Disepanjang koridor lantai bawah, banyak siswa siswi yang berlalu lalang baik dari yang ingin memasuki kelas, maupun yang masih berkeliaran diluar kelas. Termasuk Mochi, dia salah satu siswi yang berjalan santai menuju kelasnya yang berada dilantai atas.
Berbeda dengan di lantai bawah, dilantai atas justru lebih renggang terlebih koridor kelas 11 MIPA. Entah terdapat angin apa sehingga membuat koridor ini terlihat lebih sepi.
Saat berada di persimpangan yang memisahkan antara deret MIPA dan IPS, langkah Mochi terhenti setelah mendengar suara bariton yang menginterupsinya dari belakangnya. Ia balikkan badan nya dan menjawab panggilan tersebut, "Ya? Eh Ray?" terkejutnya saat melihat seseorang yang memanggilnya tadi adalah Ray.
"Ada apa ya?" tanyanya lagi. Pasalnya jarang-jarang dia berbicara dengan Ray, yang termasuk salah satu mostwanted disekolahnya.
Ray terdiam sejenak, kemudian berdeham dan berkata, " Thanks buat yang waktu lo nolongin gue, dan sorry tentang Aurel" singkatnya dengan menatap Mochi yang menganga tak percaya ditempat ia berdiri.
" Lah aku kira apa. Santai aja sih Ray, aku malah lupa sama yang waktu itu" balas Mochi sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Mochi memang begitu, terlalu mudah melupakan hal-hal yang menurutnya tidak terlalu penting untuk dipikirkan.
Ray yang mendengarnya pun bernafas lega dan tersenyum sangat tipis, hingga mungkin hanya Mochi yang dapat melihat senyum itu.
Mochi sendiri sempat speechless beberapa detik melihatnya dan ikut tersenyum senang, entah apa yang membuat nya senang.
"Thanks, sorry nama lo?" Tanya Ray pada Mochi yang terhenyak dari lamunannya
"Eh itu aku-" perkataan Mochi terhenti karena adanya suara lain yang ikut menginterupsi.
"Hei karung beras ngapain disini? Sama dia lagi, lo gak di apa-apain kan sama dia? Lecet gak? Eh tapi kok lo kurusan sih? Apa lo dikempesin sama nih bocah? Wah wah parah bisa-bisa populasi paus sekolah bisa punah nih" cerocos orang itu sambil memutar-mutar badan Mochi.
Mochi yang diperlakukan seperti itu hanya mendengus kesal, dia itu sebenarnya perhatian apa mau ngehina sih, pikir Mochi.
"Ish apaan sih Raf, dasar gak jelas!" ya orang tersebut adalah Rafa. Dia tidak sendiri, dibelakangnya ada duo D, dimas dan Daniel. Memang dasar Trio abal-abal laknat!
"pacar lo?" Tanya Ray yang sejak tadi diam memperhatikan.
Mochi yang terkejut langsung menjawab dengan cepat, "Bukan-bukan" dengan mengibas-ngibaskan kedua tangannya kedepan dengan gerakan refleks.
"Beb, gausah malu-malu gitu dong, pacarmu ini kan ganteng, ngapain malu?" celetuk Rafa pada Mochi sambil mengapit leher nya hingga Mochi terbatuk-batuk.
"Uhuk uhuk, ketek kamu asem Raf, lepas gak?!"
Daniel dan Dimas yang berada tak jauh dari mereka pun tertawa mendengar ucapan kelewat jujur Mochi. Rafa pun melepaskan apitannya pada leher Mochi dan mulai mengendus-ngendus ketiaknya sendiri.
"Ga asem perasaan deh. Wah wah mau di tendang ke Uranus ni anak ya?!" dengan mengangkat kembali kepala nya, Rafa tercengang melihat Mochi yang sudah lari terbirit-birit menuju arah kelasnya.
"Hehh malah kabur tu anak! Awas lo kalo ketemu!" teriak Rafa yang masih terdengar ditelinga Mochi. Rafa menghembuskan nafas dan bergumam, "Sabar Raf, ini cobaan orang ganteng" sambil mengusap-usap dadanya.
Rafa teringat bahwa tadinya terdapat teman seangkatannya yang bersama Mochi, dipalingkan wajahnya kearah cowok tadi berada, "Lah cepet amat ngilangnya tuh bocah ye, gak penting juga, Niel, Dim, yok ke kel- " terpotong ucapannya sendiri melihat kedua temannya juga sudah menghilang dari arah belakangnya, dan sudah berada jauh didepannya meninggalkannya sendiri yang masih menganga tak percaya, "Perasaan gue ditinggalin mulu yak, woyy kutu kumpret tungguin oyy!!" teriak Rafa sambil berlari-lari kecil menyusul kedua sahabatnya.
****
"GESS!!PAGII!!" cempreng Mochi saat telah sampai di dalam kelasnya.
Suasana kelas juga sama heningnya dengan koridor kelas 11. Semua murid yang berada didalam kelas ini tak mengindahkan sapaan dari Mochi, mereka tetap focus pada kegiatannya masing-masing, ada yang mencatat entah untuk apa, ada yang hanya menatap buku yang penuh akan rumus-rumus fisika, ada juga yang berkomat-kamit menghafal sesuatu.
Mochi jadi terbingung sendiri melihat teman-temannya begitu sangat serius pagi ini, dia pun berjalan menuju bangku miliknya.
Setelah menduduki bangkunya, Mochi mencolek lengan sahabatnya yang berada disebelahnya.
Tania yang tadinya sibuk dengan buku tebalnya, menolehkan fokusnya kepada Mochi, dan berkata singkat, " Apa?"
"Kalian kenapa semuanya pada kompak baca buku fisika, gak capek liatnya apa?" Tanya Mochi
"Dasar pikun! Sekarang kan ada ulangan fisika Chi" Tania memutar bola matanya malas. Dia tidak habis pikir, kenapa Mochi begitu pelupa, ini belum jadi nenek-nenek aja lupa, gimana kalo udah jadi nenek-nenek?
"Iya?! Aku kok gak tau sih?! Huaaa" dengan cepat Mochi membuka tas ranselnya, dan mengambil buku paket fisikanya, lalu membukanya.
Mochi pun mulai berkomat-kamit menghafalkan rumus-rumus fisika yang akan diujikan.
Tania yang melihatnya begitu hanya dapat geleng-geleng kepala, dan kembali memanggil Mochi, " Chi?"
Mochi yang merasa terpanggil pun menjawab, "Apasih Nat, jangan ganggu ih, aku lagi fokus ini"
"Lo udah telat Chi" ucap Tania sekali lagi
"Ish telat apa sih, orang udah ada dikelas ini, apanya yang telat?!" jengkel Mochi
"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak, baik langsung saja kita mulai ulangan hari ini" suara lembut namun tegas tiba-tiba terdengar di telinga Mochi. Ia perlahan menoleh kea rah depan kelasnya yang sudah terdapat guru fisika nya, Bu Tika.
"Siall, huaa Nat aku belum belajar ini huaa" rengek Mochi pada Tania
Tania menghendikkan kedua bahunya kemudian menyentil pelan kening Mochi dan berbisik, "Syukurinn!!"
"HUAAA!!"
HAII HAII TEMAN-TEMAN!!
UPDATE LAGI NIH HOREE!!
ADA YANG KANGEN GAK? GAPAPA KALO GAK KANGEN:"(
MAAF YA LAMA UPDATE-NYA HEHE
LAGI GA ADA INSPIRASI PLUS LAGI BANYAK"NYA TUGAS AKUTUH HUHUHU
SEMOGA SUKA YAA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA YAA;)
MON MAAP CAPSLOCKNYA JEBOL:V
TERIMAKASIH AND HAPPY READING!!
Salam manis,
Chiananowln
Minggu, 09-08-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
You're The Reason [Slow Update]
Teen FictionIni bukanlah kisah sepasang kekasih Yang saling mencintai dengan banyaknya lika-liku permaslahan menghampiri Ada yang memilih bertahan maupun memilih tuk pergi Namun ini hanyalah kisah sederhana Kisah tentang arti perjuangan, kesederhanaan, kekecewa...