang menjadikan mansion itu terlihat kaku bahkan di siang hari.
Sebentar malam tepat tanggal 31 Desember, seorang gadis dengan kimono putih, rambutnya panjang di ikat satu, matanya kini telah di tutup dengan kain hitam, dia adalah kesatria yang akan di persembahkan, begitulah yang sering di katakan oleh ibunya, sorot mata teduh itu kini tengah memeluknya.
"Okasan, Mirae takut," cicit gadis itu menahan takut.
"Jangan takut, Okasan disini, makanlah buah ceri ini." kata sang Ibu dengan tangan gemetar.Malam sudah menunjukkan pukul tujuh waktu setempat, sebuah halaman luas dengan lima ekor sapi di sana, gadis dengan wajah oval dan mata yang tertutup di biarkan terlentang dengan ikatan di leher, kaki dan tangan.
Sang ayah mendekat, semua yang berada di halaman menatap iba namun tak ada air mata, semua menatap kepada gadis yang tengah di pasangan tali pada leher, pergelangan tangan dan kaki, satu tali di setiap sendi.
Sang ayah yang kemudian menutup kepalanya dengan tudung jaket, jaket yang hampir menutup seluruh tubuh, yang lain demikian memakai baju yang sama.
Sang Ayah kemudian memukul para Sapi dan berlari ke arah depan dengan lima bagian berbeda.
Ritual berakhir....
Setelah selesai mengadakan ritual, sang ibu maju memungut bagian tubuh yang kini tak utuh, dan dikumpulkan kedalam wadah, air mata wanita tua itu mulai luruh, di usapnya wajah nya dan di pasang ekspresi biasa saja.
Benar kata seseorang, bahwa semua yang kita cintai akan meninggalkan kita, entah yang pergi dengan baik ataupun yang sengaja pergi dengan buruk.
Semua hanya waktu dan perputaran bumi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Mansion (On Going)
Historical Fictionsebuah teradisi kuno telah menjadikan seorang gadis cantik itu menunggu nasibnya dengan pasrah, bukan keinginannya untuk mengakhiri hidup dengan kengerian, takdir lah yang membuatnya hidup di tengah penganut keyakinan mengerikan, ritual, iblis dan d...