"Ah, rupanya kamu. Noona."
Mataku berkedip saat ia tersenyum sembari menyerahkan kertas-kertasku kembali. Setelah menepuk-nepuk debu di telapak, ia mengulurkan tangannya padaku.
"Y-ya?" Kuraih tangannya dan ia menarikku berdiri.
"O-oh, mianhae, aku terkadang melihat Noona sibuk sendiri di tepi lapangan klubku berlatih. Sepertinya Noona suka.. menggambar?"
Matanya melirik pada kertas-kertas yang sedang kupeluk. Segera kubalik halaman-halaman tadi agar tak terlihat dan menunduk dalam-dalam.
"T-tidak juga.."
"G-gwenchana! Mereka tampak bagus, keren, sungguh!" Ucapnya terbata-bata.
"Ahaha-ha.. ha.. Kamsahamnida.."
Aku hanya tersenyum kaku membalas perkataannya. Kulirik ia tengah menggaruk kepalanya dengan canggung.
"Namaku-- namaku Sanha. Yoon Sanha. Kelas 1-C. Aku bergabung di klub sepak bola. Kalau begitu--"
"S..s-sung.."
"Apa?"
"Saya.. Sung Soorie! Soorie, dari kelas 2-E. T-terima kasih! karena.. Sudah membantu saya.."
"Aah~ sudah kuduga anda lebih tua dariku. Kalau begitu, dah!" ia melambaikan tangannya dan melangkah lebih dulu. Setelah jaraknya denganku lebih jauh, ia tampak mempercepat langkahnya.
Buru-buru kumasukkan kertas-kertas tadi ke dalam tasku dan segera beranjak pergi.
Sudah cukup aku mempermalukan diriku sendiri hari ini.
Aku hanya ingin segera pulang.
Cepat.. Pulang.
~~~
(Beberapa menit sebelumnya)
Sanha's POV:
"Kau mau ikut kami ke arcade setelah ini Sanha?"
"Arcade? Aah sial-- aku ingin ikut, tapi aku harus segera pulang hari ini. Mungkin lain kali."
"Ada apa bro? Kau tampak tergesa-gesa."
"Ada urusan di rumah. Aku sudah janji dengan ibuku untuk tak mampir kemana-mana sepulang sekolah."
"Haeee~ pulanglah, hmm? Jadilah anak baik~ atau sandal milik ibumu akan melayang kemari, hahahaha!"
"Haish, hentikan, yang benar saja, kau mau kupukul?"
"Hahahahaha! Aku bergurau! Cuma bergurau!"
"Dasar si tengik ini.. sampai jumpa besok ya!"
"Yo, sampai jumpa sialan!"
Kususuri anak tangga, sesekali berdesakan dengan anak-anak lainnya. Begitu tiba didepan lokerku dan mengganti sepatuku, aku bergegas menuju parkiran sepeda. Sesaat aku mendengar beberapa anak perempuan berbisik-bisik.
"Kenapa mereka tak melakukannya di tempat lain, menghalangi jalan saja!"
"Memangnya siapa sih?"
"Sepertinya anak kelas 2."
"Astaga, apa mereka tidak punya muka?"
"P-permisi! Aku mau lewat!" Sambungku dan seketika para anak perempuan tadi menoleh kaget dan bergegas.
'Hae, membicarakan orang lain padahal sendirinya juga menghalangi jalan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRO - Oh, My Darling
RomanceGimana jadinya kalau bukan 1, tapi 6 pria sekaligus tertarik padamu? (ASTRO Fanfic, jalan ceritanya bakal panjang banget, siapakah yang bakal jadi happy ending kalian?)