Mudah

2 1 0
                                    

"Lebih baik uangnya kamu tabung."

Rifki cemberut,lalu mendudukan dirinya disamping Dara.

"Gue udah banyak duit,dan gue gak suka ditolak."

Dara diam,mau menjawab pun percuma.

"Oke,pulang sekolah tunggu gue!"

***

Dan berakhirlah mereka sekarang,tak disangka ternyata Dara memilih kedai mie ayam yang terletak tak jauh dari sekolah mereka.

Rifki tersenyum kecil melihat gadis berambut pendek itu melahap makanannya.

"Kenapa Lo gak pernah istirahat?"tanya Rifki disela makannya.

Dara diam,menghiraukan pertanyaan Rifki.

"Dara?"tanya Rifki kesal.

Gadis itu menengadah,dengan matanya yang hampa.

"Gue nanya sesuatu." Rifki menunduk,kembali melahap makanannya.

"Karena saya tidak suka keramaian." Rifki mengangkat kepalanya.

"Manusia itu menyeramkan,dan saya... tidak suka."

Dara kembali membuka mulutnya hendak memakan mienya kembali.

"Terus gue?"tanya Rifki dengan telunjuk menunjuk wajahnya.

"Kamu... entahlah."

***

Rifki menghempaskan tubuhnya diatas sofa,menatap Nada yang berlarian dihadapannya.

"NADA DIMANA LIPTINT KAKAK?!"

Rifki tertawa mendengar suara menggelegar Nisa dari arah kamar Lusi.

"NADA BERHENTI GAK?!"

"GAMAUUU KAKAK PASTI MAU NGEDATE KAN?!BATALIN AJA!"

Rifki beranjak bangun,menatap Nisa yang kini menyengir kearahnya dengan wajah bodoh.

"Gue udah bilang kan,jangan pacaran dulu!!"

"Maaf Mamiii,tapi_"

"Gaada tapi-tapian!masuk kamar,gaada ngedate-ngedate!"

Nisa menggembungkan pipinya marah,lalu menaiki anak tangga dengan langkah lebar.

Rifki memijat pelipisnya,ia berandai bagaimana jika semua anak asuhannya itu memiliki mulut seperti Dara?pasti akan sedikit lebih mudah.

Atau... sangat mudah?

Dara(OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang