Pada Suatu Hari, Sebuah Tanduk Tumbuh di Kepalaku

7 4 2
                                    

    kau pikir apa yang akan dipikirkan oleh seorang anak laki-laki saat melihat ada tanduk yang tumbuh dikepalanya?

    Tentu saja, anak laki-laki itu ketakutan. 

    Meski pada akhirnya ia menemukan cahaya dalam gelapnya bukan berarti anak itu menerima apa yang terjadi padanya.

Setiap kali ia bercermin ia akan berkata, “Kau yang menatapku kosong dicermin bukanlah aku” 

Ia ingin kabur, ingin menghilang, ingin menjauh. Ia tidak tahu siapa dirinya.

Anak itu merasa ia adalah satu-satunya hal buruk didunia ini. Ia ingin diselamatkan karena ia merasa dirinya berubah menjadi monster.

Ia bingung mengapa dunia memperlakukannya dengan jahat? Padahal ia tak meminta hal ini terjadi padanya. Ia bertanya-tanya apakah akan ada cahaya bahkan untuk iblis sekalipun?

Hingga pada akhirnya ia menemukan teman-temannya. Ia bertanya, “apakah kamu yang akan menyelamatkan diriku yang kesepian?”

Hingga saat mereka selalu bersama, anak itu menemukan jawabannya. 

Ia tidak lagi membenci tanduknya, ia tak lagi menghakimi takdirnya. Kini ia menganggap tanduk itu adalah mahkotanya dan ia merasa sempurna.

Namun sebenarnya ia masih agak khawatir. Ia berdiri diantara cibiran dingin dan kesepian serta tidak ada yang bisa mengerti, ia ingin tampak sempurna tanpa robek dan kusut seperti baju baru di yang bergantungan dalam plastik.

Bersama teman-temannya ia menghentikan kesepian dan penderitaan seperti sihir. Dan ia tidak merasa sakit lagi.

-.-. .-. --- .-- -.

Kadang saat-saat yang orang orang tidak sadari adalah saat mereka merendahkan orang lain

Melihat Sesuatu yang asing sebagai ancaman dan kejahatan

Jika mereka melihatnya dari sisi yang berbeda, mungkin mereka bisa melihat sesuatu yang indah

Jangan lupa untuk ikut mencerahkan cerita ini dengan menekan Bintang.
Terimakasih.

Moment Of Alwayness (MOA)

Let's be Together until Tomorrow even Forever.

Let's Play on our Magic Island

Magical Our (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang