Kurang Amal

141 11 0
                                    

Happy reading. Semoga kalian sehat terus dan semangat menjalani hari.

Halo, Attarazka!

Terhitung sejak MPLS itu berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terhitung sejak MPLS itu berakhir. Sudah 3 hari Azka masuk ke SMA Brawijaya ini, ia bersama sahabat-sahabatnya, Azka sekelas dengan Raga, Gerry, dan juga Chiko, sedangkan 2 makhluk kutub utara itu alias Miko dan Rigel berada di kelas yang berbeda.

Hari ini Azka kembali bolos lagi bersama ketiga sahabatnya. Sedangkan Rigel dan Miko masih berada di kelasnya. Mana mungkin mereka bolos, mereka hanya sesekali. Tidak setiap hari seperti keempat curut itu.

"Lo gak bosen apa main games itu mulu?" tanya Gerry pada Azka. Azka menggeleng, mana mungkin ia bosan, malah games inilah yang membuat Azka mampu menjalankan komunikasi bersama orang lain, sekaligus silaturahmi.

"Emang si bos main apa, dah?" tanya Raga yang ikut menimpali, laki-laki itu sedari tadi asyik telponan bersama pacar mainannya.

"HAGO." sedetik kemudian, Raga dan Chiko terbahak mendengar ucapan Gerry. Bagaimana bisa ketua dari Black Eagle malah bermain HAGO Mereka menggelengkan kepala.

"Banyak untungnya gue main ini, pertama, menjalin silaturahmi, kedua irit kuota, ketiga banyak temen cuy! Dari mana-mana ini." Mereka terbahak lagi, mereka benar-benar takjub pada Azka.

"Lemah lo, bos! Mainnya HAGO. Main tuh cewek baru ini bisa dibilang keren," ujar Raga dengan bangganya.

"Aw, sakit bego!" Raga meringis, ketika kepalanya dijeplat oleh Gerry. Bisa-bisanya memang Raga ini, yang ada di otaknya hanya cewek dan cewek.

"Kalo lo dapet karma, gue duluan yang ketawa paling depan. Mungkin sekarang belum, tapi nanti. Inget, Ga! Setiap perbuatan pasti ada balasannya." ceramah Azka, Gerry dan Chiko mengangguk setuju. Benar apa yang dikatakan Azka barusan.

"Bener tuh! Mending kaya gue lah, mau pacaran ya pacaran, kalau belum ada pasangan ya mungkin masih di atur Tuhan, bukan berarti tuh cewek-cewek gak suka sama gue," ujar Chiko membuat mereka mendengus.

"Au ah! Cape gue. Bahasan kalian tentang cewek semua." Gerry melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruangan warung Abah. Yah, karena mereka sedang berada di luar sekarang.

"Bentar lagi cabut, lo pada gak mau pulang gitu?" tanya Azka, namun mereka menggeleng dengan cepat.

"Rame juga di sini, di rumah sepi, gak ada temen ngobrol," jawab Raga.

"Ya apa ke gitu lo ajak ngobrol, tembok ke, lo 'kan emang gitu biasanya," ucap Chiko membuat Raga memiting lehernya.

"Lu pikir gue gila, hah?!"

"Ya emang gila, baru sadar lo?" tanya Chiko, Raga semakin mengeratkan tangannya di leher Chiko.

"Lepas! Bisa mati gue, bau ketek, lu!" Raga menghempaskan Chiko, memang jika tidak ada mereka mungkin Black Eagle akan sepi, karena merekalah yang selalu mencairkan suasana, segala hal kecil saja bisa mereka perdebatkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATTARAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang