Percakapan di malam itu.

16 5 0
                                    

۪۫❁ཻུ۪۪⸙͎.'𝐑𝐚𝐫𝐚, 𝐀𝐧𝐨, 𝐝𝐚𝐧 𝐉𝐨𝐠𝐣𝐚.

Katanya kamu akan selalu jadi 'sayap pelindung' pribadiku.

Aku rasa aku tidak memerlukan hal itu, kamu berada di sisiku saja sudah cukup.

Tapi terima kasih ya? Aku tidak pernah menyesal bisa mengenalmu.

Tapi terima kasih ya? Aku tidak pernah menyesal bisa mengenalmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang di Jogja, apa kabar nih?" Begitu tanya Rara.

Lelaki di seberang sana tersenyum kecil, rasanya rindu sekali bercakap seperti ini di malam hari.

"Di sini dingin, Rara." Jawabnya.

Rara seketika panik. "Loh? Kamu kan gak tahan dingin? Selimutan gih sambil minum susu hangat." Suruh gadis berahang tegas itu.

Ano hanya tertawa pelan, perhatian Rara memang tidak pernah berubah ya.

"Udah, denger suara kamu buat hangat kok." Gombalnya.

Kali ini tawa Rara lepas, "ngaco deh, mana bisa gitu."

Kemudian mereka sama-sama terdiam, merasa bingung harus berkata apa lagi.

"Kamu, jaga diri baik-baik ya. Disha?" Ucap Ano.

Rara tersenyum kecil, senyum yang tak bisa di lihat oleh Ano secara langsung.

"Tenang, aku pasti baik-baik aja kok." Jawab Rara.

"Rara, kamu tau kan kalo aku selalu ada sama kamu?" Tanya Ano lagi.

Rara terdiam, kemudian menghela nafasnya pelan.

"Tau, dan kamu akan selalu gitu kan?" Tanyanya.

Kali ini giliran lelaki Abriano yang tersenyum kecil.

"Iya, maaf ya. Aku gak bisa jaga kamu secara langsung." Ucapnya pelan.

"Gapapa, Ano." Balas Rara, kalau bisa rasanya Ingin dia genggam hangat tangan lelaki di seberang sana, tapi sayangnya dia tidak bisa.

"Kamu sama 'dia' baik kan?" Tanya Ano lagi.

"Heem, baik kok." Ucap Rara sebagai balasan.

"Bilangin maaf ya waktu itu aku pernah mau nyantet dia haha. Bercanda ya." Tawa garing terlepas dari mulutnya.

"Mulutnya ih, sembarangan banget." Balas Rara.

"Oke serius, walau aku gak bisa sama kamu terus. Tapi inget kalo aku selalu ada." Ucap Ano lagi.

"Iyaa, kamu udah berapa kali bilang ini loh."

Hening, mereka berdua terdiam. Rasanya canggung, tetapi rindu.

"Terakhir, kamu tau kan kalo hati aku masih untuk orang yang sama?" Tanya Ano pelan, Rara terdiam.

Rasanya sulit untuk membalas pertanyaan sederhana itu.

"Maaf, dan selamat malam Rara. Bahagia terus ya, Ayudisha."

Dan kata-kata itu yang akhirnya menjadi penutup percakapan di malam hari ini.

Dan kata-kata itu yang akhirnya menjadi penutup percakapan di malam hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuatu di Jogja.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang