Episode 1

32 5 2
                                    

Kini 2 wanita cantik, sedang berada di ruang tamu. Mereka sedang memakan cemilan sembari menonton drakor.

"Ilyani," ucap Marisa kakak dari Ilyani.

"Iyah kak?" ucap Ilyani.

"Ambilkan aku minum," perintah Marisa.

"Iyah kak, bentar," ucap Ilyani.

"Cepatan jangan lambat," ucap Marisa.

"Ini kak air minumnya," ucap Ilyani sambil menyodorkan air putih secangkir ke Marisa.

"Sini, lelet banget," ucap Marisa.

"Maaf kak," cicit Ilyani.

"Ilyani," ucap Marisa.

"Iyah kak?" ucap Ilyani.

"Besok Mami sama Papi pulang ke Indo, kamu jangan ngomong hal sering aku lakuin ke kamu. Kamu harus bilang ke Mama dan Papa bahwa kamu itu baik baik saja. MENGERTI!!!" sentak Marisa.

"Iyah kak, Ily mengerti," ucap Ilyani.

"Bagus.... Sekarang kamu beresin rumah," perintah Marisa.

"Tapi... Disinikan ada pembantu kak," ucap Ilyani.

"Pembantu udah gue usir trus gue pecat dari sini," ucap Marisa.

"Kenapa kak?" tanya Ilyani.

"Banyak nanyak lo... Lo tau gak? Kalo bayar pembantu itu mahal, nah lo? Kan lo gak ada kerjaan, beresin kek rumah, jangan hanya jadi wanita busuk lo di dalam kamar terus," sentak Marisa.

"Tapi kak--" ucap Ilyani terpotong.

"Gak ada tapi tapian, lo ikuti aja maunya gue, kalo gak lo gak gue kasih makan selama 3 hari," sentak Marisa.

"Baik kak, Ily kerjakan kok kak," ucap Ilyani.

"Gitu kek lo, nurut sama guekan gak gue bentak lo kek gini. Ngabisin suara merdu gue aja deh lo," sinis Marisa.

"Maaf kak," cicit Ilyani.

"Yodah mau nunggu apa lagi lo? Sana beresin rumah," perintah Marisa.

"Iyah kak," ucap Ilyani.

"Oh yah gue mau ngasih tau kalo uang jajam lo yang mulai skarang yang di transfer Mami sama Papi itu gue kurangin sekarang," ucap Marisa.

"Kenapa dikurangin kak?" tanya Ilyani.

"Lah... Gak bagus kalo uang jajannya banyak, lebih baik uang jajan lo buat gue aja, ntar gue potong uang jajannya setengah, dari 2jt perbulan, sekarang jadi 1jt perbulan," sinis Marisa.

"Tapi kak---" ucap Ilyani terpotong.

"Udah diam, gak ada penolakan," sentak Marisa.

"Emang uang Ilyani mau kakak kemanakan? Bukannya uang jajan kakak, lebih banyak dari pada Ily? Kenapa musti motong uang jajan aku kak?" tanya Ilyani.

"Uang jajam gue cuman 3jt perbulan, nah itu aja gak cukup, nah lo kan berlebihan uang jajannyakan? Nah gue ambil dikit aja sih lo sewot banget," ucap Marisa.

"Itu gak dikit kak, itu uang 1jt kak," ucap Ilyani.

"Terus? Gue peduli gitu?" sinis Marisa.

"Emang uang Ily setengah lagi nah kakak kemanakan?" tanya Ilyani.

"Itu uangnya mau ku jadiin tiap bulan uang kecantikanku," ucap Marisa.

"Maksudnya kak?" tanya Ilyani polos.

"Polos banget sih lo? Itu maksud gue uang untuk beli make up, lipstick, farfum, handbody, dan yang lain lainnya," sentak Marisa.

"Tapi kak, apa cukup uang untuk Ily sekolah hanya 1jt?" tanya Ilyani.

"Yah cukuplah, lo cukup cukuppin aja dulu," sinis Marisa.

"Iyah kak," ucap Ilyani.

"Yodah sana, gue bentar lagi mau dijemput sama pacar gue, Pratama," ucap Marisa.

"Apa? Pratama? Gue gak suka dia kesini, ntar dia ngelakuin hal macam macam sama gue sewaktu kakak pergi kekamar," batin Ilyani ketakutan.

"Lo tunggu aja deh Pratama disini yah," perintah Marisa.

"Tapi kak--" ucap Ilyani terpotong.

"Bye..." ucap Marisa.

Lalu Marisa naik keatas dan mengganti bajunya. Lalu Ilyani duduk di teras rumah. Tak lama kemudian datanglah sebuah mobil hitam mewah.

"Pratama? Aduh aku kek mana? Aku takut," batin Ilyani takut.

"Hai..." ucap Pratama.

"Hai," ucap Ilyani gemetar.

"Lo kenapa begetar? Lo cantik," ucap Pratama sambik mencoel dagu milik Ilyani.

"Kak Pratama mau jumpa sama kak Marisa kan?" tanya Ilyani.

"Sebenarnya gue gak mau jumpa Marisa," ucap Pratama.

"Kenapa?" tanya Ilyani.

"Karna gue mau jumpa sama lo aja," ucap Pratama.

"Kak, bentar lagi kak Marisa datang," ucap Ilyani.

Lalu Ilyanu hendak masuk kedalam, tetapi Pratama menahan Ilyani dengan cara memeluk Ilyani dari belakang.

"Kak... Lepas... Nanti kak Marisa lihat kita," ucap Ilyani.

Pratama tak mendengar apa kata Ilyani. Ia menciumi leher Ilyani.

"Kak udah lepas," ucap Ilyani.

"Biar aja kek gini," ucap Pratama tanpa dosa.

Lalu Pratama melepas pelukannya, dan menarik tangan Ilyani kedalam mobil.

Ia memasukkan Ilyani kedalam Mobilnya, dan mengunci mobilnya.

"Kak... Kita mau kemana?" tanya Ilyani was-was.

"Kita? Kita mau senang senang," ucap Pratama dengan nada mesumnya.

"Senang-senang? Jangan kak, Ily mau pulang aja," ucap Ilyani dengan derai air mata.

"DIAM!!!" bentak Pratama.

Pratama membawa Ilyani menuju hotel. Ia menyeret Ilyani masuk kedalam hotek itu.

"Kak... Jangan... Sakit..." ucap Ilyani.

"Syut..." ucap Pratama.

Sesampainya didalam kamar hotel, Pratama mencampakkan badan mungil Ilyani kedalam kasur empuk.

"Aws," ringis Ilyani kesakitan.

Lalu Pratama mendekati Ilyani. Tetapi Ilyani menjauh. Ia merasa ketakutan sekarang.

"Kak, jangan," ucap Ilyani.

Tanpa aba aba, Pratama memluk Ilyani dan menidurkannya dikasur. Mereka belun melakukannya, tetapi mereka sedang berpelukan dengan posisi tidur.

Sekarang Paratama sedang menciumi leher jenjang Ilyani. Ia membuat tanda kepemilikan di leher jenjang milik Ilyani.

Sedangkan Ilyani? Ia hanya dapat menangis saja. Ia tidak bisa meronta lagi. Karna Pratama sudah menghampit dia dengan pelukan yang erat.

Bersambung....

Broken HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang