"Dengar perkataan kakek,semuanya akan berubah,banyak rintangan yang harus kalian hadapi bersama,percaya kepadanya dia akan melindungimu dan menjagamu dari mereka"ucap kakek tua itu kepada elyna dan tiba tiba.
.....
Angin berhembus kencang membuah elyna menutup matanya sesaat,gadis itu merasakan angin tersebut seakan dapat menerbangkannya,dirasa angin sudah berlalu perlahan elyna membuka matanya dan betapa terkejutnya dia,didepannya.
Kakek yang memberikannya sebuah kalung menghilang bak ditelan bumi.bagaimana tidak setelah angin berlalu tiba tiba kakek itu menghilang,bahkan dia tidak meninggalkan jejak sedikitpun,dan jika ia pergi dengan berjalan pasti akan ada jejak darah yang berceceran karena dia tadi terluka parah.sulit dipercaya,atau jangan jangan angin tadi yang membawanya pergi,tidak mungkin.sepertinya aku sudah gila,lihat benar benar tidak ada orang disini,bahkan untuk sekedar lewat pun tidak ada, tempat ini benar benar sepi.
"Apa aku berhalusinasi,tapi bagaimana mungkin?"elyna menyentuh kalung yang terpasang dilehernya"kalung pemberiannya masih ada dan ini nyata,tapi kakek itu kemana?"elyna berpikir dengan keras atas apa yang dia alami barusan,sebuah kenyataan yang sulit dipercaya.
elyna mencoba melepas kalung itu dari lehernya tapi,kenapa tidak bisa,dia sudah mencoba mencari pengait yang ada di kalung itu,tapi dia tidak menemukannya,elyna mencoba menarik kalung itu dengan paksa agar kalung itu putus tapi yang ada bukannya putus malah membuat lehernya sakit kerana ikut tergesek dengan kalung itu.
"Kenapa tidak bisa?"gumamnya"Apa aku sudah gila? jelas jelas tadi aku melihatnya dan mencoba menolongnya,tapi sekarang"gadis itu kembali berucap dengan pelan."dia kemana?"elyna melihat ke segala penjuru jalan tapi tidak ada orang di tempatnya sekarang.
"Aneh,ahhh sudahlah,ini bisa membuatku gila"elyna mengacak rambutnya pelan,dan berjalan kembali ke rumahnya. Tapi baru selangkah,dia kembali menoleh ke belakang ditempat dimana kakek itu berada,tapi nihil tidak ada seorangpun di sana.akhirnya elyna memutuskan untuk cepat cepat kembali ke rumahnya dengan sedikit berlari.
Di sana,di bawah pohon rindang yang ada dipinggir jalan,seseorang berpakaian serba hitam dan mengenakan jubah tampak tersenyum dan berujar lirih
"Kau akan mengetahuinya nanti,waktu itu akan tiba,dan saya berharap kita akan bertemu lagi."
Angin berhembus dan seseorang itupun menghilang secara misterius ditengah gelapnya malam.Dilain tempat,seorang gadis terlihat terburu buru masuk ke dalam rumah dan mengunci pinta rumahnya dengan cepat,kemudian sang gadis menuju dapur dan mengambil segelas air putih dan membawanya ke meja yang ada di dalam ruangan itu.
"Hah"leganya ketika ia sudah menghabiskan air tadi dengan satu kali tarikan nafas.Dia elyna,gadis yang tadi mengalami hal aneh,bukan aneh lagi tapi sangat sangat aneh.
.....
"Bagaimana mungkin"ungkapnya saat kembali mengingat kejadian tadi, Dimana dia menolong seorang kakek dan berakhir menghilang begitu saja."apa aku salah lihat,tapi"ucapnya menggantung dan kembali melirik kalung indah yang terpasang di lehernya.
"Ahhhh,sudahlah,oke elyna lupakan tentang tadi,anggap saja kau tidak pernah mengalaminya"ucap elyna sambil memijit kepalanya karena pusing akan hal tadi.
Sekarang elyna tengah berada diruang tamu dengan menonton serial tv yang membuatnya cukup bosan,dia melirik jam dipergelangan tangannya,sudah pukul 23.45 menit.Artinya 15 menit lagi.
Elyna mematikan tv di hadapannya,dan melangkah ke ruang dapur untuk mengambil kue yang dibuatnya tadi tepatnya di dalam kulkas miliknya.elyna membawa kue itu kekamarnya dan meletakkannya di sebuah meja yang ada didekat tempat tidur gadis itu.Elyna pun duduk di kursi yang ada di dekat meja.
Diulang tahunnya yang ke-18 ini,dia bertekad,dia akan merayakan dengan senyuman,Elyna berjanji dia tidak akan menangis lagi seperti tahun tahun sebelumnya,dia akan tersenyum,dia tidak akan menitihkan air mata barang setetes pun.tapi akankah elyna sanggup untuk menepati janjinya?
Pukul 00.00 elyna menyalakan lilin di atas kuenya dan tersenyum."Selamat ulangtahun, selamat ulangtahun,selamat ulangtahun elyna,selamat ulang tahun." Bahkan baru bernyanyi pun suaranya sudah terdengar bergetar ,tapi ia berusaha untuk tetap kuat ..gadis itu pun merapatkan kedua tangannya di depan wajah dan membuat sebuah permohonan
Apapun yang terjadi ,aku berharap semuanya akan baik-baik saja,aku berharap aku akan bertemu dengan seseorang yang benar benar akan melindungiku,dan aku berharap aku akan menemukan sebuah kebahagiaan kelak.
Push,elyna meniup lilin itu dengan mata terpejam setelah dia mengatakan permohonannya di dalam hati.tanpa sadar setitik air mata jatuh.elyna melanggar janjinya bahwa dia tidak akan menjatuhkan air mata walaupun hanya setetes dia masih terlalu rapuh untuk menahan semuanya,elyna membuka matanya dengan pelan dan tersenyum seakan mengatakan bahwa dia baik baik saja.tapi,mata itu,kembali berlinang
"Aku baik baik saja"ucapnya lirih dengan senyum lebar tapi mata itu memancarkan kepedihan mendalam,bahkan sekarang sebulir air matanya kembali terjatuh,dia rapuh,rasanya sangat sesak.
"Aku rindu ayah,bunda,lihat aku sekarang sudah 18 tahun.kata bunda saat aku 18 tahun akan mengajakku untuk berliburan bersama dengan ayah,kita akan berlibur bersama selama seminggu sebagai kadoku yang ke18."elyna terisak air mata kembali berjatuhan seperti hujan,dia memegang dadanya,rasanya sangat sakit ketika dia mengigat ucapan bunda saat dia berumur 16 tahun.
"Tapi apa yang kudapatkan bunda,sudah 3 tahun aku mendapatkan kado yang seperti ini,kalian tega kepadaku ,memberiku kado yang berisi kesunyian, kesendirian.rasanya sakit ayah,bunda kenapa rasanya sangat sesak."elyna memukul dadanya beberapa kali untuk menghilangkan sesak itu.
"Aku tidak menangiskan?"dengan senyum lebar elyna berucap, tapi dia tidak bisa berbohong,air matanya masih terus berjatuhan."aku kuat,aku aku aku"elyna tidak bisa menahannya lagi sekarang,ia menagis dengan pilu.Siapapun yang mendengarnya akan merasa perihatin dan ikut terluka mendengarnya tapi nyatanya dia hanya sendirian.
"Ayah,bunda,elyna ngga kuat,elyna rapuh,elyna mau ayah bunda,elyna capek bun,tapi kenapa kalian tega tinggalin elyna sendirian seperti ini"elyna berucap dengan lirih,gadis itu meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalan,ia kembali terisak dan tak lama setelahnya,elyna menutup mata,akhirnya gelap menjemput dan ia pun terlelap dengan tubuh masih bergetar karena menangis tadi.
Disana,disudut ruangan dekat jendela kamar gadis yang sedang terlelap,terdapat bayangan yang secara perlahan berubah menjadi sesosok pria,disudut sana berdiri seorang pria tampan dengan pakaian khas kerajaan,pria itu mendekat dengan jubah yang melekat di punggungnya,memberikan kesan yang bermartabat,berkuasa,aura kepemimpinan yang sangat terasa,dan langkah yang penuh dengan perhitungan membuat siapa saja yang melihatnya akan tunduk memberikan hormat.
Pria itu menghampiri elyna yang sekarang terlihat tenang dalam tidurnya, memperhatikan wajah gadis di depannya dengan serius,ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah sang gadis,setelah puas memandangi,ia pun mengangkat tubuh elyna secara bridal style,dan meletakkan gadis itu di atas kasur,gadis itu terlihat sangat nyaman dalam pelukan pria misterius itu.
Setelah meletakkan elyna di atas tempat tidur,pria itu juga ikut tidur disamping elyna,dan membawa gadis itu kedalam pelukannya ,ia mengusap pelan kepala elyna,dan hanya dengan pikiran ia mengendalikan selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh elyna.sedangkan gadis di dekapannya hanya semakin merapat ke dalam pelukan sang pria untuk mencari kenyamanan dan kembali terlelap ketika mendapatkannya.
"Aku merindukanmu"lirihnya dengan mengecup kening gadis didepannya lama,dan tak terasa setetes air mata pun lolos dari tempatnya.
Sringgg,sringgg,srinngg
____________________________________
NHDY.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life is a journey,not a destination
Fantasyaku tidak mengerti dengan semua yang terjadi,semuanya berubah dalam sekejap mata,banyak pertanyaan yang membuatku pusing dan bingung dengan situasi yang sedang kuhadapi. tapi kenapa?semuanya terjadi ketika umurku tepat berusia 18 tahun.rasanya membu...