Pagi, begitu sibuk di kediaman Mey. Kabar pernikahan yang begitu mendadak, membuat semua keluarga kalang kabut karnanya. Bahkan, mereka baru bisa tidur ketika jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Setidaknya, meski mendadak semua persiapan sudah selesai. Hantaran yang dibeli pun, sudah cukup jumlahnya.
"Nan, coba cek mas kamu di kamarnya. Udah selesai belum dia?" pinta Mey pada Afnan.
"Ga perlu, Mah. Mas, udah siap kok." Belum sempat Afnan beranjak, ternyata Ahsan sudah lebih dulu keluar dari kamarnya.
"Masyaallaah. Tampan banget sih, anak Mamah yang satu ini." Mey, langsung menghampiri Ahsan dan merapihkan jasnya.
Mey menatap Ahsan, haru. Diusapnya, pipi sang anak lembut.
"Makasih ya, Sayang. Kamu, udah mau memenuhi permintaan konyol Mamah ini." Jujur saja. Mey, khawatir jika Ahsan merasa terbebani dengan pernikahan ini. Karna, Ahsan menyetujui pernikahan ini, hanya karna permintaannya saja. Bukan murni keinginannya.
"Kamu, lagi ga suka sama perempuan mana pun kan, Mas?" tanyanya hati-hati.
"Ga kok, Mah. Mas, lagi ga menyukai siapapun," jawabnya menenangkan hati Sang Mamah.
Seketika, senyum terbit di wajah Mey. Lega, setelah mengetahui bahwa sang anak sedang tak menyukai siapapun. Itu berarti, ada peluang untuknya jatuh cinta pada Shanum.
Kini, semua telah bersiap untuk berangkat menuju kediaman Shanum.
***
"Pengantin, kok cemberut aja, sih" goda Lintang, berusaha mencairkan suasana yang panas sejak subuh tadi.
Setelah shalat subuh, Shanum memang sengaja lebih memilih untuk diam. Lelah rasanya, jika harus berdebat kembali dengan kedua orang tua dan opahnya, terkait masalah pernikahan hari ini.
"Mamah harap, kamu mengerti dengan keputusan yang kami ambil ini, Cha." Lintang, membelai punggung Shanum yang telah terbalut kebaya berwarna putih gading. "Pernikahan ini, bukan cuma menyelamatkan reputasi keluarga kita. Lebih dari itu. Pernikahan ini, bisa menyelamatkan reputasi kamu yang dihancurkan oleh Miko." Lintang, mengembuskan napas berat setelah mengatakan hal itu.
Memang, ini semua bukan semata demi nama besar Pradipta. Tapi justru, demi nama baik Shanum sendiri. Mereka, hanya ingin menyelamatkan Shanum dari cemoohan orang-orang, karna Shanum ditinggal Miko. Tepat, sehari sebelum pesta pernikahan mereka digelar.
Akan ada banyak cibiran dan nyinyiran negatif, yang pasti akan melekat pada nama Shanum nantinya, jika pernikahannya batal. Untuk itulah, mereka memilih untuk tetap menikahkan Shanum. Meski, harus dengan mempelai pengganti.
Lagi pula, mereka tak perlu khawatir Shanum jatuh ke tangan yang salah. Karna mereka semua tau, Ahsan adalah pria yang baik. Juga, mereka sudah saling kenal dan dekat sejak masih kecil dulu. Pasti, kehidupan rumah tangga mereka akan baik-baik saja. Pikir mereka seperti itu.
Lintang meninggalkan Shanum di kamar bersama Erisa Pradipta, adik bungsu Shanum.
"Senyum dong, Kak. Jangan sedih terus, lah," pinta Risa pada Shanum, sambil menarik kedua sudut bibir Shanum dengan jarinya.
"Kamu, ga ngerti gimana perasaan Kakak, Ris," sentaknya, membuat Risa cemberut.
"Apa Kakak pikir, cuma Kakak aja yang merasa terpaksa dengan pernikahan ini? Apa Kakak pikir, mas Ahsan dengan sukarela menjadi pengantin pengganti hari ini?" tanyanya penuh penekanan.
Shanum tersadar kemudian.
"Benar. Bukan hanya aku yang terpaksa menjalani pernikahan ini. Tapi, mas Ahsan pasti lebih terpaksa lagi karna harus menyelamatkan harga diriku," Bathin Shanum berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
AHSAN (Terpaksa Menikah)
Romance21+ Menikahi seseorang yang sudah dianggap sebagai adik sendiri, justru membuat Ahsan menciptakan jarak yang sangat jauh pada Shanum. Pernikahan hangat yang selalu diimpikan Shanum, nyatanya berubah menjadi pernikahan sedingin es. Dapatkah kebekuan...