Sesuatu di Jogja.

📍| Jogjakarta, 2020.

• • • ೃ

Tentang dia yang pernah hadir dan menjadi bagian dari hidupku.

Kemudian pergi tanpa keterangan dan hanya meninggalkan tanda tanya.

Tapi tak apa, terima kasih karena pernah hadir dan menjadi pusat dari semestaku.

Angin melaju dengan cepat dan menghembus ke arah tubuh, membuat tubuh menjadi merinding seketika dan rasanya hati langsung berdesir.

Daun-daun perlahan berjatuhan dan kupu-kupu berterbangan mengelilingi bunga yang indah untuk di lihat mata.

Gadis itu terdiam meratapi punggung lelaki yang nyatanya sedari dulu sudah mencuri hatinya, ntah sadar atau tidak.

Senyum kecil terpampang di wajah cantiknya, berusaha menggapai dia yang jauh di sana. Rasanya melihat dari sini saja sudah cukup membuat dia bahagia.

Menatap dan mengenggam tangannya hanya melalui bayangan, tanpa bisa melakukan secara langsung. Bahkan untuk berandai-andai saja tak akan mungkin bisa, percayalah.

Hanya harapan yang masih terus di taruh, padahal sudah tau kalau jawabannya nanti semua harapain ini tak akan pernah terwujud.

Bahkan ketika sudah berusaha dan jujur, itu semua hanya akan membuat lega. Tapi tidak akan berdampak apa-apa.

Memang apa lagi yang di harapkan? Menunggu waktu yang tepat agar kita bisa bersama? Mau sampai kapan begini terus? Menaruh harapan yang tak mungkin.

Yang di lakukan sekarang hanyalah tertawa, menertawakan kebodohan diri sendiri dan drama yang terjadi pada hidup ini. Rasanya lucu, sampai bingung.

Orang-orang mungkin akan bilang, kalau mimpi kita nantinya pasti akan terwujud. Tapi apa? Mereka semua lupa tentang mimpi buruk yang selalu menghantui.

Sekarang senyum kecil di wajah manis itu bercampur, bercampur dengan isak tangis yang hanya bisa di dengar dalam diam. Tanpa berani menunjukkan kepada dunia, padahal hatinya sangat sakit.

Bolehkah aku merindukan saat-saat ketika dulu kita berbincang dan bercanda tawa saat malam, kemudian sama-sama tertidur dan baru sadar saat pagi.

Aku ingat, kamu bilang aku satu-satunya orang yang menerimamu apa adanya. Dan masih bertahan untuk berteman sejauh ini. Saat itu kukira kau rumah, nyatanya aku salah. Kau bukan rumah.

Ingin aku menghampirimu dan mengenggam erat tanganmu, andai saja aku berani dan aku bisa melakukan itu. Tapi maaf, nyatanya aku tak bisa.

Maaf aku bodoh saat mengatakan ini, tapi perasaan dan hatiku masih tertuju untuk orang yang sama. Hiraukan saja, karena ini hanyalah harapan kosong.

Bukan salahmu, dan juga bukan salah kita. Bukan juga salah semesta ataupun dunia yang belum memberi waktu yang pas untuk kisah kita ini. Tak ada yang salah, ini semua hal yang wajar. Dunia pasti memakluminya.

Ayo lah, kamu pasti bahagia kan?
Ada atau tanpa adanya aku pasti tidak akan berpengaruh. Aku percaya kamu pasti bahagia, karena aku tau kamu sangatlah hebat. Buktinya sejauh ini kamu masih bisa bertahan, bahkan tanpaku di sisimu.

Para Lakon Fiksi.

Jung Jinsoul as Kirana Shafa Ayudisha.

Lee Juyeon as Abriano Juandra Pandewa.

Hyumendaripluto's introducing :

Abriano & Kirana
©HYUMENDARIPLUTO