Aku suka Dia

5 1 2
                                    

Ku menatap orang yang berlalu-lalang dibawah, dari balik jendela lantai 4 kampus, seperti mereka mempunyai tujuan sendiri-sendiri ada yang hendak parkir,  ada yang hendak pulang,  ada yang berlari,  adapun yang jalan santai sembari berbincang-bincang. Melihat orang-orang tersebut membuat Aku berfikir,  akan kah mereka juga bisa melihat orang sekitarnya? Apakah mereka juga bernyawa?  Atau hanya Aku saja yang berada dalam dunia ini?  Atau hanya berkamuflase saja?  Beribu pertanyaan yang ada di benak ku,  memikirkan hal yang tak penting.
"Hei Fa,  woi" kaget Ali kepada Ku
"Apaan si Li,  Lu ngagetin aja" jawab ku dengan muka datar
"Liat tugas mu dong, mo nyalin" jawab Ali dengan muka pura-pura imut
"ini jangan sama persis yak" jawab ku sembari memberikan lembar kerja tugas
"Terimakasih,  Fifah..  Jangan ngelamun terus nanti kesambet loh" Sahut Ali sambil menyalin jawaban
"Ali kamu besok ikut tempat Cindy" tanya ku
"Iya dong kalo liburan ikutlah, kan bareng bareng...Kamu nanti sama siapa? " tanya Ali
"Belum tau ni,  kalo gak ada yang kosong mungkin Aku gak ikut" tanya Ku
"Udah besok kamu sama Aku aja boncengannya" sahut Ali lagi
"Serius,  Makasih ya Ali baik banget" jawab ku sembari tersenyum kepada Ali

Sejak hari itu Aku merasa nyaman bersama Ali,  bukan sebagai seseorang yang menyukai pasangannya tapi nyaman sebagai seorang sahabat. Ali seseorang yang mengikuti alur hatinya dalam kehidupannya, dia tak pernah peduli kata siapapun termasuk pacarnya. Ya,  tak dipungkiri dia justru mempunyai pacar yang cantik, anggun dan baik. Mereka sangat teramat cocok bak raja dan ratu di negeri dongeng.

Sepanjang perjalanan kami berbincang-bincang mulai dari obrolan candaan hingga obrolan tentang masa depan. Aku kira cuma Aku yang berada di fase Quarter Life Crisis,  tapi pemikiran Ali sudah dewasa ia siap mengikuti alur kehidupannya jika impian ia tidak tercapai ya dia tidak pernah berputus asa.  Sedangkan Aku hanya seorang yang pesimis dengan segala keadaan. Aku tak bisa berhenti untuk berfikir, meski hanya dalam lamunan pun aku masih berfikir memikirkan hal-hal hayalan meski itu tak akan pernah terjadi.

Menarik ketika Ali berkata "Bagaimana dengan cerita cinta mu? Apakah dia tau perasaan mu" tanya Ali
"Tidak,  tidak penting untuk dibahas. yang menarik itu kisah Mu bukan kisah ku" jawab ku singkat.

Dalam ruang kamar di malam hari yang dingin dan sunyi, sebelum tidur aku berfikir tentang pertanyaan Ali senbari Aku memandangi masa-masa SMA ternyata waktu berlalu begitu cepat.  Banyak hal yang Aku lewati saat-saat SMA, terutama tentang perasaan.  Sering kali pula Aku menatapi waktu yang selalu berputar tanpa ada tenggang rasa untuk membalikan arahnya. Ku pandangi foto-foto lama itu termasuk foto yang ada dia.  Orang yang ku kagumi,  sekali pun dia tak pernah mengenal ku. Persaan damai ketika melihat wajahnya, apakah itu bertanda Aku menyukai dia ? Tapi,  siapa Aku yang tak pernah bertegur sapa dengannya?. Aku hanya menghela nafas,  seandainya waktu dapat berputar mungkin Aku bisa akrab dengannya dan bisa menjadi temannya.  "Oh Tuhan, Aku suka Dia".

Siapa dia?
See next story ya...

who am I? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang