Gak kerasa udah hari senin lagi aja. Hari ini kelas XII-BAHASA 2 lagi jamkos alias jam kosong. Ya seperti kelas biasanya, ada yang baca buku untuk ngisi jam kosong, ada yang tidur, ada yang denger lagu, ada yang lagi di luar, ada yang jual risol, wah banyak lah pokoknya.
Kelas gak kondusif, ribut juga, sampe di tegur sama guru yang lagi ngajar di kelas sebelah, Jafar—ketua kelas—capek banget ngasih taunya, jujur.
"Hadeeeeeeeeh, capek banget dah, padahal gue diem doang merhatiin mereka yang ribut," celetuknya pada diri sendiri.
"Kantin kuy?" Aceng——teman sebangku Jafar——ngajakin Jafar ke kantin.
"Ngapain?"
"Maen bola."
Jafar udah emosi aja dengernya.
"Ya makan lah coy? Masih nanya???"
Jafar gak menjawab, dia malah mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Posisi mereka berdua duduk deket pintu dan sampingan sama jendela."Gak ah, mager." Tolak Jafar.
"Mager mulu, kapan majunya."
"Emangnya gue lagi ngantri apa, kudu maju segala."
Aceng capek. Aceng pasrah. Aceng lelah.
Akhirnya Aceng nyuekin Jafar yang sibuk sendiri sama pikirannya, begitu terus sampai akhirnya Jafar buka suara lagi.
"Ceng."
"Hmm."
"Gue ada ide untuk mengisi kekosongan jam kosong ini."
"Apaan?" Aceng benar-benar gak ada minat lagi ngomong sama Jafar.
"Mending kita ke kantin, iya gak?"
Aceng kesel. Aceng marah. Aceng emosi.
"Ini kalo pala lo gue pukul, kira-kira lo marah gak?"
Jafar cuma nyengir berasa gak dosa.
"Ya kan tadi lagi gak mood gue tuh."
"Halah. Yaudah buru jalan," Aceng langsung ninggalin Jafar gitu aja. Lalu Jafar langsung jalan keluar kelas nyusul Aceng.
Kantin jaraknya tidak begitu jauh, jadi gak butuh waktu yang lama akhirnya mereka sampai di kantin.
Suasana kantin ya sepi, lagian sekarang masih jam pelajaran juga kan.
Mereka memesan makanan dan minuman masing-masing, setelah pesanannya jadi, mereka langsung duduk di satu meja yang letaknya ada di tengah-tengah kantin.
"Astaghfirullahaldzim, dompet gue ketinggalan di kelas," Aceng nepuk Jidatnya.
"Ambil sana, gue tunggu sini."
Aceng nurut, dia langsung balik ke kelas untuk ngambil dompetnya yang ketinggalan.
Sambil nunggu Aceng balik, Jafar menyesap jus mangga kesukaannya. Karna Aceng lama, akhirnya dia makan makanannya, keburu dingin soalnya.
Udah hampir setengah porsi abis tapi, Aceng belum balik juga.
'Ke toilet paling.' Itu yang ada di pikirannya.
Makanan Jafar habis! Tapi masih gak keliatan batang hidungnya Aceng, akhirnya dia nunggu selama sepuluh menit.
Makanan yang Aceng pesen udah dingin dan Jafar merasa ada yang gak beres disini.
Perasaannya gak enak, dia langsung bayar semua makanan dan minuman punya dia dan Aceng.
Jafar bergegas balik ke kelas, pokoknya dia kesel banget sama Aceng. Bisa-bisanya dia ditinggal di kantin sendirian, udah gitu Jafar juga yang bayar makanan.
Jafar sudah di depan kelas, lalu dia dengan emosi yang menggebu-gebu langsung menendang pintu di depannya, karena pintu kelasnya itu seperti lemari yang memiliki dua sisi dan tidak tertutup sempurna, maka dari itu satu tendangan berhasil membuka lebar pintu tersebut, hal itu pun menimbulkan suara yang cukup keras.
"BIJI AYAM!"
Jafar kaget setengah mati. Di depannya ada seorang guru killer yang ternyata udah masuk ke kelasnya.
"JAFAR SATRIAWAN! APA-APAAN KAMU?!"
Jafar udah lemes aja badan sama kakinya. Dia nengok ke mejanya, disitu ada Aceng yang pura-pura gak liat.
'Brengsek banget ni kerupuk seblak atu.'
"GAK SOPAN YA KAMU?! Ngapain coba kamu dobrak pintu, gak ada sopan santunnya sama sekali ya?! KAMU INI KETUA KELAS JAFAR!" Pak Kardi berteriak ke arah Jafar.
"Ya iya pak saya ketua kelas, yang bilang saya ketua partai politik siapa?"
Satu kelas mati-matian nahan ketawa, sementara emosi guru itu sudah naik.
"Keluar kamu dari kelas saya!"
"Ya emang saya udah di luar pak, kan saya belum masuk, baru buka pintu aja."
Sebenarnya jawaban Jafar itu tidak salah, karena faktanya dia memang belum masuk ke kelas tersebut daritadi. Tapi jawaban tadi justru menambah amarah guru berumur empat puluh lima tahun itu.
"Kamu turun sekarang ke lapangan, hormat ke bendera sampai pelajaran saya selesai. Saya capek ngomong sama kamu."
Jafar pasrah, ini sudah konsekuensinya. Jafar langsung balik kanan dan berjalan meninggalkan kelas.
Belum ada sepuluh langkah dari kelasnya, ia berbalik dan berdiri di depan kelasnya.
"Maaf pak sebelumnya," Jafar menyela gurunya itu yang sedang menjelaskan.
"APALAGI?"
"Tadi waktu bapak belum masuk kelas, si Aceng-eh maksud saya si Chakra, dia malah kabur ke kantin pak," Jafar menjelaskan hal itu dengan perasaan puas.
Ia melihat Aceng sedang kelabakan.
"Betuk itu Chakra?!"
Sebenarnya pertanyaan itu ditujukan untuk Aceng, tapi bukan Jafar namanya kalo dia membiarkan temannya itu lolos.
"Benerrr pak, masa saya bohong? Terus waktu saya ajak dia untuk nunggu bapak eh dia malah nolak, tau gak pak pas saya ajak jawaban dia apa?"
Pak Kardi nampak penasaran, "apa jawabnya?"
"Gak dulu."
Alhasil mereka berdua dihukum untuk hormat bendera sampai pelajaran Pak Kardi selesai.
****
A/N: Maaf ya part yang ini cuma sedikit daripada part sebelumnya hehehe.
Stay safe semuanya ya!
Jangan lupa pakai masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak aman!
Yang paling penting sih, stay at home yaa!Okedeh itu aja, have a great day!
——Cerii.
KAMU SEDANG MEMBACA
9AN7ENG | 97l kpop boys |
FanfictionBeginilah kalau anak-anak kelahiran tahun kerbau satu tongkrongan. ©cr4zyforbam first publish: 200610 slow update. krisar boleh di taro komen, atau ke dm juga boleh. highest rank: #1 on xuminghao 210208