Namaku Monalisa Tri Cantika. Kebanyakan orang memanggilku Mona. Aku dilahirkan di keluarga yang sederhana, Ayahku pekerja swasta dan ibuku menjadi ibu rumah tangga luar biasa. Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, kedua kakakku laki-laki semua. Sejak kecil aku selalu dimanja oleh keluargaku, namun bukan berarti segala sesuatu yang aku minta akan selalu diberikan. Ayahku selalu berkata jika menginginkan sesuatu kita harus berusaha sendiri untuk mendapatkannya. Aku sangat dekat dengan keluargaku, bagiku mereka adalah segalanya.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA. Seperti pada umumnya setiap sekolah selalu mengadakan masa orientasi siswa atau yang lebih sering disebut MOS untuk murid baru. Aku melangkah dengan cepat menuju kelas karena merasa banyak yang melihatku dan tertawa sebab atribut yang aku kenakan. Aku merupakan orang yang gampang bergaul, jadi bukan hal yang sulit bagiku untuk mendapatkan teman baru. Ema dan Eva adalah temanku yang pertama di SMA. Mereka adalah saudara kembar dan mereka sangat ramah. Tak butuh waktu lama aku akrab dengan mereka lakyaknya teman lama.
Seluruh siswa baru berkumpul di lapangan dan diadakan pengecekan atribut, yang mana jika tidak sesuai dengan kriteria yang diberikan OSIS maka akan dikenakan hukuman. Aku yang merasa sudah lengkap dan sesuai merasa percaya diri.
"Hey kamu, sini maju!" salah satu kakak kelas menunjukku. Aku maju dengan langkah yang sedikit takut.
"Coba lihat kaos kaki kamu" aku mengangkat sedikit rokku dan menunjukkan kaos kakiku yang berwarna putih bersih.
"Oh my god" batinku setelah menyadari bahwa aku salah memakai kaos kaki yang seharusnya putih dan hitam, aku malah putih semua. Aku hanya diam sambil merutuki diri sendiri kenapa bisa lupa.
"Kamu taukan apa kesalahanmu dan apa yang harus kamu lakukan" Kata kakak kelas tadi. Aku mengangguk dan segera mundur dari barisan lalu berkumpul dengan anak lainnya yang juga melakukan kesalahan.Sebagian besar siswa sudah kembali ke kelas, aku beserta siswa yang mendapat hukuman masih berdiri di lapangan. Hari ini cuaca sangat panas dan hal tersebut membuatku pusing karena dari kecil aku tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama di bawah terik matahari. Kepalaku menjadi sangat pusing dan mendadak semuanya gelap, aku pingsan. Bau minyak kayu putih menyeruak di hidungku, perlahan aku membuka mataku dan ternyata aku sudah berada di UKS.
Setelah merasa lebih baik aku kembali ke kelas dan segera mencari obat yang biasa aku bawa. Aku segera meminum obat tersebut agar pusingku tidak kambuh lagi. Beberapa kakak kelas kembali masuk ke kelas dan menyampaikan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk acara pensi besok. Kelasku memilih menampilkan tari tradisional karena ada beberapa anak yang pandai menari. Aku hanya menyimak saja.
Nb: terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote dan tunggu episode selanjutnya 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
pelangi setelah badaiku
General FictionUntuk Reza: Terimakasih sudah datang dalam hidupku dan menjadi pelangi setelah badaiku yang lalu. Hadirmu menenangkanku dan senyummu membuatku melupakan rasa sakitku. Aku mencintaimu dalam diamku.