CHAPTER 2

24 1 0
                                    

Keesokan paginya, Morgan kini tengah bersiap-siap dengan jas hitam miliknya. Rambut coklet gelap miliknya dia tata dengan rapi. Setelah selesai, Morgan langsung turun kebawah untuk sarapan bersama Keluarganya.

"Morning" Sapa Morgan pada seluruh Keluarganya setelah tiba di Meja makan. Morgan duduk disebelah Megan yang kini sudah menyantap makanannya.

"Morning too" Balas orang yang berada di ruang makan dengan serempak.

"Morgan. Papa dengar perusahaan Keluarga Bruno mengalami kebangkrutan. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jordan seraya menyuapi sebuaj sendok yang berisi daging panggang kemulutnya.

"Ayahnya melakukan penggelapan dana hingga membuat semua Perusahaan yang bekerja sama dengannya memutuskan kontrak"

Jawab Morgan tanpa menatap Papa. Tangannya sibuk memotong daging panggang yang berada dipiringnya. Megan melirik Ayahnya yang wajahnya tampak gelap.

"Jadi mereka melakukan korupsi?" Morgan mengangguk dan tidak menyadari kalau Papanya tengah menahan amarah.

Berani sekali mereka membohonginya. Sia-sia Jordan berikan suntikan dana pada mereka jika pada akhirnya mereka masih tetap melakukan penggelapan dana.

Marvis meringis menatap Papanya yang kini meremas garpu yang berada ditangannya. Jika Papanya memiliki kekuatan super mungkin garpu itu sudah patah menjadi dua.

Mario dan Mark hanya menatap dengan diam. Mereka tidak tau menahu mengenai masalah perusahaan. Jadi biarkan saja Papa dan Kakak-Kakak mereka yang berbicara.

Hana menghela nafas lalu meletakkan garpu dan pisaunya. Suaminya jika sedang marah apapun benda yang berada digenggamannya pasti akan rusak atau patah.

"Sayang," Panggil Hana lembut pada Suaminya. Baru saat Mamanya memanggil Papanya, Morgan menoleh menatap Papanya.

"Hmm?" Jordan menghetikan remasannya sambil menoleh kearah Istri tercintanya.

"Sudah. Biarkan saja mereka" Jordan mengangguk lalu menghela nafas untuk menekan amarahnya.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Morgan yang memang tidak tau apa penyebab Ayahnya marah. Megan menatapa Kakaknya geram sedangkan yang lainnya menatap Morgan datar.

"Kakak!"

"Morgan!"

Morgan meringis mendengar Keluarganya berteriak. Dia memang tidak tau apa penyebab Papanya marah seperti tadi.

"Ya, Maaf"

*****

Morgan menjalankan Mobilnya menuju kesekolahan kedua adiknya. Megan dan Marvis berangkat menggunakan Mobil masing-masing.

Selama perjalanan hanya ada keheningan. Mario dan Mark memang tidak menyukai kebisingan termasuk saudarnya yang lain. Mereka lebih memilih diam dirumah dari pada pergi ketempat yang ramai dan memuakkan.

"Bagaimana dengan sekolah kalian?" Tanya Morgan datar. Mario dan Mark berjengit kaget saat tiba-tiba Kakak mereka bertanya pada mereka. Pasalnya Kakak pertama mereka jarang bertegur sapa dengan mereka.

"Seperti biasa tidak ada yang istimewa" Jawab Mario setelah sadar dari keterkejutannya. Morgan mengangguk lalu menghentikan Mobilnya saat tiba di depan gerbang sekolah.

Dahinya mengerjit saat banyak remaja perempuan berseragam yang sama dengan kedua adiknya berkumpul didepan gerbang seakan-akan sedang menunggu kedatangan seseorang.

Mario dan Mark meringis melihat kerumunan itu. Pasti para Perempuan itu menunggu mereka berdua. Bisa dikatakan mereka berdua adalah orang-orang yang masuk daftar Most Wanted terkenal di sekolah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE RICH FAMILY : EMPERORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang