04

2.3K 126 19
                                    

Ku menangiiissss ....
Membayangkan....

Jgn dilanjutin, eneg gw dengernya.

Mending kasih gw vote n komen berisi saran dan kritik yg gk pedas.

Gw download lagu Rossa yg atas noh, pas keluar banyak versinya. Gw download lah versi Korea, pas nyanyi tetep aja gw nyanyi bhs indo. Lahat gw pake sok sok an nyanyi bhs Korea, versi infonya aja gw gk hafal🤣🤣 jgn tiru gw ye, adegannya berbahaya🤣🤣


Empat bulan sudah Anan meninggalkan Denri, empat bulan itu pula Denri berubah menjadi sosok pendiam dan dingin. Bahkan para gadis yg berjejer rapi dikampus maupun diluar kampus tak dipedulikan nya. Selama empat bulan ini jua dia terus mencari dimana Anan kini tinggal.

Sementara ditempat Anan.

Saat ini dengan penuh senyuman Anan membuat kue kering untuk dijualnya. Yah, Anan dan bibinya memulai lagi usahanya dari kecil, mereka membeli sebuah toko kecil didaerah dekat tempat tinggal mereka. Keadaan Anan kini agak membaik, tubuhnya yg kurus kini agak gemuk, pipi yg dulu Tirus kini mencubby.

Dengan satu tangan ia mencoba mengeluarkan satu nampan cookies coklat dari oven lalu membawanya kedepan untuk dijual.

Namun rasa pusing dan mual yg sejak beberapa Minggu lalu itu terus saja mengganggunya. Membuat ia banyak istirahat, tak ayal jua sering kali kue yang ia panggang ia makan sendiri. Membuat bibi hanya tertawa melihatnya. Baginya kini, disini Anan terlihat sehat dan bahagia, meski fisiknya cacat dan sulit bicara.

" Kau kenapa nak?" Tanya bibi panik saat melihat Anan agak terhuyung dan memijat keningnya.

" Hen ah bih, pu hing asa ha.( Entah bi, pusing rasanya )"

" Kalau begitu istirahat saja, biar bibi yg sambung, nanti pulangnya kita kedokter ya."

Dan tanpa menolak Anan hanya bisa mengiyakan saja, toh kepalanya benar-benar pusing.

Setelah toko tutup bibinya membawanya kedokter.

" jadi sudah berapa lama anda pusing, mual, muntah dan lemas?" Tanya pak dokter.

" Dia bilang sejak beberapa Minggu yg lalu dok." Jwb si bibi mewakili sesuai isarat tangan Anan.

" Jadi...keponakan saya sakit apa dok?" Tanya si bibi khwatir.

" Tidak sakit Bu, dan setelah melalui serangkaian tes, kami mendiagnosa kalau keponakan anda tengah hamil 3 bulan Bu. Selamat."

" Apa? Jangan bercanda dok!"

" Saya tidak bercanda Bu, ini kertas hasil lab dan USG, semua mengarah kesana. Saya paham dengan pemikiran anda bahwa dia laki-laki tapi percayalah Bu, didunia ini tak ada yg tidak mungkin. Seorang wanita tulen pun ada yg terlahir tapi tidak memiliki kantung rahim jadi tidak mustahil kan dengan apa yg terjadi pada keponakan anda. Saran saya berhati-hati dalam beraktivitas krn ini masih rawan Bu. Dan ini saya resepkan beberapa vitamin."

" Baik dok. terimakasih"

Anan pun dibimbing dengan hati-hati oleh bibinya. Si bibi masih diam memperhatikan raut wajah Anan yg sedari tadi hanya terlihat diam dan mengusap kecil perutnya sejak ia diberitahukan hamil. Namun, raut itu raut tak terbaca, senang atau kah sedih, terima atau tidak, itu yg membuat bibinya risau.

Sesampainya dirumah Anan duduk didepan TV masih dengan keterdiamannya.
Bibinya yg tidak tahan akhirnya bertanya.

" Nan...apa yg kau pikirkan?"

" Au mi i an heheoang bih ( aku memikirkan seseorang bi)"

" Seseorang? Apakah ayahnya?" Tanya bibinya hati-hati.

No Limit " End "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang