Author POV
“Akhirnya kau menemukannya, Min.”
Yunki mengukir segaris senyum getir setelah mendengar pernyataan dari temannya. Ia menggelengkan kepalanya dengan lesu, lantas salah satu tangannya menelusup tanpa izin ke dalam selimutnya, memeluk tubuh seorang gadis dengan erat, yang tersembunyi di dalamnya.
Sosok makhluk berwujud abstrak yang diakui sebagai teman dari Yunki ini, tiba-tiba menggelegarkan tawaannya. Menertawakan Yunki lebih tepatnya. Beruntungnya, ia hidup di alam yang berbeda dengan manusia, jadi Yunki merasa tak begitu khawatir dengan sosok gadis yang tengah dipeluknya saat ini, akan terbangun karena tawa keras dari temannya itu.
“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ia sadar nanti?" Temannya kembali bertanya, “jangan bilang kau akan memanipulasi ingatannya, kemudian menjadikannya sebagai kekasih hidupmu? Ingatlah, Min. Dia manusia, dia akan menua dan kulitnya akan keriput.”
Yunki berdecak. "Diamlah, Gun.”
"Wah ... Kau serius? Dia memang manis sih, tapi terlalu kurus. Kenapa Ayahmu memberimu takdir pahit seperti ini, Min? Padahal dia Dewa, sama sepertimu. Tapi dia tega memberimu jodoh sejelek ini."
Yunki menghela pelan, sorotnya nampak begitu sayu ketika ia terus memandang wajah damai namun seperti mengukir banyak luka yang amat dalam di air muka Fana, seorang perempuan yang ia temui di atas pembatas jembatan tadi malam.
“Bisakah kau pergi?”
Gun, namanya. Ia sedikit terkesiap dengan jawaban yang dikeluarkan Yunki.
“Kenapa kau mengusirku?”
Tatapan Yunki berubah menjadi sendu. Ia pun memberikan usapan lembutnya pada punggung sang puan. Semakin ia menatap dalam wajah gadis dalam pelukannya, semakin pula hasratnya untuk selalu berada di samping Fana kian menggebu.
“Aku tak ingin suaramu menakutinya. Biarkan dia tidur dengan nyenyak.”
•••
Malam pun berganti pagi. Fana mengerjabkan kedua matanya, saat cahaya pagi yang timbul dari jendela menyoroti tubuhnya. Dengan perlahan ia bangun seraya menyibakkan selimut yang dikenakannya. Namun, sedetik kemudian, ia refleks memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.
Pun ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Kamar yang terlihat asing, yang minimalis, dan ia benar-benar tidak tahu sedang berada dimana sekarang? Kemudian, ia membalikkan tubuhnya ke belakang, dan ia hanya bisa mengerutkan keningnya dengan bingung, saat ia melihat sebuah foto besar terpampang rapi di atas ranjang.
Dalam foto tersebut, ada gambar dirinya yang sedang bersanding dengan seorang pria, dengan memakai gaun yang indah dan ia juga terlihat begitu cantik. Fana meremas kembali kepalanya yang sakit. Jujur saja, ia benar-benar tidak mengerti dan sama sekali tidak tahu bahwa ia sudah menikah dengan seorang pria. Bahkan ia sama sekali tidak mengenali pria itu.
"Fana, kau sudah bangun? Dokter bilang kau tidak boleh banyak bergerak. Kembali ke atas ranjang dan beristirahatlah, sayang."
Fana terkesiap dan terkejut bertemu dengan seorang pria. Yang tak lain adalah pria itu persis seperti pria yang bersanding bersamanya di dalam foto tersebut.
Fana masih memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia sungguh tak mengerti, bahkan ia merasa ada sesuatu yang ganjal saat ini.
Yunki tersenyum setelah ia mendaratkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di samping Fana tidur. Akan tetapi, gadis itu masih saja memegangi kepalanya. Yunki khawatir dengan hal itu hingga rambutnya berubah warna menjadi putih. Ia mengumpat dalam hati, karena tidak akan pernah tahu efeknya akan seperti ini setelah memanipulasi ingatan Fana semalam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
can we be together?
FantasyBagaimana rasanya ketika kau memiliki kekasih seorang dewa? Rangking : #1 in stressed (7 - Oktober - 2020)