Delapan

5 1 0
                                    

"besok mau ujian loh kak, kakak gak belajar apa?"

"kenapa besok?"

"karena..... sudah kodratnya begitu !! kakak gak dengar apa kata wali kelas ya? Makanya kak, otaknya itu di pake, jangan disimpan doang. Kayak aku ni... di charge tiap malam" ucapnya dengan penuh dengan kebanggaan tingkat tinggi.

"kenapa aku sampai gak ingat ya?" tanya kira pada dirinya sendiri.

"sebenarnya kakak kenapa sih? Udah 3 hari loh kakak gini, kayak dibawa pergi angin" tanya nanda khawatir.

"aku juga gak tau ni. Beberapa hari ini aku mimpi aneh" ucap kira memegang kepalanya yang terasa nyeri.

"kak jangan sakit dulu, nanti siapa yang temenin aku buat konsep untuk ujian."ucap nanda dengan muka datar.

"udah pinter masih nulis konsep buat ujian?! " kata kira menimpuk buku tebal yang dibawa nanda diatas meja.

"auw! Sakit lho kak. Nanti adek gak pinter lagi gimana?!" panik nanda berlebihan. 

Kira hanya bisa tertawa geli dan terus menimpuk buku kearah nanda.

"nahh... gitu dong kakak, kalau kakak tertawa kan aura kuburan di sekitar kakak jadi ilang. Tu liat tu, pohon aja sampai berbunga segala " puji nanda dan ikut tertawa.

*****

"krettt"

"Kira, kamu udah pulang ya?" teriak bibi dari bawah.

"hadir bi !" teriaknya dari dalam kamarnya yang berada di lantai atas. Ia langsung melembarkan tubuhnya keatas tempat tidur seperti orang yang baru habis lari maraton.

"ada apa ini ? kenapa setiap hari terasa menakutkan" ucap kira.

"Gimana tadi ujiannya? " tanya bibi yang sedang bersandar di pintu, komplit dengan celemek yang berpasang di badannya.

"ya begitu bi, aku sudah berusaha jawab" sahutku duduk di atas kasur dan tentu saja bersandar di dinding.

"tapii...." lanjutnya.

"ya... ya... sudah berusaha itu lebih baik daripada tidak melakukan apapun" kata bibi dan berangsur pergi melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

"oh iya bii !!!! aku ingin pergi keluar dengan nanda ya " ucapnya seraya mengeluarkan kepalanya ke pintu dan tentu saja melihat bibi baru saja menuruni anak tangga terakhirnya.

"Dia sudah di depan tu" jawabnya.

"APA?!"

Bibi kembali ke ruangannya dengan tertawa geli, belum berselang setengah menit suara terikan dari luar pun berkicau dengan keras, dan suara itu hanya dimiliki satu orang yang sangat ia kenal. Kira langsung bersiap-siap mengemas barang yang harus dibawa dan mengganti pakaian sekolahnya.

"bibiku cantik ! aku pergi ya !" teriak kira dari luar.

"jangan lupa bawa pulang oleh-oleh" teriak bibi kira dari dalam rumah tentu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magic tunnelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang