end

11.4K 237 24
                                        

"Aku percaya dengan janjimu. Aku yakin kamu tidak akan mengkhianatiku"balas rafka seraya mengusap puncak kepala Adinda.

"Mas dinda ngantuk"bisik adinda dengan suara yang cukup pelan.
"Yasudah ayo kita tidur lagi. Setelah itu kita bersiap untuk acara kita"balas rafka mengangguk lalu berdiri dari duduknya sambil menggendong Sang istri.

"Tidak mas. Dinda masih ingin di peluk."jawab adinda entah kenapa air matanya langsung menetes. "Ya Allah apa malam ini malam terakhir untuk Aku dan Keluarga kecilku?"batin Adinda.

Rafka menatap Adinda lekat, entah suasana hari ini sangat berbeda yang Rafka rasakan. Hatinya seperti ada yang ganjal, tetapi Rafka memaksa menyingkirkan pikiran negatif di kepalanya.

"Dinn?" Panggil Rafka sangat lembut.

"Dindaaa"

"Sayangg"

Rafka memanggil nama istrinya tiga kali tetapi tidak ada jawaban. Lalu Rafka melihat adinda sudah menutup matanya rapat.rafka tersenyum. "Kamu sangat cantik jika tertidur. Aku mencintaimu."

Cup

Kecupan Rafka ke kening Adinda cukup lama lalu
Rafka memindahkan adinda ke atas ranjang. Dan rafka ikut membaringkan tubuh nya. Karena hari masih sangat pagi.

Sinar matahari sudah masuk ke jendela kamar adinda dan rafka. Rafka sudah keluar dari kamar mandi.

"Ya allah. Din kamu belum juga bangun? Bangun sayang? ucap Rafka seraya memakai kaos putih.

Tidak ada jawaban dari adinda.

"Oke. Aku mau ganti baju kalau kamu belum bangun aku akan mencium mu tanpa henti"ancam rafka seraya dengan senyuman nakal nya.

Rafka memakai mengambil baju pengantin nya, namun saat ia mengambil baju nya, sebuah kertas terjatuh dari lemari itu.

"Apa ini? Rafka membuka kertasnya. Matanya membulat sempurna saat membaca bawa surat itu dari pihak rumah sakit.

"Tidak ini tidak mungkin! Ucap Rafka tak percaya.

Rafka langsung mendekati adinda yang masih terbaring. "Sayang bangun din. Jelaskan apa maksud surat ini?!tanya Rafka yang terlihat ketakutan.

"Dindaaa sayangg" panggil Rafka lagi dengan nada mulai bergetar.

Rafka sudah mulai berkaca kaca. Adinda belum juga terbangun. "Dinda ayo bangun. Kita harus memakai gaun pengantin kita"ucap lagi Rafka lagi.

Oekkk oekkk oekk

Rafa dan rifa menangis. Rafka langsung mendekati keranjang bayi membuat anaknya tenang. "Dinda rafa dan rifa membutuhkan asimu"panggil rafka dengan wajah yang semakin ketakutan.

Adinda masih saja tidak terbangun. Rafka mencium seluluh wajah adinda. Agar adinda terbangun namun hasil nya nihil.

"Ibuuu ayahhh. Bundaa"teriak rafka

"Ada apa raf.?tanya andra yang baru sampai di pintu kamar Rafka dan Adinda.
"Dinda tidak bangun ayah. Rafka sudah mencobanya. Ku mohon ayah yang membangunkannya." Pinta Rafka sudah gelisa, pria itu mundur sambil menggigit kepalan tangan nya.

Andra mendekati anaknya. Melihat wajah nya yang berseri, cantik juga sangat bercahaya."Dinda anak ayah. Bangun nak. Lihat anak anak mu menangis. Bukan kah sekarang acara kalian berdua? Ucap Andra dekat dengan telinga putri nya itu.

Masih tidak ada jawaban dari adinda.

"Ada apa rafka? Tanya delvia dan lidya yang sudah memakai gaun kebaya.

"Loh. Adinda kok belum bangun? Tanya lidya.

Dengan berat hati andra mencoba memegang nadi adinda. Tubuhnya langsung lemas karena denyut nadi nya tidak bergerak.

Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang