Lirik demi lirik sudah ku nyanyikan tapi penglihatanku mulai tak fokus yang tadinya mengarah ke gitar dan pemandangan taman saja, sekarang teralihkan ke arah seseorang yang jalan membawa beberapa tumpuk buku dan ternyata..
Dia Laras.. Sepertinya aku kalah cepat dengan seseorang yang sudah membantunya, ku lihat dia jatuh karena buku yang dibawanya tadi.
Tapi siapa yang membantu Laras? Terlihat posisi membelakangi arahku dan sepertinya aku mengenali postur tubuh orang itu.
Dan...
"APA PRADAN?!!" Kataku dan ternyata tangan ini sudah mengepal ingin memukul benda apa saja tapi aku berusaha untuk menahan.
Masih ku awasi mereka diam-diam dan lebih menjauh dari sana agar tidak ketahuan. Setelah beberapa menit kemudian mereka tak bersama lagi dan terlihat Laras yang ada disitu masih membersihkan roknya yang kotor.
Dan kemana Prada? Tau lah nanti saja ku tanya dia, setelah itu aku langsung lari ke arah Laras yang sepertinya menahan sakit.
Prada pov
Setelah Ilham pergi dari kelas, aku masih menyibukkan diri dengan berkas yang harus diserahkan ke pelatih hari ini.
Benar jika Ilham kesal denganku, aku lebih memilih dengan berkas yang begitu rumit dan banyak ini. Apalagi dia lebih kesal jika aku tidak makan seharian karena mengurus berkas itu.
Beberapa menit kemudian kawanku Aldi, dia datang ke kelas untuk memberi laporan data yang aku butuhkan. Dia juga berkata aku harus segera menyerahkan berkas itu ke pelatih karena beliau akan pergi ke luar kota siang ini dan ternyata waktuku tinggal 15 menit.
Segera ku membereskan berkas yang ada dimejaku dan langsung bergegas ke ruang kepala sekolah, diperjalanan aku masih sibuk mengecek kelengkapan berkas itu sampai tak melihat ke depan dan terjadilah.
Buku bertebaran dimana mana dan tampaknya orang yang aku tabrak jatuh dan terluka, segera ku merapikan buku yang jatuh tadi menjadi sebuah tumpukan dan ku lihat ternyata dia seorang perempuan.
"Astagfirullah" batin ku setelah melihat siapa yang aku tabrak.
"Maaf ya saya tidak sengaja.. sekali lagi maaf... Dan saya buru buru permisi.... Assalamualaikum." Kataku dan langsung meninggalkan bukan hanya karena dia perempuan tapi juga waktu yang tinggal 3 menit.
"Waalaikumsalam" Ku dengar dia menjawab salamku dan sepertinya dia sedang menahan sakit terdengar dari suara yang gemeteran.
"Sekali lagi maaf jika membuatmu terluka, nanti jika kita bertemu aku akan menjelaskan" gumamku setelah mendengar dia menjawab salamku.
Aku langsung berlari ke arah ruang kepsek yang tinggal beberapa meter dan alhamdulilah aku tidak terlambat. Pak Reno pelatihku masih ada di ruang kepsek dan kulihat beliau berdiri dari duduknya.
"Assalamualaikum... Permisi pak" Ucapku dan sebelum itu aku mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam.. Silakan masuk nak" Jawab pak Indra kepala sekolah SMA ini.
Setelah diizinkan aku langsung masuk dan menyampaikan kedatanganku ke ruang ini.
"Maaf jika menganggu... Saya kesini ingin menyerahkan berkas ini kepada pak Reno dan maaf pak, jika saya terlambat menyerahkannya.. " Kataku kepada pak Indra dan juga pak Reno.
"Ah.. Tidak apa-apa Han, kamu tidak terlambat saya juga masih disini dan terima kasih sudah menyelesaikan berkas ini" Kata pak Reno sambil menepuk pundakku.
"Oh ya nanti saya titip teman-temanmu, kalau saya nanti belum datang dimulai aja langsung" Lanjut beliau.
"Siap pak! Kalau begitu saya mohon pamit ke kelas" Kataku setelah keperluanku disini sudah selesai.
"Silakan nak..." Jawab pak Indra.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam"
Setelah itu aku keluar dari ruangan itu dengan perasaan yang lega, amanah yang sudah diberikan kepadaku sudah ku jaga dengan baik.
Ingin rasanya aku menuju ke kantin sekolah sendirian tapi sepertinya tidak, aku dihampiri oleh Aldi. Dia kata ingin ke kantin dan akhirnya kita bersama sama menuju kantin sambil membahas latihan nanti.
Di kantin keadaannya masih sepi, ini juga belum jam istirahat. Aku dan Aldi segera duduk di bangku pojok kantin dan langsung memesan makanan.
"Ibu... Soto ayam 2 sama es tehnya 2" Kata Aldi dia yang memesan makanan.
"Siap den sebentar ya.. Sama siapa den?" Tanya Bu kantin.
"Itu bu sama si Prada" Jawab Aldi sambil menunjuk ke arahku.
"Gak biasanya kamu sama den Prada" Kata bu kantin sambil memberikan pesanan kita.
"Iya bu... Biasa Prada kan sibuk sama berkas kesayangannya, ini syukur bu bisa bareng dan ngobrol berdua.. Terima kasih bu"
"Oh begitu.. Siap den"
Setelah itu Aldi berjalan membawa makanan yang sudah dipesan tadi ke arah bangku yang aku duduki.
Kita langsung makan tanpa adanya pembicaraan tapi diakhir kita makan aku lihat ada 2 orang yang masuk area kantin. Aku terus melihat gerak gerik mereka dan sepertinya aku pernah melihat salah satu dari mereka.. Tapi dimana? Aku tak ingat.
"Eh Da kapan lo ke Bandung?" Pertanyaan Aldi yang langsung mengalihkan pandanganku dari seseorang itu.
"Ah.. 2 minggu lagi hari kamis kalo gak salah, kenapa?"
"Berarti lo berangkat bareng Ilham?"
"Gak.. Emang kita pergi harinya sama tapi lebih dulu dia deh"
"Oh.. Lo udah selesai kan? Yok bayar" Kata Aldi setelah melihat aku selesai makan.
"Gue aja yang bayar.. Dan lo duluan aja habis ini gue mau sholat dhuha" Kataku sambil melihat orang yang didepan sana.
"Serius ini? Thanks ya"
"Yoi.." Kataku sambil menepuk pundaknya dan dia langsung melesat pergi.
Lalu aku ke arah bu kantin yang sedang duduk untuk membayar makanan tadi dan tak lama kemudian ada yang datang dan berdiri persis disampingku.
"Ibu... mau pesen es jeruknya lagi satu" Kata orang itu dan rasanya aku pernah mendengar suara itu.
"Siap neng.. Nanti ibu anterin"
"Makasih bu.." Katanya dan kurasa dia ingin pergi dari sampingku.
Dengan cepat aku langsung menoleh ke arahnya dan benar ternyata dia...
Enjoy... Jangan lupa vote dan komen❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
~API~ Antara Prada Ilham
Подростковая литератураPertemuan apakah ini? Semua tanpa sengaja, setelah sekian lama bertemu kenapa harus dipertemukan dengan hati sama-sama memiliki perasaan, lalu siapa pelabuhan terakhirnya?