45. Bahkan diatas semua ini, aku memikirkanmu

10.1K 2K 1.4K
                                    

Kira-kira, apa jadinya ya, kalau gua nggak terlahir dengan penyakit seperti ini?

Apa jadinya kalau gua lahir dengan normal dan sehat seperti orang-orang lainnya?

Sewaktu gua masih bayi, Papa sama Mama pasti seneng denger gua nangis. Mereka pasti jadi orang tua yang paling bahagia di dunia ini.

Mama bakalan mengamati perkembangan gua dari gua baru bisa bilang 'mam mam mam' sampai bisa bicara "Mama Nasyasya mam. Nasyasya lapel." Kemudian Papa akan datang sambil ketawa dengan botol susu di tangan kanannya dan semangkuk bubur buatan Mama di tangan kirinya.

Ketika gua udah lebih besar, Papa bakalan bantu gua jalan ke arah mama dengan hati-hati. Dan Mama bakalan jadi orang pertama yang nyamperin gua dan ngelus lutut gua kalau gua jatuh karena belum bisa berdiri dengan seimbang.

"Nggak apa-apa, nggak apa-apa, ayok berdiri. Mainan sama mama di kamar yuk. Cewek baik nggak boleh nangis."

Ketika gua lebih besar lagi, Papa bakalan ajarin gua naik sepeda. Kemudian di suatu sore yang cerah, Papa naik sepeda boncengan sama Mama sementara gua mengikuti dari belakang naik sepeda roda tiga sambil jerit-jerit minta ditungguin. Papa ngerjain gua dengan mengayuh sepeda cepat, tapi Mama akhirnya kasihan dan pura-pura marah sama Papa supaya gua senang.

Kemudian, gua pasti masuk sekolah umum. Masuk TK. Mainan ayunan di TK sampai jatuh. Mewarnai ayam dengan  warna-warni dan ngambek kalau pensil warna gua dipatahin temen.

Selanjutnya gua masuk SD. Di SD mulai ada anak-anak nakal yang pilih pilih temen. Mungkin ada kalanya saat itu gua nggak ditemenin tapi gua nggak sedih karena gua masih punya banyak temen yang berasal dari TK yang sama.

Kemudian masuk SMP. Di SMP gua bakalan kena kenakalan remaja yang umum. Kayak bolos sekolah, nggak ngerjain PR, ngebantah omongan orang tua, dan mungkin.... jadi cabe-cabean. Haha...

Tapi untuk SMA, gua nggak berharap yang lainnya kecuali kisah gua di SMA yang sebenarnya. Nyuri bangku Somi dan jadi duduk sama Verin yang cuek,

Dipanggil kuburan sama Minhee,

Dibenci Luna,

Dijauhi sama temen-temen deket...

Meskipun banyak hal yang bikin sedih, gua bakalan tetap mau melalui semua hal itu sekali lagi.

Gua masih mau kenal kak Jaemin dan menaruh hati ke cowok itu. Cowok yang nggak pernah ngerti gimana dalamnya perasaan gua. Gimana gua suka lihat dia bahkan pas lagi cemberut karena dia ada masalah.

Kalau selama ini gua nggak sakit, kak Jaemin bisa suka sama gua beneran nggak ya?

Kisah hidup cowok itu pasti rumit walau kelihatannya baik-baik aja.

Kak Jaemin pernah kehilangan kakaknya secara tiba-tiba. Karena itu, dia takut sama yang namanya kehilangan.

Itu wajar. Sesering apapun, manusia tetap nggak akan terbiasa dengan yang namanya kehilangan.

Hatinya melawan buat suka sama gua. Maka dari itu, sejauh apapun gua melewati batas, gua nggak akan pernah bisa ada di tempat itu.

Tempat yang memang nggak mau dia berikan buat gua.

Kira-kira siapa yang nanti berdiri disampingnya di pesta pernikahannya? Andai bisa datang, gua pasti datang dengan bahagia.

Tapi, itu nggak mungkin lagi.

Malam itu setelah pergi lihat bintang sama kak Jaemin, gua drop.

When I Hate You | Jaemin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang