Terima kasih untukmu yang sudah setia melanjutkan part cerita ini. Semoga cerita ini dapat membuatmu terhibur, ya. Ayo bantu vote cerita ini dan bagikan kepada siapapun manusia yang kamu inginkan. Berikan komentar juga, ya. Semoga harimu selalu menyenangkan, luv.❤️❤️❤️
H A P P Y R E A D I N G
Bastian duduk di depan meja belajarnya, ia masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika ia menghubungi Anisa malam ini. Ia sangat senang mendapat nomor Anisa, walaupun itu dengan cara paksa. Kini ia bimbang dengan nomor telepon itu.
Hasratnya seketika tumbuh dengan cepat, sepertinya ia harus menghubungi Anisa jika ia benar-benar menginginkan gadis cantik itu. Bastian meraih ponselnya dan segera menghubungi Anisa. Ia berharap Anisa menanggapinya dengan baik.
"Hallo, selamat malam." Suara Anisa terdengar sangat lembut, Bastian langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur."Malam juga Nisa, ini aku Bastian. Simpan nomorku ya."
Sepertinya Anisa kaget mendapat telepon dari Bastian, gadis itu terdiam beberapa saat. Hanya terdengar suara nyamuk dari ponsel Bastian, itu nyamuk di kamarnya sih.
"Maaf mengganggu malam-malam, kamu sibuk?"
"Nggak apa-apa kok, Bas. Ini aku baru selesai belajar, sebentar lagi mau tidur, kok."
Bastian baru bisa menenangkan dirinya, suara Anisa terdengar welcome, ia tidak ingin membuang-buang kesempatan berharga ini.
"Nisa," panggil Bastian lirih, ia grogi memilih topik yang cocok, tepatnya otak Bastian seketika blank.
Anisa terdengar tertawa kecil, itu membuat Bastian semakin tidak percaya diri. "Nggak usah tegang, Bastian. Anggap aja aku sahabatmu seperti Wulan.""Aku mau lebih dari itu, Nisa," batin Bastian.
"Kamu tidur ya, sampai jumpa besok."
"Eh, tunggu Bas."
Bastian tidak tahu serangan apa yang akan dilontarkan Anisa kepadanya, ia cemas jika Wulan sudah menceritakan semuanya kepada Anisa, ia tahu wanita itu masih marah dengannya.
"Alicia udah makan?"
Bastian tercengang, ia heran dengan isi semua pikiran Anisa, semuanya tentang kucing. Gadis itu benar-benar unik, parah.
"Kucingku udah, tapi aku belum," balas Bastian berusaha mencari perhatian Anisa.
"Oh, yaudah. Aku tidur ya."
Sambungan terputus. Bastian membuka mulutnya sempurna, ia tidak tahu harus kesal ataupun senang sekarang, gadis itu lebih mementingkan kucing daripada dirinya. Ini adalah tantangan besar bagi Bastian, terlihat jelas kalau Anisa benar-benar masih lugu, sepertinya Anisa juga belum pernah berpacaran sebelumnya.
Bastian kembali membuka ponselnya, ia ingin mengirimkan pesan kepada Anisa. Perasaan Bastian memang cenderung berubah-ubah, kini kepercayaan dirinya kembali meningkat. Ia teringat kata ayahnya dahulu, saat ini ayahnya menjadi pemimpin proyek besar di luar kota. Bermodalkan ganteng saja tidak cukup jika keberaniamu kurang. Itu adalah kata seorang penakluk wanita pada masanya, tapi saat ini pria itu tunduk dengan seorang guru.
Bastianpratama: Selamat tidur Anisa.
Bastianpratama: Kamu hebat bisa jagaian banyak kucing kecil, sudah saatnya kamu dijaga satu kucing besar.
Bastianpratama: Anisa, kamu cantik....
Bastian membuang muka, senyumnya mengembang membentuk lekukan indah. Ia tidak tahu respons apa yang akan ia terima dari Anisa, ia langsung menarik selimut melupakan rasa malunya sendiri. Jika saja David mengetahui ini, manusia itu pasti membully-nya habis-habisan. Namun, dipastikan dalam waktu dekat David akan mengetahui berita ini dari sumbernya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR BASTIAN
RomansaKisah seorang manusia biasa, Bastian Pratama Lodi. Manusia yang memiliki kemampuan mumpuni dalam meluluhkan hati wanita. Bermodalkan pendekatan impor dan ekspor wanita-wanita terpesona dengan kewibawaannya. Apakah warisan motor tua yang membuatnya u...