bag.3. mari mengenal para protagonis (2/3)

6K 839 32
                                    

3. Mari mengenal para protagonis!




LAKI-LAKI dengan kaos hitam itu menggertakkan gigi ketika didapati seorang gadis yang ia kerjai barusan menimpuknya dengan sebungkus roti hasil karyanya.

Elara Tsophia berdiri menjulang tepat di hadapannya, dengan tangan yang terlipat di dada serta sorot mata tajam dari kedua iris coklatnya. Ia menginjak roti yang jatuh dari wajah laki-laki itu.

"Gue baru tau ada cowok brengsek yang nggak tau terima kasih di sekolah elit ini." Lara bersuara dengan nada tak bersahabat, berusaha mati-matian untuk menahan diri karena gemas setengah mati ingin menonjok wajah cowok ini.

Barusan Lara menyadari, bahwa cowok ganteng yang terlihat kalem dan polos di kantin tadi adalah Dean. Radean Alangga Vallan, tangan kanan Angkasa, alias pemeran penting yang selalu berada di pihak Angkasa apapun yang terjadi. Jadi, sudah menjadi perannya untuk ikut membenci Lara.

Dean saat ini hanya terdiam datar.

Ah, Lara lupa kalau Dean memiliki watak sedingin es. Satu-satunya tokoh yang Lara buat tidak akan membuka suaranya kalau tidak ada sesuatu yang genting, atau, kalau bukan untuk para protagonis. Dean juga memiliki otak yang cerdas dan bisa melakukan apapun pada apa yang tidak ia sukai. Parahnya, jika ia atau temannya melakukan suatu kejahatan, otak liciknya akan dengan sempurna menutup segalanya. Hingga tidak pernah tercium barang sekali pun, sampai saat ini.

Laki-laki ini sama berbahayanya dengan Angkasa.

Lara meneguk ludah. Ugh, gara-gara emosi, gue sampe lupa sama anak psikopat gue yang satu ini.

Mencoba tak gentar, kembali menatap mata Dean dengan sisa keganasannya. Tapi yang ada, Lara malah jadi gugup. Fuck!

Tidak disangka, Dean malah berputar balik dan berjalan tanpa mengacuhkan Lara. Lara mengernyit kesal.

Beraninya dia ninggalin ibunya gitu aja. Anak bangsat.

"DEAN!" teriak Lara kelewat kencang. Maaf, Lara emosi lagi. Ia tidak terima diperlakukan seperti sampah oleh anaknya sendiri.

Lara harus melawan.

Dean mengerutkan kening, kesal. Ternyata mukanya masih bisa terbentuk emosi, kagum Lara. "Lo mau kemana? Gue masih belum selesai!"

"Lo yang sengaja, kan?" Kali ini Dean membuka mulutnya. Tatapannya sudah seperti pisau saja, tajam sekali sampai Lara merinding.

"Sengaja?"

"Lo tau kalau gue alergi blueberry."

Apa?

Dean alergi blueberry? Seingat Lara, ia tidak pernah menulis itu. Memang sih, di novel, kemunculan Dean tidak pernah ia buat sampai masuk ke akar kehidupannya, tapi tetap saja, aneh kalau Elara Tsophia sampai tahu makanan apa yang bisa membuat Dean alergi. Sebab dua orang itu sangat jarang berinteraksi. Dean yang terlalu sibuk dengan dunianya dan Elara Tsophia yang memang tidak mau mengganggunya, karena dia paham bahwa Radean itu berbahaya.

Meski sangat jarang terlihat bertengkar, Lara tahu bahwa Dean pasti ikut tidak menyukai sang antagonis. Lara tidak bisa membayangkan berapa persen kenaikan kebencian yang ia terima sekarang karena memberi cowok itu sesuatu yang ia benci, akibat ulahnya sendiri.

Dean pasti menganggap kalau Lara mau mencelakainya. Shit!

"Bu-bukan itu, maksud gue," Dengan suara terbata Lara berusaha menjelaskan. Panik kalau-kalau nantinya Dean akan bersekongkol dengan Angkasa untuk membunuhnya. Walau itu adalah sebuah kemungkinan yang bisa terjadi, setidaknya untuk saat ini, Lara akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan masa hidupnya. "Dean—"

Lara vs EveryoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang