DISCLAIMER: NARUTO MILIK MASASHI KISIMOTOWARNING: 18+ content
Sudah seminggu sejak tenten ditinggal misi oleh teamnya. neji, lee, juga guru guy.
Tak lama ia mendapat kabar bahwa teamnya sudah selesai menjalankan misi dengan mudah dan pulang dengan selamat.
Disatu sisi ia senang, namun disisi lain ia merasa resah jika bertemu neji. Mereka berdua tak ada masalah, namun pandangan tenten terhadap neji terasa berbeda akhir2 ini.
Tenten tahu, satu hari setelah mereka istirahat dari misi, mereka akan latihan seperti biasanya.
Seperti yang sudah-sudah, neji dan tenten selalu latihan berdua saja karena lee lebih memilih berlatih dengan gurunya.
Namun kali ini berbeda, tenten merasa ia tidak bisa fokus seperti biasanya.
Mereka berlatih seperti biasa dari pagi, sampai-sampai..
"AAARGHHH" !!!!
Tenten terpental keatas dan menabrak pohon saat neji melayangkan jurusnya.
Dengan sigap, neji pun segera menangkap tenten yang terjatuh dan meringis kesakitan.
"Ughhh" rintih tenten saat perlahan membuka matanya.
Ditatapnya wajah pemuda yang telah menolong- sekaligus menghajarnya barusan.
Wajahnya pun memerah dan ia langsung memalingkan mukanya.
"Tenten kau kenapa? Kenapa tidak fokus seperti biasanya?" Tanya neji
"...."
"Kenapa wajahmu merah? Kau demam?" Neji pun hendak menyentuh keningnya namun segera ditepis oleh tenten"
"Ah maaf, aku tak apa.. neji" katanya sambil menunduk.
"Baiklah, apa tadi sakit? Sini coba kulihat."
Neji pun duduk membelakangi tenten dan mengangkat bajunya keatas. Walaupun tubuhnya terbalut perban, tapi masih bisa terlihat luka samar di punggungnya akibat ulahnya barusan.
"Maaf, aku tidak tau bakal separah ini.. kukira kau bisa menepis seranganku barusan." katanya sambil mengobati luka tenten.
"Tak apa.. ini juga salahku karena tidak fokus, maaf jadi merepotkan."
Walau tenten berbicara dengan tenang, perasaannya sudah tak karuan. Tubuhnya menegang saat neji menyentuh punggungnya."
"Tenten, relax.. apa sakit?"
"I... iya.. sedikit" katanya bohong."
"Sudah selesai, mari kutemani pulang" katanya datar.
.
.
.
Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, sampai saat mereka tiba di depan apartemen tenten dan neji hendak pamit, tiba2 tenten memanggilnya." Neji !"
"Ya?" Jawabnya
"I..itu.. ah, lupakan!"
Tak biasanya ia melihat tenten bertingkah aneh seperti ini. Tak puas karena tak mendapat jawaban, ia menarik tangan tenten dengan kencang membuat badan mereka bersentuhan. Mukanya sedikit memerah, refleks ia sedikit menjauhkan badannya.
"Katakan, ada apa?"
"Tidak ada.. lupakan saja.." katanya sambil menundukz
"Aku tidak akan pulang sebelum mendapat jawaban yang jelas."
"Ughh, tidak usah dipikirkan, neji."
"Kau mendadak jadi aneh tadi. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
"..." tenten semakin menundukkan wajahnya.
"Aku khawatir, ten" katanya serius.
Tenten refleks mendongak. Mata mereka bertatapan. Bodoh sekali ia membuat neji khawatir hanya karena masalah ini.
"Bicaralah, aku tidak akan marah." Tegas neji
"Ini memalukan, neji.."
"Aku janji tidak marah ataupun mengejekmu. Aku serius."
"Hahhhh." Tenten menarik nafasnya dalam2.
"Jangan bicara apapun sebelum aku menyuruhmu bicara." Kata tenten.
"Baiklah."
"Sebenarnya... aku.. ingin.. itu" tenten semakin pusing sendiri merangkai kalimat untuk neji."
"Itu.. kemarin, aku mempelajari.. ehm.. itu, dengan tsunade sama."
Neji semakin bingung dengan pernyataan tenten.
"Mempelajari apa?" Tanyanya
"Sudah kubilang jangan katakan apapun sebelum menyuruhmu!" Bentaknya.
"Maaf" kata neji kembali fokus mendengarkan tenten.
"M.. ma.. mau tidak? Aku.. kau.. ehm, itu? Seperti friends with benefit? Katanya tenten malu2.
Neji membelakkan matanya. "Hah? Mungkinkah yang dipikirkan tenten? Yang seperti itu?" Pikirnya tak percaya.
"A..aku ingin.. mencobanya, maksudku.. aku tidak tau lagi.. ingin meminta tolong siapa..." katanya malu.
"Iya.. yang seperti itu, ehmm... kalau kau tidak mau.. tak apa.. aku mengerti."
"Huaaa ini memalukan sekali" katanya sambil menutup wajahnya.
"Ba..bagaimana? Neji? Itu.. aku ingin.. tapi tidak tau... harus dengan siapa.. aku percaya neji.. takut kalau dengan orang lain.. tapi.. aku bingung."
"....."
"Ahh, sudah lupakan, neji.. anggap aku tidak pernah membicarakan ini ya.. dan kita tetap beraktifitas dan berteman seperti biasa..."
Tenten membalikkan badannya hendak membuka pintu apartemennya.
"Tenten.."
"Ya?" Katanya sambil menoleh"
"Besok kita latihan di tempat biasa pukul 5 pagi."
Tenten mengernyit karena pernyataannya tak digubris sama sekali. Bodoh dan memalukan sekali ! Tapi mungkin ini yang terbaik.. toh ia sendiri yang ingin mereka melupakan percakapan tadi.
"Baiklah, neji!" Katanya sambil tersenyum.
"Hati-hati di jalan, neji!" Katanya ceria lalu masuk kedalam apartemennya.
.
.
.
Neji benar2 tak mengira apa yang didengarnya barusan. Apakah ia bermimpi? Tenten? Seorang tenten? Tiba-tiba ingin melakukan itu dengannya.Wajahnya sedikit memerah mengetahui dirinyalah yang membuat tenten seperti itu.
.
.
.
Langkahnya tiba-tiba terhenti saat ia melewati toko kelontong.Ia menuju kesana dan membeli beberapa barang.
"Penjual toko tersebut tersenyum ke arah neji dengan muka penasaran."
"Ck. Saudaraku memintaku untuk membelinya." Setelah membayar, nejipun bergegas pergi namun tak sengaja ia menabrak sesorang yang hendak berbelanja disitu.
"Ahh, maaf. Sizune, aku buru2, permisi."
Belum sempat shizune mengatakan apapun, neji sudah buru2 pergi. Ia tersenyum mengetahui apa yang neji beli barusan.
"Hmm menarik, sepertinya aku harus memberitau ini ke nona tsunade." Katanya tersenyum jahil.
.
.
.TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with benefit
RomanceTenten yang penasaran ingin mencobanya namun ia tak tahu lagi harus minta tolong kepada siapa selain neji . Disclaimer: naruto masashi kishimoto