Patah

19 0 0
                                    

"Ma? Hatiku patah" curhatku.

"Hatiku patah karna dia yang aku anggap jodohku" lanjutku menjelaskan.

"Ada apa dengan dia nak?" Tanya mamaku dengan wajah cemas melihat anaknya yang sedang sedih ini.

"Dia pergi, dia lebih memilih laki laki itu" jawabku.

"Dia sudah bersama laki laki itu bahkan saat dia masih bersamaku" jelasku dengan mata yang mulai berair

"Dia mengembalikan cincin lamaran ini, dan kulihat dia menggunakan cincin yang tampak lebih mahal" lanjutku menjelaskan.

"Sabarlah nak" kata mama, sambil menepuk pundakku.

"Air matamu tak pantas kau jatuhkan, untuk perempuan yang rela jatuh demi sejumlah harta" kata mama mencoba menenangkan.

"Biarkan sajalah dia pergi" lanjut mama

"Dunia tak pernah selembut itu untuk membiarkan penghianat tersenyum cukup lama"

"Niatmu baik untuk menikahinya, dan itu kesalahannya untuk menyiakan niat baikmu"

"Sabarlah nak" kata mama.

12 okt 20

Puisi HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang