1. By Your Side (a)

47 3 22
                                    

Hey hi hey👋

Ini cerita pendek pertamaku. Apa ya nama lain yang tepat? Short Stories atau Oneshot?

Anyway, casts nya BTSXJuran. Sebisa mungkin hanya lima chapter perjudulnya tidak lebih, dan kalo perlu, emang beneran satu chapt aja, deh.

Ini pure imajinasiku, jadi kalo ada kesamaan nama, setting serta plot. Jangan dihujat, ngeri tahu hujatan berupa tulisan itu 😰 juga gak baek.

Kalo ada typo, gpp ya. Yang ngetik jariku soalnya, belum punya robot buat dijadiin tukang ketik biar sempurna.

Kalo udah punya uang berlebih bisa kasih makan orang satu provinsi, aku bakalan beli robot kok yang bisa wakilin ngetik. Okay, mulai ngelantur.

Let's go!

.
.
.

Diusiaku yang ke dua puluh lima tahun ini, aku merasakan kekecawaan yang begitu mendalam.

Bukan hanya terhadap perilaku orang lain kepadaku, tapi juga kecewa pada diriku sendiri, aku merasa kecewa pada diriku ini. Rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi ini.

Padahal usia pernikahanku baru enam bulan, tapi aku mendapatkan kebenaran bahwa selama ini aku bukanlah anak kandung dari keluargaku. Bukan adik kandung dari saudara-saudaraku.

Seorang wanita paruh baya yang selama ini kupanggil mama dan selalu berusaha membuatnya bangga, sejatinya bukanlah sosok ibu yang melahirkanku kedunia ini.

Seorang pria paruh baya selalu memberi nasehat dalam dekapan hangatnya bukanlah ayahku.

Dua pria dewasa yang selalu melindungiku dan bertindak possessive, nyatanya bukanlah kakak-kakak yang lahir dari rahim yang sama denganku. Mereka orang lain, memiliki darah yang berbeda denganku.

Entahlah, perasaan apa yang saat ini menyambangiku setelah tahu kenyataan ini selain kecewa dan sedih. Aku kecewa pada diriku sendiri.

Kenapa aku begitu tidak pekanya akan keadaan?

Disaat para bibi dan sepupu dulunya menatap sinis padaku. Mereka seolah tak pernah menganggapku ada. Berlaku tidak baik padaku disaat tidak ada ketiga sosok yang kuanggap keluarga dulunya.

Sindiran yang mengatakan ketidak miripannya aku dengan saudara-saudaraku yang lain.

Saat itu kedua saudaraku hanya memberi pelukan hangat untuk melindungi. Berkata bahwa mereka hanya sirik padaku yang mampu membuat ayah dan ibuku selama ini bangga.

Memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang begitu proporsional. Lulus kuliah dengan beasiswa dan dengan nilai yang membanggakan.

Memiliki usaha dikala masih kuliah dulu. Kakak-kakakku berdalih alasan inilah yang membuat para bibi dan sepupu menatap tak suka padaku.

Nyatanya, memang benar aku bukanlah bagian dari keluarga yang kutahu merupakan keluaraga yang berbagi darah yang sama, yang lahir dari rahim yang sama.

Mereka bukan siapa-siapaku. Hati ini tak menentu. Aku kecewa kenapa perkataaan dan perilaku saudara-saudara dari pihak ibuku dulu tak kuanggap benar.

Jika saja aku berani bertindak dengan mencari tahu, maka kekecewaan yang kurasakan mungkin tak sebesar sekarang ini.

Aku teringat saat dimana aku tak sengaja menguping pembicaraan ibu dengan salah satu bibiku. Saat itu aku dan Jimin, suamiku, menghadiri acara keluargaku.

"Kenapa gak dikasih tau aja, sih?"

Terdengar suara bibi Mina saat aku akan kedapur sore itu.

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang