5

144 15 2
                                    

Ketika musuh mu menjadi sahabatmu, maka ia akan menyayangimu dengan sangat tanpa cela dan akan menjadi sahabat terbaikmu.

Namun jika sahabatmu sendiri yang menjadi musuh mu bagaimana ? Dia akan berbalik dengan perasaan yang tidak tega atau malahan menjadi sosok lain yang akan menghancurkan mu dengan serpihan katanya tentang sosok mu dan bahkan menjadi musuh terbaikmu.

Orang yang tumbuh bersamamu, menjalani harinya denganmu, dan berbagi kisah masa kecil denganmu bahkan tentang angan-angan masa depan yang tidak pasti.

Kalian sempat berandai tidak akan terpisahkan, bahkan setelah berapa tahun menjelang tetap akan bersama.

Percayakan kalian ?

Aku tidak.

Semua itu omong kosong, setelah Ujian Nasional kalian membuat janji untuk tetap berkomunikasi bahkan jika sekolah kalian berbeda kalian tetap akan menjadi sahabat ?
Omong kosong yang begitu manis.
Janji yang hanya menjadi angan-angan.

Sudah sifat alamiah manusia bukan menelan janjinya bulat-bulat, apalagi janji saat kalian masih bocah ingusan.

Berpisah beberapa bulan dan menemukan teman lain saja kalian akan berani menyisihkan sahabat kalian.
Apa kabar bertahun ?

Lantas bagaimana jika sahabat mu berbalik dan malah menjadi musuh mu ?

Kisah yang sangat tragis.

Seharusnya benci menjadi cinta, seperti umpamaan yang sering ditemukan didunia luar.

Tapi kisah Pui dan Jane membuka mata kita jika tidak semua ending persahabatan akan manis.

Mereka sahabat yang jika satu sakit maka satunya lagi akan khawatir dan terus menanyai kabarnya.

Sahabat yang jika salah satu tidak membawa bekal maka satunya lagi akan berbagi bekalnya.

Sahabat yang jika salah satu bersedih makan satunya lagi akan mendadak menjadi superhero yang siap menebas orang dewasa yang membuat sahabatnya bersedih.

Sungguh lucu, ironis sekali mereka bisa menjadi musuh.

Penyebabnya ?

Ayo kita tanyai Marc yang menjadi saksi kisah Pui dan Jane.

"Aku tidak tau alasan mereka bermusuhan" ujar Marc.

Semuanya menghela nafas, termasuk penulis.

"Kami sahabatan sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah tetap bersama, tapi.." Marc menggantung ceritanya dan memejamkan mata mengingat awal perseteruan itu dimulai.

"Diakhir semester 6, mereka diam-diaman seminggu lamanya. Jane berusaha menanyakan perihal Pui mendiaminya namun mereka malah bertengkar"

Semuanya mengerutkan alis bingung.

"Aku mencoba melerai dan Pui membahas tentang kematian ibu dan kakak Jane"

"Disitu awal mula Jane dipanggil pembunuh"

Mereka merasa kasihan dan juga kesal secara bersamaan.
Kasihan pada Janeyah yang dikhianati sahabatnya sendiri dan disebut pembunuh oleh sahabat yang terus bersamamu yang tau segalanya tentangmu.
Dan kesal pada Pui yang tanpa hati menyebar rumor tentang sahabatnya sendiri.

"Sebelumnya kami tidak enak menanyakan pada Jane tentang ini tapi kami ingin tahu tentangnya" Ohm sungkan berujar

"Tentang dia bersama om-om itu bagaimana ? Bukan berarti kami tidak percaya dan menyalahkannya tapi katanya dia tinggal di apartemen milih pria itu ?" Ohm melanjutkan tidak enak hati.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang