Sedingin Es

26.5K 264 8
                                    

Hai hai, aku tayang lagi nih.

Ini sequel untuk cerita Mey dan Arslan ya.
Aku harap kalian juga suka dan menikmati cerita ini. Aamiin.

Happy reading and enjoy it, please.

Jangan lupa tekan bintangnya ya...

*******

Pagi yang cerah, tapi tak secerah hati gadis itu. Gadis, yang kini tengah duduk termenung menatap bunga yang ada di halaman belakang rumahnya. Rumah, yang dia harapkan selalu penuh kehangatan dan cinta di dalamnya. Nyatanya, rumah ini sepi. Dingin. Berbanding terbalik dengan harapannya.

Dia adalah, Shanum Pradipta. Putri sulung dari pasangan Bara Pradipta dan Lintang Gemintang. Gadis, yang telah resmi menjadi seorang istri dari  Ahsan Nuzulan Kareem karna sebuah keterpaksaan, empat bulan lalu itu tengah menatap kosong pada bunga di depannya.

Tiga puluh menit berlalu, sejak kepergian sang suami bekerja, dia tetap bertahan pada posisinya. Diliriknya, sarapan spesial yang dia siapkan sejak subuh tadi di atas meja, utuh tak tersentuh. Padahal, dia sudah berusaha sangat keras untuk membuatkan semua itu pagi ini. Karna, dia ingat jika hari ini adalah hari spesial untuk Ahsan. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Ahsan yang ke 26 tahun. 

Dia mengingat kejadian tadi pagi, di mana dia menyambut Ahsan yang baru keluar dari kamar dengan penuh senyuman. Sambil membawa sebuah kue di tangannya, Shanum menyanyikan lagu ulang tahun dan berjalan mendekati Ahsan. Namun, Ahsan hanya menanggapi datar apa yang Shanum lakukan untuknya.

"Maaf, saya ga pernah merayakan hal seperti ini," ucapnya dingin dan berlalu begitu saja dari hadapan Shanum. Senyum yang terkembang di bibirnya, perlahan memudar seiring dengan mata yang mulai memanas.

Cepat, Shanum berbalik dan menyusul Ahsan untuk menyantap sarapan bersama.

"Mas, seengganya ayo, kita sarapan bersama dulu pagi ini," pintanya sambil menahan lengan Ahsan.

Ahsan menatap Shanum, lalu beralih menatap lengannya yang dipegang oleh Shanum. Dan secepat kilat, Shanum melepas pegangannya ketika dia sadar bahwa dia telah salah menyentuh Ahsan.

"Kamu makan sendiri aja dulu. Saya ada pertemuan dengan suplier pagi ini."

Mengucap salam, Ahsan pergi begitu saja meninggalkan Shanum yang terpaku menatapnya. Bahkan, dia juga tak memberikan kesempatan pada Shanum untuk sekedar mencium tangannya, layaknya pasangan suami istri lainnya.

Jebol sudah pertahanan Shanum, saat mendengar pintu pagar yang tertutup dan deru mobil yang terdengar semakin jauh setelahnya.

Dia tau, harusnya dia tak memaksakan kehendak orang tua mereka untuk menikah dengan Ahsan. Dia, teringat kejadian empat bulan lalu, sehari sebelum hari pernikahannya yang gagal dengan sang pujaan hati, Miko.

Suasana rumah, sudah sangat ramai dengan para tetangga yang datang untuk acara pengajian sore ini. Lalu lalang tetangga yang ikut membantu mempersiapkan acara, juga terlihat di setiap sudut rumah. Lepas ashar, pengajian pun dimulai. Semua berjalan dengan lancar, sesuai harapan keluarga Shanum. Bahkan, ketika seorang ustadzah memberikan ceramah tentang pernikahan pun, Shanum simak dengan baik.

Selesai acara, Shanum langsung pamit menuju kamar pengantinnya. Karna, barusan petugas salon langganan Shanum yang dia pesan sudah datang dengan peralatannya. Dia, akan menikmati pijatan dan lulur setelahnya, agar esok hari tubuh dan wajahnya bisa terlibat segar.

Senyum di wajahnya tak bisa lepas sedikitpun. Membuktikan bahwa hari ini, dia memang benar-benar bahagia. Pikirannya dipenuhi oleh sang kekasih kini. 

AHSAN (Terpaksa Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang