Jam kerja tinggal 1,5 jam lagi. Kyara masih mengejar target pekerjaannya, dengan gesit dia menyelesaikan semua itu.
"Kya, bantu aku sebentar.." seru Bara memanggilnya dari ambang pintu.
"Oh, iya Bar sebentar aku menyusul."
Selesai menyimpun berkas dengan rapih di atas meja, Kyara segera memenuhi panggilan Bara tadi. Menyusulnya keluar ruangan.
"Bara!"
"Cepatlah.."
Kyara berlari kecil agar bisa menyamakan langkah kakinya dengan Bara yang sudah berjalan di depannya.
"Tunggu sebentar, Bar.. jalanmu terlalu cepat."
"Hallah! Kau saja yang lamban. Cepatlah, manager sudah meminta laporannya."
"Bukankah sudah kau foto copy semua laporan itu?"
Bara berhenti sejenak, menunggu Kyara yang hampir mendekatinya. "Sudah, tapi ada yang salah."
Mereka terus berjalan hingga masuk ke ruang foto copy. Memilah berkas dengan teliti.
"Kau pilah saja berkas yang ada di atas meja itu." seru Bara menunjuk tumpukan berkas di atas meja di sudut kiri ruangan, "Aku akan membereskan yang di sini."
Kyara mengangguk, "Iya baiklah."
***
Usai memilah berkas, tak terasa waktu terus bergulir. Kyara menatap jam di dinding.
"Sudah jam 4 sore, aku punya janji mau nonton sama Ars."
Kyara membawa semua berkas yang telah di rapihkannya keatas meja tempat Bara berada, "Bar, ini berkasnya. Aku ada janji yang tidak bisa ku tinggalkan.. maaf ya hanya bisa membantumu segini." menepuk tumpukan berkas.
"Ya, tidak apa-apa.. pergilah terimakasih kau sudah mau membantuku.
Kyara mengangguk senang, dia melangkah lebar menjangkau pintu, "Ok sama-sama Bar, sampai jumpa besok."
***
Kyara baru saja keluar dari lift yang mengantarkannya ke area parkir. Di sana Arsya sudah menunggunya sejak 10 menit yang lalu.
Buru-buru Kyara melangkah, "Ars.. maaf kau jadi lama menunggu.."
"Tidak masalah, lagi pula aku juga baru sampai di parkiran.." Arsya membukakan nya pintu mobil, tangannya bergerak sopan. "Silahkan masuk nona Kyara.." seru pria itu dengan seutas senyum.
"Ars apa yang kau lakukan? Jangan aneh-aneh.." celetuk Kyara dengan senyumnya yang manis.
"Melakukan apa Kya? Bukankah ini hal yang wajar.. ayo, nanti kita terlambat."
Sepanjang perjalanan mereka hanya bercerita hal-hal kecil, seperti masalah pekerjaan dan sebagainya.
"Bagaimana dengan laporanmu tadi Ars?"
"Sesuai perkiraan, presdir menyukai kinerja kita. Apakah kau tahu.. apa yang sudah di katakannya?"
Kyara mendelik heran lalu menggeleng, "Tidak, kau kan belum mengatakannya."
"Haha, benar.." Ars menarik tuas gigi mobil untuk mengurangi kecepatan mobilnya, "Presdir bilang, dia sangat puas karena menurutnya tidaklah mudah untuk menjalin kerjasama dengan perusaahan itu."
Kyara mengangguk, "Iya, itu benar.."
"Oh ya presdir juga akan memberikan kita bonus di akhir bulan.. bagaimana, kau senang tidak?"
"Benarkah? Bukankah itu kabar yang baik.. ya tentu saja aku senang Ars.."
Mobil yang dikemudikan Arsya masih melaju menuju sebuah bioskop besar di kota ini.
***
Setengah jam kemudian mereka pun akhirnya sampai juga di bisokop.
"Ars, apakah kau sudah membeli tiketnya?"
"Sudah nona manis, kau tak perlu khawatir
Aku sudah membelinya melalui aplikasi.." melepas sabuk pengaman, "Ayo."2 pasang kaki melangkah bersama hingga memasuki sebuah ruangan untuk memperlihatkan karcis online di hp nya.
"Permisi kak, aku tadi membeli 2 karcis dengan pembayaran online." Ars menunjukan karcis di layar hp nya.
"Oh iya kak, sebantar saya berikan print outnya dulu ya.." seru si kasir itu. Tangannya dengan lihai mengklik mouse di atas meja, tak lama kemudian terdengar suara print nan dari dalam ruangan itu.
"Permisi kak, ini karcisnya.. silahkan.."
"Terimakasih kak.."
Usai bertransaksi Arsya mendadak ingin membeli sesuatu, "Kya, kau tunggu sebentar di sini. Aku mau kesana untuk membeli cola dan popcorn.."
"Ok, jangan lama-lama Ars.. waktu kita tidak banyak."
"Sip nona Kyara.."
Sembari menunggu Arsya kembali, Kyara ingat jika dirinya harus menghubungi seseorang. Kyara merogoh hp dari dalam tasnya untuk mengirimkan pesan kepada Naira.
"Naira, ini aku Kyara. Tidak usah menjemputku soalnya aku masih berada di luar.. aku bisa pulang sendiri."
3 menit kemudian, dia mendapatkan balasannya.
"Maaf nona saya tidak berani membantah perintah dari tuan muda.. nona di mana? Saya akan menjemput dan menunggu di sana sampai urusan nona selesai."
Oh my god! Bagaimana ini? Kan tidak mungkin jika Kyara berterus terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpakasa Menikahi Presdir
RomanceMenjadi mempelai pengganti gara-gara saudara sepupunya tak mau menikahi pria yang dikabarkan "Jelek dan juga cacat" itu. Apakah dihati keduanya akan tumbuh cinta mengingat sifat dan kepribadian tuan muda yang selalu berubah-ubah? IG : @nona.kireina ...