11 | Bowtruckle

117 25 2
                                    

Seperti biasa, saat waktu sarapan aku akan bergabung di meja asrama Gryffindor bersama Hermione.

Namun, pagi ini ada yang sedikit aneh.

Banyak sekali orang yang menyapaku, seolah mereka tak lagi peduli dengan fakta bahwa aku salah satu peserta Turnamen Triwizard yang masuk dengan cara ilegal.

"Hai, Lyra."

"Oh, hai." balasku mulai lebih santai setelah mendapat lebih dari sepuluh sapaan dalam perjalanan menuju Aula Besar.

Banyak juga yang menatapku terang-terangan dan melemparkan senyum. Aku hanya bisa membalasnya setulus yang kubisa, walau kebingunganku belum benar-benar berakhir.

Begitu masuk ke dalam Aula Besar, lagi-lagi aku menjadi pusat perhatian ratusan pasang mata, bahkan sampai ada yang melambaikan tangannya! Terang-terangan di hadapan semua orang!

Aku tersenyum sangat canggung dan buru-buru menghampiri Hermione.

"Apa yang terjadi?" tanyaku panik.

"Itu yang ingin kutanyakan padamu, apa yang terjadi?" balas Hermione tak habis pikir.

Fred dan George tiba-tiba menggeser bokong mereka, mendekat ke arah kami berdua.

"Aksi kerenmu melawan Malfoy kemarin." ujar Fred.

"Juga, banyak anak Beauxbatons dan Durmstrang yang baru tahu jika kau cicit Kepala Sekolah." imbuh George.

"Bukankah ini sedikit berlebihan? Aku kan tidak berbuat banyak, lagipula Harry juga sering melakukan hal yang sama."

"Itu dia, sekarang banyak sekali yang mulai menjodoh-jodohkanmu dengan Harry."

Aku tersedak ludahku, bahkan sampai terbatuk-batuk. Hermione menepuk punggungku pelan berkali-kali, sebelum akhirnya berhenti.

"Mereka gila?" pekikku sedikit tertahan.

"Sayangnya tidak, rumornya semakin menjadi dan kau dikabarkan memiliki tiga pangeran." jelas George.

"Hampir empat malah." imbuh Fred.

Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan, mendengkus kesal. "Lagipula, memangnya Harry seorang Pangeran Gryffindor?" sarkasku.

"Ya, bisa dibilang begitu."

Aku refleks menggebrak meja, menarik lebih banyak perhatian. Aku hendak mengutarakan isi hatiku pada mereka semua, namun sepertinya itu bukan ide yang bagus, jadi aku kembali duduk tanpa memedulikan tatapan mereka.

"Tadi itu untuk apa? Kau mengagetkan saja." ketus Hermione.

Aku mengerucutkan bibirku kesal, "Sepertinya aku harus mulai membiasakan diri."

--

Aku baru saja kembali dari Shrieking Shack, dan tengah berjalan menyusuri sepinya koridor menuju basemen. Harry, Hermione, dan Ron tentunya berpisah jalan denganku, mengingat kami berada di asrama yang berbeda.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Untuk kunjungan kali ini memang memakan waktu lebih banyak karena Hermione memaksaku untuk tinggal lebih lama. Aku menurutinya, dan kami berujung melewatkan makan malam karena itu.

Selagi aku berjalan, aku bisa mendengar langkah kaki seseorang di belakangku. Aku tidak repot-repot menoleh untuk mencari tahu siapa itu, karena kemungkinan terbesar itu adalah anak seasramaku atau asrama Slytherin.

The Goblet of Fire [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang