13 | The Forbidden Forest

104 21 1
                                    

"Kau tahu konsekuensinya, Lyra." ujar Dumbledore.

"Iya, aku tahu itu, kakek. Tapi, apakah kasus ini akan ditangani oleh Kementrian Sihir?" tanyaku cemas sambil terus memilin ujung jari kanan dan kiriku.

[1] Dumbledore tertawa hangat. "Tenang saja, selagi Nyonya Poppy tidak terlihat oleh para muggles. Maka, kau hanya akan terkena detensi dariku."

Aku mengembuskan napas lega mendengar itu. "Detensi apa? Dimulai dari kapan?" tanyaku penasaran.

"Temui Hagrid, ia yang akan menetukannya."

"Baiklah, selamat malam, kakek." pamitku kemudian keluar dari ruangannya.

--

Aku telah berjalan menyusuri gelapnya lorong, menuruni banyak anak tangga, dan akhirnya tiba di depan kediaman Hagrid yang mengeluarkan pendar cahaya samar dari melalui jendela.

Aku mengetuk pintu, kemudian membukanya.

"Ah, Lyra!" sapa Hagrid dengan senyum lebar.

Aku tersenyum senang membalasnya. "Hai, Hagrid!"

"Tunggu sebentar." ujar Hagrid kemudian sibuk entah mencari apa.

Aku mengedarkan pandangan dan sedikit terkejut melihat kehadiran Draco Malfoy di sana. Aku menatapnya penasaran, tapi sepertinya ia juga terkena detensi, sama sepertiku. Sesaat setelah itu, rasa kesal tiba-tiba menyelusup masuk, mengganti tatapan penasaranku dengan yang jauh lebih tajam.

Pertama, ia terus menggangguku setelah acara pemilihan juara, mengataiku gila hormat, lalu menganiaya Tarry, dan terakhir berbohong soal permintaan maaf itu.

"Oh, ini dia." Aku terperanjat ketika Hagrid tiba-tiba menyodorkanku seekor Jarvey.

"Eh? Kenapa dia di sini?" tanyaku bingung.

"Rolf menitipnya tadi sore." jawab Hagrid.

Jarvey itu melompat naik ke bahu kiriku. "Artemis?" tanyaku padanya.

"Iya, memangnya siapa lagi? Fido?" tanyanya ketus.

"Kenapa ia tidak mengambilnya lagi?" tanyaku heran.

"Mungkin ia lupa." celetuk Hagrid sembari menyalakan lentera.

Aku menganggukkan kepalaku pelan, lalu kembali mengajukan pertanyaan. "Apa yang akan kita lakukan, Hagrid?"

[2] "Mencari Gnome yang tersesat di Hutan Terlarang." jawab Hagrid singkat.

Artemis mulai melompat girang di atas bahuku. "Artemis, makan malammu itu bukan mereka." tegurku lembut, dan dibalas dengan desis kesal dan gerutuan andalan mereka.

"Baiklah, haruskah kita berangkat sekarang?" tanya Hagrid kemudian menyodorkan Draco lentera berbahan bakar minyak yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Hagrid berjalan keluar diikuti Fang, dan kami akhirnya mengekori keduanya masuk ke dalam Hutan Kegelapan.

"Kita akan berpencar agar tidak memakan waktu banyak." instruksi Hagrid.

"Baiklah." jawabku pelan.

Kami berpisah, aku dengan Draco dan Artemis, sedangkan Hagrid dengan Fang. Kami mengambil jalan kanan, dan Hagrid sebaliknya.

Kami terus berjalan masuk semakin dalam ke dalam hutan. "Artemis, jika kau menemukan seekor Gnome beritahu aku. Jangan asal melompat dan menyerangnya, ya?"

The Goblet of Fire [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang