Episode 3

17 4 0
                                    

Kini Ali dan Prilly masih didalam mobil menunggu hujan reda.

"Nama kamu siapa sih?" tanya Prilly mulai kesel karna cowok didepannya ini tidak memberitahu siapa namanya.

Karna sudah mulai merasa Prilly akan marah, akhirnya ia pun mengatakan kepada Prilly siapa dirinya ini.

"Nama, gue Aliand," ucap Ali.

"Ali? Oh ... Bilang gitu aja sih lo susah amat," ucap Prilly.

"Yodah, lo knp sih? Kok bisa pingsan ditengah jalan, trus lo kek nangis gitu sambil jalan, lalu itu kissmark?" ucap Ali cerewet.

Lalu Prilly mulai ingat dimana dirinya dan Pratama melakukan Kissmark didalam kamar hotel yang sudah ia pesan tadi.

Lalu Ilyani mulai meneteskan air matanya, sehingga membuat Ali terkejut seketika.

"Eh ... Kok malah nangis? Apa aku salah ngomong?" tanya Ali.

"Ahk ... Tidak kok, kau tidak salah ngomong," ucap Prilly sembari menghapus air matanya.

"Lalu? Kau kenapa?" tanya Ali.

"Aku? Aku ... Lelaki mesum telah membuat Kissmark dileherku, tapi dia tidak melakukan apa pun, dia dari dulu menyukai ku, jauh sebelum dia memacari kakak ku Marissa, dia membawa ku ke ... Hiks ... Hiks ... Ke, ke ... Hiks," tangis Prilly.

Ayolah!! Prilly tidak bisa meceritakan masalahnya dengan Pratama sewaktu dia dan Pratama melakukan KissMark.

"Hey ... Kok malah nangis? Kamu kenapa?" tanya Al cemas.

"Aku ... Aku gk sanggup, dia udh rebut ciuman pertamaku," isak Prilly.

"Ciuman pertama? Maksudnya?" tanya Ali bingung.

"Dia membawa ku kedalam hotel, lalu dia mebuat tanda dileherku, tapi dia tidak ingin melakukan hal selain itu, karna dia belum siap, dan untung saja dia masih waras," ucap Prilly.

"Oh ... Yasudahlah, yang penting dia tidak malakukan lebih dari itu," ucap Ali.

"Yah kau benar," ucap Ilyani.

Lalu Ilyani menghapus lagi air matanya tadi. Tak lama kemudian bunyi guntur membuat Ilyani ketakutan.

'Duar!!!'.

Bunyi guntur adalah bunyi yang paling dibenci oleh Ilyani. Ia merasa takut sekali jika bunyi itu muncul, ia tidak sengaja memeluk erat tubuh Ali untuk mencari kenyamanan disana.

Ali? Ia bingung plus senang karna akhirnya cewek yang dingin ini bisa memeluk tubuh kokoh Ali.

"Eh ... Maaf gak sengaja," dingin Ilyani.

"Iyh gak papa kok, kamu takut sama guntur?" tanya Ali.

"Gk juga," ucap Ilyani datar.

"Jujur deh, gk ush bohong," ucap Ali menggoda.

"Ihh ... Aku bilang gk yh gk," tegas Ilyani.

"Owh ... Yodah, klo gunturnya datang lagi jgn meluk gue," sombong Ali.

"Ish ... Dasar cowok nyebellin," ejek Ilyani.

"Terserah," acuh Ali.

Lalu tak berapa menit lagi, guntur pun datang lgi, dan itu membuat Ilyani sontak memeluk Ali lagi. Kini Ali tersenyum menang saat Ilyani memeluknya lagi saat ini.

"Tuhkan dipeluk lagi akunya, udj jujur aja gk papa kok," angkuh Ali.

"Ish ... Iyh aku ngaku deh, aku takut guntur, sama kilat-kilat putih," ungkap Ilyani kesel.

"Nah gitu aja sih ngomongnya susah amat," ucap Ali.

Kini Ilyani didalam dekapan Ali. Ilyani tidak ingin lepas dari pelukkan Ali saar ini. Ketakutan akan guntur membuat Ilyani bertahan dan betah dalan dekapan Ali.

Kini sudah 20 menit AlPril menunggu hujan reda, dan yah hujan pun reda.

"Hujan udah reda, lo masih betah aja meluk gue kek gitu," sombong Ali.

"Ihh ... Sombong bat dah lu," ucap Ilyani.

"Udah ahk, rumah lo diamana? Biar gue anterrin," tawar Ilyani.

"Lo mau emg antarrin gue?" tanya Ilyani.

"Yah klo lo mau gue anter," ucap Ali.

"Hmm ... Bolehlah, lo anter gue kerumah, alamatnya di ....... Lo anter yah," ucap Ilyani.

"Owh ... Ok kita jalan sekarang," ucap Ali.

Lalu Ali menancap gas menuju rumah Ilyani. Didalam perjalanan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang