1: Sudden Reunion

233 37 2
                                    

Ini tidak mungkin terjadi.

Ya, tentu saja Navira mengira bahwa semua ini tidak mungkin terjadi di depan matanya—kalau saja ia tahu bahwa akan bertemu dengan seseorang yang telah pergi dari kehidupannya setelah sekian lama.

Kalau bisa, ingin dirinya berteriak dan melompat seperti monyet yang marah, namun tak boleh—tidak, itu tidak boleh! Tidak sopan, ya ampun!

Tahan dirimu, Ainamida Navira! Kau tak tahu kalau ternyata Shin-chan muncul mendadak. Bukan salahmu, iya, bukan salahmu!!!

Pikirannya mencoba menstabilkan diri akan apa yang terjadi. Matanya melirik pada seberang lapangan. Di bangku pemain, yang bersangkutan tengah konsentrasi dalam melihat permainan latihan tanding antara Inarizaki dan Karasuno selama tiga hari.

Karasuno sedang ketinggalan tiga angka, dan itu membuat tuan rumah merasa beruntung untuk sementara.

Kageyama memberikan bola pada Tanaka dengan mengandalkan minus tempo yang diluncurkan, membuat trik kecil dan akhirnya tim gagak hitam mendapatkan skor tambahan.

"Tanaka-san, nice serve!!"

"Don't mind!!"

Riuh teriakan para pemain di pinggir mau pun di lapangan memenuhi ruangan olahraga tersebut, namun keraguan dalam hati Navira terlihat di raut wajahnya, membuat Kiyoko menepuk pundak sang adik kelas karena memperhatikannya tengah melamun.

"Kau tak apa, Ai-chan?"

"Ah—Iya.. Maaf, Shimizu-senpai. Aku hanya sedang kurang minum saja. Ehehe..."

Navira mengutuk dirinya sendiri karena telah melamun di saat yang penting seperti sekarang. Sekarang ia harus bisa konsentrasi.

Tangannya melihat jam tangannya sendiri, sesekali juga memperhatikan Yachi tengah sibuk mencatat teknik dan pegamatan di papan yang dibawanya. Kedua mata gioknya mencoba memperhatikan permainan lagi, namun terasa sekali kalau hawa keberadaan kapten di pinggir lapangan sudah membuat fokus asisten manajer Karasuno sedikit demi sedikit jadi buyar. Ia menolak untuk berbuat demikian dan tak ingin kehilangan fase permainan yang berlangsung.

Sekarang permainan dipimpin oleh Inarizaki lagi, hampir terperediksi kalau set kedua akan dimenangkan oleh mereka setelah mengembalikan chance ball ke arah Karasuno. Hasil set pertama adalah 25- 22 untuk tuan rumah. Sangat disayangkan, namun kekuatan Karasuno harus memang diasah lagi.

Tanpa sadar, Navira menghela nafas karena khawatir. "Mereka sangat cepat, bahkan menang dari Datekou kemarin saja sudah usaha keras sekali."

"Kekuatan mereka cukup bisa dipastikan akan makin besar kalau lolos terus menerus ke final. Pasti akan berbahaya untuk Karasuno." tanggap Yachi pada sang kawan sambil memperhatikan kemana arah bola dimainkan.

Kiyoko mencatat di buku coretan klub sembari berbicara, "Ai-chan, Hitoka-chan, nanti kalian tolong satukan laporan pengamatan hari ini agar aku bisa menyusunnya sepulang dari latihan tanding."

"Baik."

Peluit telah dibunyikan. Set kedua berhenti dengan angka 25 - 24 di pihak tuan rumah, seperti yang sudah diperkirakan.

Sawamura memerintahkan untuk melakukan diving di lantai, sementara para manajer berdiri untuk inisiatif memberikan kebutuhan pada anggota yang sudah bermain.

Navira memberikan porsi minum sementara Yachi memberikan handuk agar bisa mengelap keringat yang memenuhi leher dan wajah sehabis pertandingan.

"Otsukare, Tobio-kun." Ia menyerahkan porsi Kageyama saat menghampiri.

Not A DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang