4

131 14 4
                                    

Kabar itu langsung menyebar, dari satu mulut ke mulut yg lain sampai ke telinga Singto.

Sekarang disinilah Singto, diruangan Tay.
Sedang menertawakan pria itu.

"Kau melamarnya ? Didepan orang tuanya ?" Tawa tak lepas dari Singto bahkan ia memegang perutnya yang sudah terasa kram karna terlalu lama tertawa.

"Wahh Tay Tawan kau sangat tak tertebak. Siapa kemarin saat di Jepang masuk ke kamarku dan memaki pria itu mengatai dia batu ? Kau melamar batu ?"

"Tertawa saja sampai kau puas" wajah Tay kecut.

"Bagaimana bisa ? Apa kau benar-benar serius ? Lalu jawabannya ?" Singto mulai kepo.

"Kau tidak lihat memar ini ?" Tunjuk Tay pada pipinya hampir kesudut mata yang membiru.

"Hahahaha" tawa Singto semakin pecah bahkan memegang perutnya.

Tay kesal dan melempar Singto dengan bantal sofa.

"Ke neraka kau jahanam" seru Tay kesal
"Kembali ke ruanganmu"

"Kau berani mengusir anak pemilik perusahaan ? Wow hebat sekali" puji Singto remeh.

"Kau ingin aku yang melempar mu keluar ?" Tay sarkas.

"Baiklah baiklah, aku keluar" ujar Singto dan berlalu, sebelum menutup pintu "semangat kawan, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Terus berusaha sampai ia menerimamu"

"Bangsat" Tay akan berlari tapi keduluan Singto menutup pintu dan kabur ke ruangannya sendiri sebelum diamuk Tay.

Tay kembali duduk dan meraba pipinya yang kembali berdenyut, pukulan New tidak main-main rupanya.

.
.
.

Krist tertawa saat New menceritakan acara lamaran tak terduga itu.

"Tega sekali kau memukulnya" ujar Krist diselingi tawa.

"Kenapa tidak kau terima ? Jadi berkurang satu manusia jomblo diantara kita" Off berseru.

"Yeee aku jomblo juga pilih-pilih pasangan kali, emang situ ? Semua aja diembat" jawab New

"Itukan dulu" Off membela diri.

"Sama saja, dan asal kau tau aku masih dendam saat pacar ke13 mu itu menjambakku saat aku menginap di apartemenmu" ujar New  menggebu mengingat insiden beberapa tahun lalu saat pacar Off tiba-tiba datang dan mengira New selingkuhan Off, padahal mah orang lain.

Off dan Krist tertawa bersama mengingat kejadian itu, pasalnya Krist juga disana.
Namun naas New yang membuka pintu saat Krist baru selesai mandi dan Off sedang menyiapkan sarapan.

Terjadilah aksi menjambak itu didepan pintu, New mencoba menjelaskan tapi wanita itu sudah emosi tingkat dewa.

"Memang jambakable kok" seru Krist.

"Mulutmu" New kesal.

"Sudahlah, jangan gelud malu sama umur mana di kantin kampus juga" Off menengahi.

New diam dan memakan makanannya "kira-kira pria itu kenapa melamarku ya ? Apa dia mencintaiku ?"

Pertanyaan tiba-tiba New membuat Off tersedak makanannya dan terbatuk, Krist langsung memberikan minum pada Off.

"Pelan-pelan makannya, tidak ada yang mengambil punyamu" ujar New tajam.

Krist melirik keduanya, New duluan dan menggeleng pelan dengan kepolosan sahabatnya itu lalu melirik Off dan sedikit kasihan padanya.

"Hampir diambil lebih tepatnya" guman Krist pelan tapi tak didengar oleh New sedangkan Off yang didepannya bisa membaca gerak bibir Krist.

.
.
.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang