assalamu'alaikum..

5 0 0
                                    

    Vinno pulang dengan keadaan lesu. Disisi lain Vinno benar benar menyukai Aqila. Ada pihak yang pro dan kontra tentang jalan yang akan diambilnya. Saat melintasi gang sepi, terdengar suara klakson sepeda motor sebanyak 3 kali. Rupanya Vinno kenal klakson jadul ini.
    Dari belakang seorang laki laki sepantaran dengannya memakai kaos abu abu muda dengan celana training yang selalu dipakainya saat santai.

    "Hai.." sapa Pras
    "Coba sapa pakai bahasa salam kamu aja gapapa.." ujar Vinno yang tetap lesu tapi dengan senyuman yang tidak pernah berhenti hilang itu.
    "Lo.. tumben kenapa ini.. ada apa kok tiba tiba minta dikasih salam hahaha..."
    " Ya gapapa. Mau kemana? Ikut dong.. bosen ni.."
    "Mau ke rumah wekkk.. aku kan baru keluar.. ini mau pulang wkwkwkwk..."
    Tawa Pras seakan tidak bisa mencairkan suasana hati Vinno yang sedang gusar.
    " Ikut deh." Vinno tetap belum bersemangat
    "Yaudah ayok. Daripada kasian lihat kamu lemes kaya gitu hahahaha...." Nada tawa itu seakan menyiksa batin Vinno yang sedang gelisah.

*Dirumah Pras*

    "Sini sini coba cerita apa masalahnya.." Pras membuka obrolan dengan menyuguhkan makanan dan minuman.
    Vinno berfikir bahwa ini waktu yang tepat untuk sesi konsultasi pada orang yang agamanya sama dengan seseorang yang dia sukai.
   "Em.. gini nih.. aku rupanya.. suka seseorang.."
    "Ahahahahahaaa..... Udah gua tebak dari awal..."
    "Bentarlah.. gua mau cerita dulu!" Sambil sesekali Vinno memijat mijat jarinya seakan benar benar gugup bertanya.
    "Aku suka cewek yang seagama sama elu.."
    Pras sedikit tercengang dengan pernyataan Vinno. Karena Pras tau kalau Vinno sudah menyukai gadis itu dia akan mati Matian mendapatkannya. Terakhir kali Vinno sampai rela mengejar mantannya sampai ke Kalimantan, padahal dia masih SMP. Dan sekarang dia sudah besar. Mungkin dia bisa melakukan lebih jauh lagi, bahkan kalau dia menyukai beda agama.. kalian pasti tau lah apa yang akan dilakukannya.
    Tapi Pras tetap memberi semangat pada Vinno
    "Terus kenapa? Kamu gusar? Gaperlu cemas.."
    "Bukan gitu.. dia bener bener beragama.. apa aku nyerah aja ya.."
    "Udah berapa hari kamu Pendem perasaan ini?" Tanya Pras antusias
    "Baru 2 hari ini"
    Jawaban singkat Vinno membuat Pras ingin tertawa, tapi dia takut berdosa. Semudah itu Vinno jatuh cinta.
    "Bener bener hebat kamu.. baru kemarin udah cinta setengah mati.. bagus bagusss..." Pras masih tetap menahan tawa
    "Ketawa aja gausah dipendem. Nanti kau kentut mati aku." Ujar Vinno memecahkan keheningan
    Pras langsung tertawa terbahak bahak seakan mendengarkan cerita tidak masuk akal dari anak SD. Yang membuat dia tertawa semakin menjadi adalah ekspresi gusar Vinno yang seakan meminta pertolongan yang lebih. Pras benar benar tertawa lepas melihat mata sipit Vinno memandang tajam tawa Pras. Pras sampai dibuat terjungkal jungkal setiap kali Vinno juga ingin turut tertawa, tapi dia tidak bisa lepas dari rasa gundah nya.
    3 menit berlalu dengan tawa receh sosok Pras yang tidak biasanya. Pras akhirnya menghentikan tawanya. Perutnya benar benar kaku sekarang.
   "Terus gimana? Kamu maunya sekarang gimana?" Tanya Pras dengan sedikit nada tawa yang masih tertinggal
    "Aku mau belajar agama kamu."
    Fix, benar benar mengejutkan. Sebenarnya Pras tau akhirnya akan jadi seperti apa, tapi Pras masih tetap terkejut mendengar ucapan Vinno.
    Pras tersenyum bangga. Dia seakan diberi kesempatan untuk memberikan dakwah meskipun hanya untuk 1 orang.
    "Kamu mau belajar darimana?" Tanya Pras sembari tersenyum tipis.
    "Aku gabisa salam" ucap Vinno blak blak an.
    "Sebentar ya.." Pras pergi ke kamarnya untuk mencari secarik kertas dan pensil.
  
(Tok tok tok.. Pras..)suara seorang perempuan membuat Vinno menoleh ke arah pintu.

    "Pras mana?" Tanya Vanya pada Vinno.
    "Oh.. masih di dalem" Vinno mulai curiga dengan datangnya seorang gadis cantik namun tak berjilbab yang mencari pras.
    "Oke. Pras aku masuk" Vanya tiba tiba masuk, bukan hanya ke ruang tamu, tapi mencari Pras ke kamarnya.
    Vinno mulai berfikir yang tidak tidak. Tidak mungkin seorang Pras memiliki hubungan dengan gadis tidak sopan yang memakai kaos pendek putih dengan celana jeans yang jelas jelas pendeknya sampai atas lutut.
    Pras keluar dengan gadis yang tadi menyerobot masuk rumahnya, sambil mengucap sesuatu lirih
    "Pendek banget celananya, nanti pakai yang agak panjang ya.. biar lututnya ga kelihatan" ucap Pras ke Vanya yang memainkan tali tas sampingnya.
    "Iya iya.. masih lama? Katanya mau keluar.." tanya Vanya pada Pras.
    "Bentar ya.. tunggu setengah jam lagi mau? Ini masih ada temen"
    "Oke aku tunggu sini"
    "Terserah.." Pras duduk di depan Vinno yang masih tidak paham dengan semua ini.
    "Siapa bro?" Vinno mulai bertanya agar dia tidak salah pikir"
    "Dia?" Pras melihat mata Vanya yang bulat seakan menunggu Pras mengucapkan apa yang dia katakan kemarin pada Vanya.
    "Em.. temen cewek" ujarnya singkat.
    Vanya memutar bola matanya. Pras tidak mau jujur, bahkan pada temannya.
    Vanya duduk di sofa belakang Vinno seakan marah pada Pras.
    "Yaudah lanjut ya.. kalau kamu ke rumahnya ataupun ketemu di jalan, ucap ini.." Pras menuliskan kalimat assalamualaikum diatas secarik kertas putih dengan tulisan huruf alphabet.
    "Assalammualaikun" Vinno mulai mengeja
    "Bukan n, tapi m ini.. padahal tulisanku kayaknya ga parah parah amat"
    "Oke aku coba lagi assalamualaikum. Gitu?"
    "Ya bener, kurang penekanan dikit, gini
Assalamualaikum.." Pras menggunakan nada nada orang yang biasanya memakai salam ini dengan wajah ceria.
    Vinno berhasil menirukan gaya salam yang dicontohkan Pras.
    Pras memandang Vanya yang seakan mendengarkan percakapan mereka berdua.
    "Vanya mau coba ucapin?" Kalimat itu tiba tiba Pras ucapkan dengan tidak sengaja, tapi sudah terlanjur yasudah.
    Vanya mengangkat alisnya dan menunjukkan jari telunjuk pada dirinya sendiri seakan bertanya.
    "Iya kalau mau coba.."
    Vanya mulai angkat bicara
    "Asalamualaikum" tanpa nada sedikitpun.
    "Sedikit lagi kamu bisa.."
    "Assalamuaikum.." dengan nada yang dicontohkan Pras.
    Vinno tidak memandang ekspresi Vanya yang mencoba mengucap salam, tapi dari nadanya memang dia rupanya non-muslim.
    Vinno hanya bergumam oh dalam hatinya.
    "Yaudah kalau masih lama aku ganti celana dulu ya.." akhirnya Vanya memutuskan mengganti celana pendeknya sekarang.
    Sambil keluar dari pintu, Vanya mengucapkan salam dengan nada ceria yang dicontohkan Pras. Pras tersenyum bangga.
    "Waalaikum salam.." Pras menjawab dengan tersenyum dan nada yang ceria pula.
    "Ini tadi adalah balasan salam dari dalam rumah. Coba ucapkan, gaperlu ditulis"
    "Oke aku coba.. waalaikum salam.."
    Pras tersenyum meskipun hanya mengajarkan salam untuk 2 orang saja.
    "Yaudah sana pergi deh.. besok lagi. Kasian tu cewekmu nunggu nanti. Hahahaha..." Ucap Vinno dengan tawa di akhir kalimatnya. Vinno sekarang benar benar yakin bahwa sosok Vanya tadi adalah pacar Pras yang non-muslim juga. Itu memberi kesempatan untuk Vinno yang juga ingin berjuang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love to be dissimilar personTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang