1 - Dear Bastian

34 4 3
                                    

Lamunan mesra seorang pria berkaos hitam menjadi objek pemikiran teman-temannya di warteg yang sepi pengunjung. Senyum manisnya juga mampu membuat pemilik warteg salah tingkah, sepertinya ada makhluk aneh yang menyerang tubuh pria berkaos hitam ini.

​"Woi ikan tongkol. Makan tuh ikan lele, melamun aja lo dari tadi," ucap seorang pria bernama David memecah keheningan.

​"Ganggu aja lo," sahut Bastian Pratama Lodi. Bisa dipanggil Bastian. Pria tampan yang kerap kali menghadirkan berita hangat di SMA Putra Nusa.

Manusia yang terkenal sedikit aneh bagi orang-orang yang mengetahuinya. Keanehannya itu terkenal semenjak ia membedah ban mobil Pak Rudi untuk dijadikan bahan analisis kimianya.

​"Santai aja Bas. Ujian minggu depan jangan terlalu dipikirin, gue udah dikasih rangkuman materi sama teman gue, nanti gue kasih ke lo. Dijamin nilai lo aman, ya kalau lo mau pelajarin sih," ujar Wulan sembari menepuk bahu Bastian.

​"Bukan masalah ujian."

​"Tenang aja Bas, soal utang lo sama Mbak Suci udah gue bayar tadi siang. Kalau lo nggak ada uang bilang aja sama gue, bila perlu gue bayarin makanan lo semua ini," celetuk David. Ia memang terkenal kaya, sampai banyak wanita yang mengincarnya.

​"Bukan itu juga, bodoh," pekik Bastian, tajam.

​"Dasar sombong!" ketus Wulan.

​"Eh, Kak Wulan. Banyakin makannya Kak, nanti aku semua yang bayar," balas David polos.

​Wulan hanya menatap David sinis, ia tahu bagaimana sifat David yang terkadang sombong. Ia tidak ingin berdebat dengan manusia itu sekarang. Ia melihat Bastian sepertinya menyembunyikan sesuatu, kekepoannya kembali kumat.

​"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Lagi jatuh cinta lo?" tebak Wulan.

​"Iya," jawab Bastian singkat dan jelas.

​David menyemburkan minumannya tepat mengenai wajah cantik Wulan yang berkacamata, ia sangat kaget mendengar pengakuan cepat bagaikan kilat manusia famous itu.

​"David! Jorok banget lo jadi orang!"

​"Serius lo jatuh cinta?" tanya David dengan tawa lirihnya, tidak percaya.

​"Mulut lo yang jatuh cinta! Basah muka gue, benci gue sama lo!" cela Wulan cepat. Ia langsung bangun dari tempat duduknya dan segera menuju toilet.

​"Maaf Lan, gue nggak sengaja. Tadi ada yang mengganjal di tenggorokan gue," teriak David melihat Wulan yang sepertinya benar-benar marah kepadanya.

​David menoleh Bastian kembali, ia ingin memastikan yang sebenarnya. Ini akan menjadi pembicaraan serius antara kedua pria maco itu.

​"Jatuh cinta sama siapa lo?" tanya David kembali, serius.

​"Ada, cewek," balas Bastian dingin.

​"Iya, gue tahu cewek, tapi siapa?" desak David semakin penasaran. Baru pertama kali ia mendengar Bastian jatuh cinta seperti ini, biasanya cinta yang berjatuhan ke Bastian.

​Bastian bergidik ngeri, ia menaikkan satu alisnya dengan tatapan sinis. Ia harus berhati-hati bercerita dengan David, ia tidak ingin cinta pada pandangan pertamanya itu raib diambil David, si penjinak wanita itu.

​"Lo nggak perlu tahu, urus aja gebetan-gebetan lo."

​"Tenang aja Bas, gue sahabat yang baik. Gue pasti bantu lo," terang David percaya diri.

​"Mending bantu gue soal pembayaran aja, kalau soal ini gue bisa sendiri," pungkas Bastian.

​"Nggak asik lo—"

DEAR BASTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang