16 | Christmas Holiday

14 0 0
                                    

disclaimer! agar terhindar dari kesalahpahaman atau apapun itu.

agama atau kepercayaan merupakan pembahasan yang sangat serius dan sakral. oleh karena itu, aku tidak akan membahasnya secara spesifik dan hanya menggunakannya sebagai latar waktu dalam cerita ini.

mohon pengertiannya, terima kasih, dan selamat membaca!

--

5 Januari 1995

--


[1] "Lyra, look!" seru Hermione tidak percaya. Aku menoleh kemudian membaca sebuah artikel yang ditulis oleh Rita Skeeter.

[2] "How on earth did she found out about that?" tanyaku bingung dan kesal.

[3] "What?" tanya Harry penasaran.

[4] "Bloody hell, is this real?" tanya Ron sambil membaca koran tersebut.

[5] "I think we should go to Hagrid's Hut." usulku cemas.

Mereka menyetujuinya, kami langsung memakai pakaian hangat dan berlalu pergi menuju kediaman Hagrid.

"Oh, astaga." keluhku melihat banyaknya salju yang menutupi permukaan tanah.

Hermione mengaitkan lengannya dengan lenganku, kemudian mulai melangkah dengan penuh kehati-hatian.

"Hei, pecundang!"

Kami berempat menoleh serentak, menemukan Draco dan kawan-kawan sedang berjalan dengan gaya khas mereka, terlalu percaya diri dan merasa superior.

"Bagaimana kabar si setengah raksasa itu?" tanyanya dengan nada mengejek.

[6] "Fuck off, Malfoy." ujarku kesal, masih tidak bisa melupakan kejadian malam itu.

[7] "Let's just go." ajak Hermione kembali menarikku pergi.

[8] "Oh, not so fast, dear." ujar Pansy.

Jalan yang aku dan Hermione pijak tiba-tiba terasa licin sekali. Hermione yang panik mulai bergerak mencoba mempertahankan keseimbangannya, sama halnya dengan Ron dan Harry di hadapanku.

"Hermione, diamlah!" seruku ikut panik. Tawa mereka semua meledak melihat kami kesusahan menjaga keseimbangan.

Aku mencoba meminimalisir pergerakan yang kubuat, namun Hermione yang terlalu panik terus mengacaukan itu semua.

Mataku melebar ketika merasa tubuhku mulai meluncur ke bawah, benar-benar kehilangan keseimbangan yang susah payah kujaga. Hermione memekik karena ia ikut tertarik, tapi aku buru-buru melepas kaitan lengan kami.

Oh sudahlah, aku pasrah.

Rasa sakit menghantamku keras sebelum semuanya berubah gelap.

--

[9] "What happened?"

"Uh, Lyra terjatuh dari atas---"

"Apakah ia baik-baik saja?"

Aku perlahan mengerjapkan mataku, pusing menyerang hebat membuatku meringis pelan.

[10] "Thank goodness."

"Kau tak apa?" tanya George dan Fred.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Goblet of Fire [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang