02

2.2K 146 19
                                    

Komen gw~~~
Vote gw~~~
Atau gw gentayangan...uuu👻

Pagi harinya sang bibi datang kekamar Anan dengan senyum bahagia, pasalnya saat dia sampai dirumah sakit dia dipanggil oleh dokter yg menangani Anan. Dokter itu bilang bahwa Anan sudah dinyatakan pulih dan boleh pulang dua hari lagi.

Anan terbangun saat dirasanya ada seseorang yg menggeser kursi kearahnya, dibukanya matanya yg sembab pelan dan melihat sang bibi yg menatapnya bingung dengan alis bertaut.

" Sayang, kau sudah bangun, kenapa kau seperti bekas menangis? Ada yg sakit sayang? Bilang pada bibi...eum.." tanya bibinya bertubi tubi dan Anan mendudukan dirinya, tangannya terangkat dan membuat isarat pada bibinya.

Aku ingin pulang, aku merindukan rumah, bibi.

Ujarnya dan bibinya tersenyum dan mengusap lembut rambutnya.

" Tentu sayang, dokter bilang kau dua hari lagi akan pulang, jadi sabar ya." Tawar sang bibi dan memeluk hangat Anan yg saat ini diam dengan mata yg berembun.



Dua hari kemudian Anan sudah diperbolehkan pulang. Sang bibi yg sudah seperti ibu kandungnya sangat menjaga dan merawatnya dengan telanten.

" Nah, kamu istirahat saja dulu, bibi tinggal ketoko ya, kalo mau apa-apa atau menginginkan sesuatu telpon saja bibi meski tidak ada jawaban pun bibi akan datang." Jelas sang bibi dan beranjak pergi sebelum menyelimuti tubuh Anan.


Seminggu kini berlalu, Anan memulai aktivitasnya membuat kue nastar cookies ditoko bibinya. Memang sebelum musibah itu menimpanya, iya sudah terbiasa membuat kue-kue kecil itu, dan sekarang pun begitu, dia membuat, menuang dan mencetak kuenya meski sedikit susah karena fisiknya.

Tringggg

Bunyi bel pada pintu toko menandakan jika ada tamu yg masuk.

" Selamat datang tuan, ada yg ada butuhkan?" Tanya sang bibi dengan senyum cerianya.

Tapi orang itu hanya diam memperhatikan sekitar, melihat semua bentuk kue kue an yg tersaji nikmat dan lezat didalam telasi.

Tak berapa lama kemudian masuk lagi tiga orang pria dan berdiri dibelakang pria yg masih fokus melihat kue yg berjejer rapi itu hingga matanya menatap satu piring kue cookies coklat.

" Siapa pembuat cookies ini?" Tanya pria yg tak lain adalah Denri itu.

Saat bibinya ingin menjawab pintu dibelakang nya tebuka dan menampilkan Anan dengan nampan cookies nya dan langkah yg terseok krn memegangi tongkat penyangga kakinya.

Tanpa sengaja mata mereka bertemu dan Anan langsung memucat, berbeda dengan Denri yg semula berwajah datar kini menyeringai licik padanya.

Prangkkk

Bunyi nampan itu terjatuh kelantai dan menumpahkan semua isinya.

Denri berjalan perlahan mendekat dimana Anan berdiri dengan ketakutan.

Setelah berhadapan, Denri langsung membungkuk dan memungut kue itu lalu berdiri lagi setelah meletakan nampan berisi kue itu ketangan Anan yg waras.

" Heh, aku sudah mencari mu kemana-mana ternyata kau ada disini. Baiklah, mungkin aku akan ' menengokmu ' lain waktu." Bisiknya dihadapan Anan yg semakin gugup dan takut melangkah mundur kebelakang.

" Maaf, merepotkan, apa anda mengenal keponakan saya? Apa anda teman kampusnya"? Tanya si bibi yg tidak tau apa-apa.

" Ya nyonya, saya dan teman-teman saya teman sekampusnya. Benarkan?" Tanya Denri ringan pada para sahabat dan dibalas anggukan dan lambaian peng yakinan.

No Limit " End "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang