Inikah solusinya?

9K 181 3
                                    

"Kita, bisa meminta Ahsan untuk menikah dengan Shanum besok."

Ucapan Pradipta, sontak membuat semua yang ada di ruangan itu tercengang. Seketika, semua menoleh ke arah Ahsan. Bara dan Lintang sendiri, pada akhirnya saling tatap. Tak lama, Bara menganggukkan kepalanya. Lalu, Lintang langsung memutar tubuhnya menghadap Mey.

"Mey, tolong aku. Selamatkan, harga diri Shanum," ucapnya, memohon sambil memegang tangan Mey.

Mey yang kaget dengan permintaan Lintang, diam, tak tau harus menjawab apa.

"Mey," ulang Lintang memanggil.

"Aku, ga bisa kasih keputusan, Lin. Andai, aku bersedia pun belum tentu Ahsan bersedia. Karena nantinya, yang akan menjalani pernikahan ini adalah Ahsan," jawab Mey ragu.

Lintang langsung bangkit dari duduknya dan mendekati Ahsan dengan segera.

"San, Tante mohon. Bantu keluarga Tante kali ini." Lintang, menangkupkan kedua tangannya di depan dada, seraya menunduk memohon pada Ahsan.

Ahsan, merasa tak enak dengan perlakuan Lintang.

"Jangan kaya gini, Tan. Ahsan yakin, pasti ada solusi lain buat masalah ini," tolaknya halus.

Sungguh, sebenarnya Ahsan merasa tak tega melihat kesedihan keluarga Lintang. Terutama, Shanum. Gadis itu terlihat begitu terpukul dan putus asa. Tapi, dia juga tak mau jika harus dipaksa seperti ini.

Lintang tentunduk. Tak lama kemudian, dia terisak. Sedangkan Shanum sendiri, dia memilih beranjak menuju kamarnya dan mengurung diri disana.

Semua pasrah, jika pada akhirnya acara besok harus batal.

Mey, pamit undur diri bersama kedua anaknya. Meskipun, merasa tak enak hati karna tak bisa memenuhi permintaan Lintang. Tapi, dia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja. Lintang sendiri, meminta maaf karna sudah meminta hal konyol pada Ahsan. Dia sadar, jika pernikahan bukanlah sebuah ikatan yang dapat dimainkan. Maka dari itu, dia tidak memaksa lagi.

***

Suasana di mobil hening, semua larut dalam pikirannya masing-masing.

"Mas," panggil Mey, pada Ahsan yang tengah fokus mengemudi.

Tanpa berniat menoleh, Ahsan hanya menanggapi dengan deheman saja.

"Kamu, beneran ga mau nolongin keluarga tante Lintang, Mas?"

Bunyi ban yang berdecit di aspal karna rem yang diinjak secara mendadak, terdengar. Bersamaan, dengan suara benturan kecil di dalam mobil.

"Astaghfirullah!?"

"Awh!?" teriak Mey dan Afnan bersamaan.

Reflek, Mey memukul lengan Ahsan.

"Kamu tuh, apa-apaan sih, Mas. Main ngerem mendadak kaya gitu," omelnya sambil mengusap jidatnya, yang terbentur dashboard.

"Tau nih, Mas. Gue sampe nyusruk, nih." Afnan mengikuti.

"Maaf." Hanya itu, kata yang keluar dari mulut Ahsan. Lalu setelahnya, dia melajukan lagi mobilnya.

"Tapi serius deh, Mas. Mamah tuh, berharap kamu bisa bantu tante Lintang dengan menggantikan calon suaminya besok," ucap Mey, penuh harap.

Ahsan, memilih diam tak menanggapi ucapan mamahnya itu.

Sisa perjalanan, mereka habiskan dengan keheningan. Tak ada satupun, yang bersuara. Bahkan, hingga mereka masuk ke rumah pun, mereka masih setia dengan diamnya.

"Mas." Mey mencegat Ahsan, saat dia hendak menuju kamarnya.

"Apalagi Mah?" tanya Ahsan lelah.

"Beneran, Mas. Kamu, ga mau nikah sama Shanum besok?" tanyanya untuk yang kesekian kalinya.

AHSAN (Terpaksa Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang