Two.

3 1 0
                                    

"kau belum ganti baju kook?"

"ah yaa hyung.. aku langsung mengajak hari ke bazaar ini hehe" yuna sejak tadi menunduk dan itu membuat jimin semakin khawatir.

"ah kalau begitu kami duluan ya kook, aku dan yuna mau berjalan jalan lagi" jungkook melirik ke arah yuna sekilas, dia bingung kenapa temannya bertingkah seperti itu mulai di sekolah tadi

"a-ah yasudah hyung, aku juga mau mengajak hari kesana melihat lihat buku haha" setelah acara basa basi itu jimin dan yuna langsung melenggang pergi sementara jungkook masih menatap kedua punggung temannya itu yang terlihat semakin menjauh. entahlah... jungkook hanya tidak terlalu suka saat yuna dan jimin berjalan bersama.

"kook? kita jadi ke sana kan?" suara hari membuyarkan lamunan jungkook.

"a-ah ya ayo!"

...

"hahh.." yuna menunduk lemas, kebetulan yuna dan jimin berhenti untuk duduk.

jimin kemudian memegang bahu yuna.. mengelusnya pelan.

"jika kau mau bersandar di bahuku aku siap kapanpun yuna" yuna menatap jimin sekilas kemudian menyandarkan kepalanya di bahu jimin.

"makasih jimin" jimin terdiam dia bingung bagaimana lagi dirinya menghibur yuna. masih dengan keadaan jimin yang melamun tiba tiba jimin merasa bahunya sedikit basah. dia menatap yuna yang ada di bahunya.

"jika kau ingin menangis menangislah sepuasnya na" jimin kemudian meletakkan tangannya di atas kepala yuna berniat untuk mengelus surai cantik gadis itu.

"a-apa aku harus menyerah jim?" suara yuna bergetar, dia tau gadis yang dicintainya ini amat sangat cemburu kepada jungkook dan hari. tapi dirinya bisa apa? dia hanya akan menjadi penengah bagi mereka berdua.

"jika kau sudah tidak kuat, jika kau sudah berani mengiklaskannya.. dan jika itu maumu kau bisa menyerah na. carilah yang lebih baik" jimin kembali mengelus rambut yuna pelan. dia sedih jika melihat gadis kesayangannya ini sedih.

"kau mau pulang?" yuna mengangguk. jimin kemudian menarik tangan yuna pelan. perlahan menjauh dari bazaar itu.

...

"yuna!!" yuna mendengar namanya diteriakan dia pun langsung berlari ke arah pintu rumahnya untuk melihat siapakah gerangan yang meneriakan namanya.

"jungkook??"  jungkook sekarang sudah ada di depan rumahnya sambil melambai lambaikan tangannya lucu.

"ayo yuna hari ini kita berangkat bersama!!" yuna kembali masuk ke rumahnya untuk bergegas agar jungkook tidak terlalu lama menunggunya.

...

"tumben jung? aku kira hari ini kau berangkat bersama hari.." jungkook hanya menggelengkan kepalanya pelan.. sedang menyusun kata kata untuk berbicara kepada yuna.

"yuna.. akhir akhir ini kau kenapa??" yuna terkejut mendengarnya 'bagaimana dia bisa tau' pikirnya..

"ngga papa ko.. emang kenapa? aku cuma rada badmood aja akhir akhir ini hehe" yuna terkekeh palsu.. memikirkan apakah saatnya dia akan memberitahu perasaannya kepada jungkook??

yuna bingung.. dia ingin mengungkapkannya tapi dirinya masih tidak siap untuk mendengarkan jawaban dari jungkook apalagi ditambah dengan cara pandang jungkook terhadap hari.. yuna berpikir dirinya dan hari dipandang berbeda oleh jungkook. dimata yuna jungkook memandang hari itu seperti dia adalah segalanya bagi jungkook mata jungkook seakan mengatakan bahwa hari adalah makhluk yang pantas dia puji dengan segala kesempurnaannya. tentu saja itu membuat yuna sadar akan dirinya.. dia tidak bisa disandingkan makhluk sesempurna hari.

...

hei heiii!! gimana kabarnya?? astaga author belum upload berapa bulan?? haduu maaf yaa author sibuk banget sama berbagai hal.. insyaallah author bakal upload lancar lagi kalo ada kesempatan.. maaf banget ya author buat kalian nunggu hehe.

- lula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Wish I Were Her ; jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang